12 - 그룹을 떠나 (leave the group)

7.5K 620 52
                                    

“Hey, hey, lihat aku,” dia mencoba membuat aku mendongak, “Sayang.. Lihat aku..”

Aku yang masih dengan deru nafas yang tidak teratur mencoba mendongak, memperhatikan wajahnya dengan seksama.

Dia memegang pipiku. Tangan yang terasa hangat dan sedikit kasar itu mengusap pipiku lembut, “Semua akan baik-baik saja, percayalah.”

Lelaki itu memiringkan kepalanya sedikit, dan bergumam, “Hm?” seraya tersenyum tipis, dia mencoba meyakinkan aku, bahwa semua akan baik-baik saja.

“Ta-tapi Hanj—”

“Dia akan kesurga.” suara Jungkook cukup berat dan dalam, aku sampai merinding mendengarnya.

“Kau sudah gila Jung..” aku melangkah mundur, menjauh darinya.

“Kau sakit jiwa! Berhenti melakukan itu lagi! Bagaimana dengan ayah dan ibunya?! Bagaimana dengan les musiknya? Dan teman-temannya disana?! Kau membandingkan masa lalumu, dengan hidup Hanjae? Kau cukup pintar, tapi kau tidak dapat membedakan yang mana anak kecil, dan yang mana dosa-dosa orang tuamu dimasa lalu!”

Semua teriakanku, bergema diruangan ini, di ikuti dengan suara tarikan nafas yang kasar, “Berhenti menjadi iblis seperti tadi!”

Jungkook diam. Berdiri tanpa memgeluarkan sepatah katapun, dia menatap aku yang sudah linglung dengan deru nafas yang tidak teratur.

“Tidak perlu mengekspresikannya secara berlebihan. Membunuh adalah kebutuhan dan hobiku. Kau tidak akan mengerti.” diamengatakan itu drngan datar dan berbalik memunggungiku, lalu pergi meninggalkanku.

Sebuah kepalan sudah tercipta ditanganku, aku sudah muak ya Tuhan!

Tatapanku hanya mengarah pada tubuhnya yang mulai menjauh. Dengan rasa kesal, marah, kecewa, takut, berani, dan benci, aku berlari mengejarnya.

Ya saekkia!

Dia yang mendengar teriakanku lalu berbalik dan terkejut, saat aku berlari seraya menyodorkan kepalan. Aku memukul-mukul dadanya, memukulnya dengan sekuat tenaga, menyalurkan semua rasa kecewaku ditubuh Jungkook.

“Hey, hey.. Yurin,” dia terlihat mencoba menghentikan tumbukanku yang sudah bertubi-tubi menyerang dadanya. Lelaki itu mengamati tanganku yang tidak berhenti bergerak.

Sukses membuat aku dan dia terlihat seperti sedang bertengkar. Namun nyatanya.. Jungkook tidak bertindak untuk melukaiku sedikitpun.

“Berengsek! Kurang ajar! Bunuh saja aku! Bunuh cepat! Bu—” ucapanku sontak tertahan karena tanganku sukses dikunci olehnya. Pergerakanku dihetikan. Nyaris terhenti.

“Sayang.. Dengarkan aku.. Hey, hey.. Lihat mataku, lihat..” Jungkook berusaha mengalihkan atensiku. Dia menatap lekat mataku, seperti ingin memberikan kekuatan.

“Siapa yang akan membunuhmu? Tidak ada. Tidak akan ada yang menyakitimu, termasuk psikopat sepertiku.” dia mengatakan itu dengan hangat yang cukup kuat. Aku tidak ingin percaya, tapi itu seperti nyata.

“Aku..” aku mulai melirih, tidak sanggup untuk bicara lagi, “Hanjae—”

“Kemarilah..” tangannya yang semula berada dipundakku kini beralih mengambil punggungku, dan menariknya kepelukan,

“Hanjae, aku yang tangani. Kau tidak aku izinkan untuk memikirkan apapun. Belajar dan bersenang-senanglah, tidak akan ada yang membuatmu merasa tidak nyaman.” kalimat itu muncul disela-sela pelukan kami. Dan seketika tanganku ikut terangkat untuk memeluknya. Aku butuh kekuatan.

Meski aku meminta kekuatan itu kepada orang yang sudah membuatku lemah selemah mungkin. Mati rasa. tidak berkutik.

Dia melepaskan pelukannya dengan pelan, dan tersenyum. Lalu dengan tatapan yang hangat, dia memajukan wajahnya untuk mencium kedua mataku secara bergantian.

Romantic Of Psychopath || JJK (Sudah Terbit. Tidak Tersedia di Toko Obat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang