17 - 2 일째 (Day 2)

7.1K 489 47
                                    

Teriakan itu mulai menghancurkan tidurku. Membangunkanku dari seluruh kegelapan yang sempat sunyi dan diam terborgol kejahatan.

-
-
-

Setelah Jungkook memintaku untuk menemaninya bolos selama lima hari, aku jadi bingung sendiri. Kenapa harus lima hari, apa waktunya memang sudah ditetapkan?

Sesuatu yang terlintas dipikiranku, selalu saja tentang kepergian Jungkook setelah lima hari berakhir. Tanpa aku sadari, secercah harapan tidak pernah muncul, semisalnya aku ingin dia tetap menjadi dia yang selalu ada didekatku.

Dia yang suka bersandiwara.

Dia yang kasar.

Dia yang punya banyak penggemar.

Dia yang suka membunuh. Baiklah, poin ini tidak termasuk kedalam list keinginanku.

Dia yang suka mengancam.

Dan, dia yang suka mengatakan “Jangan membantah, atau kubunuh kau.”

Semua terasa baik-baik saja semenjak aku sering bersamanya. Meski ada rasa sakit yang terkadang lewat dan melukaiku. Tapi semuanya dilakukan semata-mata bukan untuk menyakitiku, melainkan, untuk mengobati rasa sakit batin dan mental yang dia terima.

Menurutinya, untuk kali ini, adalah tindakan yang jauh lebih baik, daripada harus membantah dan disiksa lagi. Cukup tanganku saja yang sudah terbakar, dan luka-luka. Jangan bagian tubuhku yang lain— meski agak sedikit ralat— bagian itu jauh lebih membuatku sakit.

Sudah terlewati juga. Kalimat itu yang kerap menjadi menopang dari kesekian banyak rasa hancurnya harga diriku. Jadi, sudahlah.

Setelah menceritakan tentang ibunya, Jungkook sering terlihat murung. Dia tidak bersemangat, bahkan disaat aku menyuruhnya untuk duduk didekatku dan main game bersama atau mengerjakan hal lain berdua, dia menangkap sinyal itu dengan lesuh.

Beberapa kali juga aku mendengarnya mengigau tentng hal aneh saat sudah tidur.

Dia mengatakan, “Selamatkanlah aku!

Dia menyuruhku tidur dikasur sendirian, dan dia tidur disofa yang berada tepat dipinggir kamar. Tapi gigauannya cukup nyaring terdengar ditelingaku meski jarak kami sudah lumayan jauh. Jungkook bilang, dia takut kehilangan kendali, dan melakukan kesalahan itu— lagi. Tapi aku rasa, ada alasan lain yang hendak disembunyikan olehnya. Tapi aku tidak yakin dengan itu.

He said: “Tidurlah diranjangku sendirian, karena dia tidak akan menjamahimu seperti kejahatan yang aku lakukan kemarin. Jadi, tidurlah dengan nyenyak.

Aku juga tahu, bahwa kasur tidak akan menyetubuhiku. Anak yang berusia dua tahun juga tahu tentang itu. Tapi, dia seperti sangat menyesal atas perbuatannya. Tatapannya selalu tersorot kecewa. Beberapa kali, aku memergokinya sedang menahan tangis sampai aku tidak dapat menghitung tempatnya. Dia menangis saat mengambil air minum didapur, lalu aku mendapatinya menangis disaat mengambil kunci mobil dan beberapa kali seanjutnya dalam sehari. Rasanya sakit, tapi aku tidak tahu dia kenapa.

Apa menyetubuhiku, membuatnya begitu terluka?

Bukannya aku yang harusnya marah? Kecewa dan merasa sakit?

Ada sesuatu yang lain mungkin singgah dibenaknya. Membuatnya ingin sekali merasa menyesal.

Untuk pertama kalinya. Aku tidak percaya dengan instingku sendiri. Dan itu karena— Jeon Jungkook.

Romantic Of Psychopath || JJK (Sudah Terbit. Tidak Tersedia di Toko Obat)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang