Satu jam, dua jam, dua puluh empat jam.
Satu hari, dua hari, 365 hari.
Satu bulan, dua bulan, 12 bulan.
Satu tahun, dua tahun, seratu-
Ah tidak, memang waktunya sudah tiba.
Program latihan mereka tidak berubah, mereka tetap berlatih sekeras biasanya. Jika perlu berlatih sendiri tanpa bantuan pelatih. Itu sudah menjadi hal yang biasa bagi gadis-gadis di ruangan ini, walaupun pada awalnya ada beberapa gadis yang memilih pulang atau pergi setelah jam berlatih benar-benar usai.
Hingga ada 'angin segar berhembus.'
Mereka tetap dan semakin berkerja keras, berharap akan ada keajaiban. Keajaiban ada kursi untuk mereka di line up debut SM New Girl Grup nantinya.
CEO agensi mengatakan pertengahan tahun 2020 akan mendebutkan girlgrup baru. Hal itu membuat trainee semakin giat dalam berlatih, tidak hanya satu atau dua, hitung saja berapa jumlah trainee yang dalam usia range debut yang terdaftar di agensi ini. Banyak. Sementara kursi untuk mereka benar-benar terbatas.
Rookies girls merebahkan tubuhnya karpet ruang tengah dorm ditambah Jungyeon. Menatap langit-langit dorm yang berwarna putih, yang menaungi mereka selama bertahun-tahun. Rasanya, seperti rumah mereka sendiri.
" Siapapun yang bertahan, kita tetap berteman kan? " guman Hina yang terdengar ke semua telinga orang di ruangan ini walau dengan suara yang cukup pelan.
" Aku rasa kita semua layak bertahan. " ujae Jungyeon setelah melihat fakta yang dilihat di lapangan.
" Apapun yang terjadi, kita tetap berteman baik. Walau harus menyembunyikannya di belakang layar, kita tetap berteman. " Koeun mengambil kesimpulan dengan cepat, sebelum member lain berspekulasi macam-macam, yang akan membuat semangat mereka menurun.
Setelah Koeun membuat kesimpulan, mereka masih menatap langit-langit ruang tengah dalam diam. Larut dalam pemikiran, larut dalam bayangan dan angan masing-masing gadis itu. Jangan lupakan senyum sumringah yang mereka tunjukkan sejak beredarnya 'kabar' itu. Gadis yang memiliki mimpi yang sama, bertemu untuk mencapai mimpi itu. Tinggal sedikit lagi. Ya, sedikit lagi.
" Sekarang, mari nyalakan ponsel kita. " saran Ningning " Kita harus bertukar semua id messenger kita. Aku tidak mau kita benar-benar putus dalam berkomunikasi. "
" Ah, kau benar. Ayo unnie, segera ambil ponsel kalian. " ujar Lami yang langsung bangun dari posisi berbaringnya, menarik Ningning untuk berdiri, kemudian keduanya sedikit berlari menuju kamar mereka untuk mengambil ponsel.
Semangat Lami dan Ningning menular ke tiga orang lainnya, mereka dengan cepat masuk ke kamar yang mereka tempati. Mengambil benda elektronik berbentuk persegi itu, benda wajib bagi generasi milenial sekarang ini. Namun hanya menjadi benda 'pelengkap' saja bagi gadis-gadis yang lebih sering berada di ruang latihan atau studio rekaman daripada di dorm.
Jungyeon yang menempati kamar yang sama dengan Ningning dan Lami, mengambil ponselnya yang ada di atas meja. Dari semua member disini, mungkin dirinyalah yang paling sering menggunakan benda persegi itu. Selain statusnya sebagai trainee, dia juga mengikuti berbagai kegiatan teatrikal yang mengharuskannya lebih banyak berkomunikasi dengan orang lain. Ada beberapa pesan masuk dari ayah, kakaknya, juga beberapa grup kegiatan kampus yang dia ikuti. Bukan rahasia lagi bukan jika dirinya diizinkan mengikuti kegiatan diluar agensi, bahkan fotonya di penampilan teatrikalnya sudah tersebar di kalangan penggemar.
KAMU SEDANG MEMBACA
dear my dream | SMRookies x NCT
FanfictionIni bukan tentang memilih atau juga dipilih, tetapi mengenai siapa yang bertahan atas apa yang dipilihnya. Trainee.