[Complete] ❝Berhenti mengatakan ingin pergi- atau kurobek mulutmu.❞
Satu-satunya orang yang tidak pernah menggubris apapun tentang hidup pria itu, hanya aku. Tapi siapa sangka, malah aku yang terjebak di kehidupannya. Alih-alih berusaha untuk kelu...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
“Jeon bilang, kau pacarnya.”
Ooh pacarnya.
—Apa?! Dia gila?
Pacarnya apaan, aku Kim Yurin. Aku tidak suka Jungkook dan tidak pernah ada hubungan apapun dengannya. Sadarlah wahai manusia.
“Baiklah ini sudah keterlaluan, aku benar-benar tidak mengerti. Aku tidak pernah punya hubungan dengannya, dan aku tidak suka jika—”
“Eyyy— sabar-sabar, jangan emosi,”
Eyy? Dasar manusia siluman kera. Siapa lagi yang akan mengatakan eyyy dengan nada paling menyebalkan selain Hera. Aku langsung menidih kasurku dengan tidihan kesal. Hampir saja aku ingin memaki 'kakaknya Jungkook'.
“Kurang ajar!” dengan menggertakkan kaki ke lantai, aku langsung memakinya kesal.
“Ini hanya bergurau, ini prank, ayolah— kita tidak boleh memasukkannya kehati.”
Tidak memasukkannya kehati?! Aku shock dan dia bilang hanya bergurau? Memang ya, kalau siluman kera, seperti itu kelakuannya.
“Ya-ya-ya, terserah kau. Aku ingin tidur, akan kututup telepon tidak jelasmu ini—” aku hendak mengalihkan ponselku dari telinga, namun suara cempreng Hera mengambil atensiku kembali.
“Tunggu!! Ada kabar penting, dan kau harus mendengarnya sedikit.” sepertinya kabar yang bagus. Hera terdengar antusias.
“Baiklah, kabar apa? Cepat beritahu aku,” kataku sedikit malas. Aku hanya berpura-pura malas agar tidak di cap suka bergosip. Sebenarnya aku selalu suka mendengar hot issue disekolah. Tentang siapapun, kecuali Jungkook. Ah tidak, aku bercanda. Aku juga suka berita penting tentang Jungkook, selagi itu menguntungkan untukku dan batinku.
“Kau kenal Hyuna?”
Aku menyipitkan mata, dan berfikir sejenak, meski nama Hyuna terlintas sebentar, namun, sepertinya aku mengenalnya. “Iya, aku mungkin kenal, ada apa dengannya?”
“Whoa! Kau tahu? Kemarin rupanya, dia pulang sekolah bersama Jungkook, dan kau tahu? Jungkook bahkan bersikap manis kepadanya, maksudku Jungkook sep—”
Aku langsung buka suara dengn datar, sedatar wajahku saat ini, “Ya, pabboya? Kau kira aku akan mendengarkan ocehanmu tentang Jungkook? Tidak penting untukku!” aku berteriak untuk kalimat terakhirku.
[Ya pabboya: hei, kau bodoh?]
“Eyyy, ini bukan hanya tentang Jungkook!”
Baiklah, aku penasaran.
“Lalu? Aku tahu, ini tentang Jungkook dan Hyuna kan? Mereka mungkin menjalin hubungan, atau jangan-jangan mereka sudah dijodohkan? Whoa! Akan seru sepertinya.”
