5

3.7K 253 4
                                    

Jam telah menunjukkan ke angka tujuh, namun pemilik kamar masih asik menyelami mimpi. Dengan selimut yang hanya menutupi kaki miliknya, membuat seseorang yang baru saja masuk ke kamar nya menggeleng kan kepala. Lelaki itu pun mendekat.

“Bangun, jung”  Lelaki itu pun menundukkan kepala dan berbisik di telinga jungkook untuk membangunkan nya.

“Eung, lima menit lagi hyungie~” rengek jungkook.

Bukannya terbangun, jungkook malah kembali menarik selimut untuk menutupi tubuhnya. Membuat siapa pun akan terkekeh gemas melihatnya. Ia pun menduduki dirinya diatas ranjang tepatnya disebelah jungkook yang sedang terlelap.

Ia pun mengedarkan pandangan nya keseluruh ruangan. Dinding yang banyak dihiasi foto kenangan jungkook semasa kecil hingga sekarang. Ruangan yang didominasi warna baby blue dan putih membuat kesan sejuk dan seolah menarik untuk betah berlama-lama disini.

Terdengar dengkuran halus dari mulut jungkook. Ia pun lantas memperhatikan lekat wajah jungkook. Tanpa sadar ia pun kembali menundukkan kepala dan mengecup dahi jungkook. Namun, lagi lagi ia tertawa-mengingat ia yang diam-diam mencuri kecupan kekasih hyungnya sendiri. Yap lelaki itu Hyunjin.

Ia pun mengelus halus rambut dan merapikan poni yang menutupi wajah manis jungkook. Jungkook yang mendapat perlakuan itu, malah menarik dan memeluk lelaki didepannya.

Ia menduselkan hidung nya pada lengan lelaki yang ia kira kekasihnya. Ada debaran anomali yang muncul tak wajar melingkupi hati Hyunjin. Ia memperhatikan wajah jungkook lamat-lamat, dan mengelus pipi jungkook.

“Jung, aku tak bohong, kau sangat manis apalagi disaat kau diam terpejam saat ini. Kenapa kau harus menjadi kekasih taehyung, hm?” ujar hyunjin pelan.

Tanpa sadar ia pun ikut terlelap dengan posisi saling berpelukan.

●●●●

30 menit berlalu.

Jungkook yang merasa gerah dan cukup terusik kala pergerakannya yang terbatas akibat tubuhnya yang terjerat dalam pelukan seseorang, membuat ia terpaksa membuka mata dan  menyesuaikan cahaya yang menyeruak masuk pada indera penglihatan nya. Ia mengedarkan penglihatan nya.

Ia terkejut dengan kehadiran lelaki didepan nya. “Hyunjin? Kenapa dia disini?!” gumamnya. Namun, bukan nya berteriak, jungkook hanya berusaha menjauh dan melepaskan pelukan hyunjin.

Hyunjin yang merasakan pergerakan didekapan nya, lantas membuka matanya dan melihat jungkook yang sedang berusaha meloloskan diri dari pelukan eratnya.

"Sudah bangun? Apa kau tidak terkejut melihatku disini, jung?"

Jungkook memutar matanya malas.

“Iya, tapi bisa kau lepaskan diriku dulu? Aku sesak omong-omong.”

Hyunjin terkekeh, dan mencuri kecupan di pipi jungkook.

“Selamat pagi, jung” ucapnya seraya tersenyum cerah.

“Iwh, tingkahmu seperti pengantin baru saja, kid!” ketus jungkook.

Hyunjin tertawa.

Kenapa jungkook imut sekali sih! Batinnya.

"Kenapa kau tertawa?!" sinis jungkook seraya melototkan matanya kesal.

Hyunjin menggeleng, “Kau baca pesan hyungku semalam?”

Jungkook pun menggeleng. “Aku sudah tertidur semalam. Memang kenapa?”

“Dia menyuruhku untuk mengantar dan menjagamu dikampus. Ia tidak kekampus hari ini, lagi ada urusan.”

“Urusan apa?” Ujar jungkook kepo.

“Urusan dengan papa.” Balasnya singkat.

“Papa?”

“Ah, apa hyungmu akan dijodohkan dengan anak dari klien perusahaan papa kalian?” sambung jungkok.

Hyunjin melotot, “Hey, ba-bagaimana kau tau?!”

Jungkook terkekeh,

“Aku hanya menebak, ternyata benar. Aku banyak membaca novel, dari semua cerita yang pernah kubaca kebanyakan orang kaya sih biasanya seperti itu.”

Hyunjin pun ikut terkekeh. Kenapa sikapnya santai sekali batinnya.

"Jadi, bagaimana jika hyungku mau dijodohkan dengan anak klien papaku?" Ujarnya memancing.

Namun bukannya terpancing, jungkook malah tersenyum tipis,

“Kau sangat tau bagaimana hyungmu, kid.” Ujar jungkook seraya menepuk-nepuk kepala hyunjin.

Hyunjin mendengus, selain mendengar jawaban jungkook yang membuat nya kesal. Ia cukup geram akan panggilan yang diberikan jungkook untuknya.

“Bisa kau panggil namaku saja. Kenapa suka sekali memanggil ku seperti itu. Aku bukan anak kecil!” Ujar nya kesal.

“Jadi kau mau aku memanggil mu apa?” tanya jungkook santai.

“Sayang?” balas hyunjin enteng seraya mengedipkan sebelah matanya.

Jungkook menyentil dahi nya cukup keras hingga menghasilkan erangan yang cukup keras dari mulutnya.

“Em, bagaimana jika aku memanggilmu jin-ie?”

“Kenapa terdengarnya sangat imut?!” ucapnya tak terima.

Jungkook menghembuskan nafas nya, ngeselin banget nih anak!

“Jadi mau dipanggil apa, hm?”

Hyunjin tampak cemberut dan berpikir, namun tiba-tiba—

“Yasudah, aku setuju kau memanggil jin-ie, ingat hanya kau yang boleh memanggilku seperti itu. Aku anggap itu panggil sayang dari mu hehe”

Jungkook tersenyum terpaksa. Ini anak sakit kayaknya, tadi marah-marah bilang imut kenapa tiba-tiba mau, tapi yasudahlah ah-batinnya.

“Jam berapa sekarang?” Tanya jungkook.

Hyunjin melihat jam tangan miliknya. “Jam 8.15 jung.”

“Oh, jam 8.15. A-APA?! ASTAGA AKU TELAT!!”

Jungkook langsung loncat dari tempat tidur dan mengobrak-abrik lemarinya mencari baju miliknya. Setelah itu, langsung membawanya kekamar mandi.

Hyunjin yang melihat jungkook terlonjak dan terburu-buru lantas menggeleng-geleng tak percaya.

Namun, tak lama ia mengingat jungkook akan memanggilnya jin-ie mulai sekarang, membuat hatinya berteriak kesenangan.

“Kid? Goodbye!” Ucapnya seraya membuat gesture mengusir sesuatu seraya kembali terkekeh sendirian.

Tak lama---

“Jin-ie, jangan tertawa buatkan aku susu didapur!” Teriak jungkook dari kamar mandi.

Sontak teriakan jungkook, membuat ia kembali berguling-guling diatas tempat tidur jungkook.

“Jin-ie…jin-ie…astaga kenapa jika dia yang memanggilku seperti itu jadi manis sekali?!”

“BAIK, JUNG!!” Balas teriaknya penuh semangat.

><

Crz (kth+jjk)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang