Jungkook mematung.
“Thankyou Sea.” Kata-kata itu terus terngiang ditelinga nya.
Tiba-tiba ingatan kelam saat masa kecilnya kembali terputar dipikiran nya. Kepala nya pusing, bahkan wajahnya kini sudah penuh dengan keringat akibat dipaksa mengingat moment itu—
Jungkook hampir tumbang, sebelum—
“Hey, sayang. Are u ok? Hei, kau kenapa?”
Taehyung pun jadi panik kala melihat wajah pucat sang kekasih.
“Tae—pusing—"
BRUK
“Astaga jungkook, kau kenapa?!” teriak taehyung.
Taehyung pun langsung menggendong jungkook ke klinik kampus, sepanjang jalan ia terus mengumpat ketika banyak sekali orang yang menghalang jalan nya.
“Yaampun jung, bertahan ya." Ujarnya cemas.
Setelah sampai, ia langsung mendobrak kuat pintu. Menghiraukan ekspresi terkejut orang yang didalam-
“Hyung, tolong kekasihku! Ia tiba-tiba saja pingsan tadi!”
“Oke tenang, letakkan diranjang itu. Setelah itu keluar!”
Taehyung melotot, “Kenapa aku harus keluar? Aku mau menjaga kekasihku!”
Seokjin--sang dokter pun menghembuskan nafasnya,
“Kekasihmu mau kutolong atau tidak, huh?!”
Taehyung sontak mengangguk berulang kali, “Selamatkan kekasihku, hyung!”
Astaga lebay sekali, adik iparku ini. Batinnya.
Seokjin mengangguk. Taehyung pun keluar menunggu jungkook selesai ditangani.
●●●●
Cklek“Hyung, bagaimana keadaan nya?” tanya taehyung.
“Kepalanya pusing sepertinya ada sesuatu yang memacu hingga membuatnya pusing, kelakuanmu mungkin?”
Taehyung melongo, Apa iya? Batinnya.
“Kau bisa melihatnya didalam. Kalian berdua sama bucinnya, yang satu ngotot menjaga, yang satu setelah bangun malah langsung mencari kekasihnya. Luar biasa---"
Taehyung pun langsung menerobos tanpa mendengar lanjutan ucapan hyung nya.
“Dasar adik kurang ajar!” Kesal seokjin.
●●●●
“Sayang, hei kau baik? Bilang padaku, apa ada lagi yang sakit?” Ucapnya seraya mengelus pipi jungkook.
Jungkook tersenyum, “Sudah tak sakit lagi kok. Soalnya kan ada hyung didekatku hehe.”
“Jung, aku serius astaga. Aku mengkhawatirkanmu. Kenapa bisa pusing? Kau pasti jarang makan kan?! Astaga lihat ini pipi jungkook-ku mengempis.” Ucap nya lebay seraya memainkan pipi jungkook.
Jungkook tertawa, “Astaga, lebay sekali sih hyung. Pipiku masih tembam gini, kau bilang kempis. Yang kempis itu pipimu. Lihat ini, kenapa makin tirus. Jangan terlalu tirus, aku tak suka!”
Taehyung melotot, “Kenapa tak suka? Kalo tirus begini kan rahang ku jadi kelihatan tajam, semakin tampak gagah iya kan?”
Jungkook menggelengkan kepala nya,
“Tak suka—tak suka—nanti hyung banyak yang suka. Pokoknya tak boleh!” omel jungkook.
Taehyung tertawa, “Astaga gemas sekali sih! Baru tak ketemu dua hari kenapa jadi sakit gini sih, sayang! Gimana kalo gak ketemu-ketemu coba.”
Jungkook cemberut, “Jadi hyung berniat meninggalkan ku, begitu?”
Taehyung menepuk mulutnya, “Astaga sayang, bukan begitu. Ampun maaf—hyung salah—"
Jungkook pun beranjak dan mencoba duduk sambil memegangi kepalanya yang masih pusing.
“Kalau hyung ingin meninggalkanku, lebih baik hyung pergi sekarang. Aku tak mau menjalin hubungan dengan orang yang tak mau berjuang bersamaku.”
Taehyung terperangah mendengar ucapan dingin jungkook, “Sayang, astaga aku tak mungkin meninggalkanmu. Sedikitpun tak pernah terlintas dibenakku untuk pergi darimu. Aku disini. Jangan ngomong gitu lagi, ok?”
Tak lama---
Terdengar kekehan yang keluar dari mulut jungkook, “Serius sekali sih kekasihku ini.” Ucapnya seraya menoel dagu taehyung.
Taehyung melongo, ia yang sudah merasa diambang kematian tiba-tiba terhempas kala merasakan toelan didagu nya.
“Hei, walaupun kau ingin meninggalkanku. Kau kira aku mau melepaskanmu dengan mudah, huh?! Sebelum itu terjadi, aku pasti sudah menghabisimu agar kau tak bisa bersama orang lain.” Ucapnya lantang seraya menoel dagu taehyung untuk kedua kali nya.
“Jadi, jangan coba-coba untuk meninggalkanku, mengerti?!” Sambung jungkook.
><