It's just a fanfiction right?
Laki-laki dengan lesung pipi yang jelas itu berguling beberapa kali di kasurnya, masih merasa tidak nyaman walaupun sudah berganti-ganti posisi dalam tidurnya. Banyak hal yang perlu dia kerjakan dan alami belakangan ini, jangan lupakan pula hari ini yang akan menjadi cerita atau sejarah pada hari berikutnya.
Jam sudah menunjukkan pukul dua pagi, namun Jaehyun belum bisa tertidur. Tidak mungkin juga dia menikmati secangkir kopi untuk menemaninya, atau segelas susu akan membantu tidurnya? Entahlah. Jaehyun akan mencobanya.
Meninggalkan roommatenya yang sudah terlelap, laki-laki bermarga Jung itu berjalan menuju dapur. Suara langkah kakinya sedikit terdengar karena senyap dorm di waktu larut ini. Tidak ingin meninum susu dingin, Jaehyun mencari susu karton rasa cokelat yang masih tersedia di rak dapur. Menuangkan sedikit isinya ke dalam gelas lalu memasukan sisanya ke dalam kulkas.
Jadwal yang padat untuk esok hari ya? Hari yang cukup berbeda pula untuknya. Rasanya ingin cepat tertidur dan beristirahat sejenak untuk hari ini, namun banyak hal yang masuk ke dalam pikirannya.
" Hyung, kau belum tidur? " Mark muncul tiba-tiba ke area dapur, dengan ponsel yang menempel di telinga kirinya " Tidurlah, jadwal kita akan padat saat matahari sudah mulai terbit nanti. "
" Aku akan menghubungimu lagi, kututup dulu ya. Bye. " ujar Mark yang berbicara dengan orang di ujung sambungan teleponnya, kemudian bergabung di meja makan bersama dengan Jaehyun.
" Aku sedang berusaha untuk tidur. " jelas Jaehyun tanpa diminta.
" Hyung, aku tidak bisa berbicara banyak. " Mark memainkan ponselnya dengan memutarnya di atas meja " But the show must go on. "
" Ya Mark, aku juga memikirkan hal yang sama. "
" Jangan lupakan untuk tersenyum, sedikit senyum bisa merubah banyak hal. Banyak orang yang menyukai senyumanmu hyung. "
Jaehyun hanya tesenyum simpul mendengar perkataan dongsaengnya itu. Banyak hal yang telah terjadi, akan ada banyak hal pula yang akan terjadi. Akan ada pula hal-hal yang terjadi dari sebab-akibat, ada pula hal-hal yang terjadi dengan kejutan ataupun akan terjadi dengan semestinya.
Tidak ada yang tahu.
Mark masih berbicara, Jaehyun masih mendengarkan dan menanggapinya. Walaupun obrolan mereka tidak seseru biasanya, setidaknya Mark masih mau menemaninya dalam waktu selarut ini. Padahal ada jadwal padat yang menunggu mereka ketika matahari mulai terbit nanti.
Meneguk susu cokelatnya dengan cepat, Jaehyun mulai menerawang jauh. Menjadi seorang idola adalah keputusan besar yang diambilnya, ada banyak hal yang perlu diambil, dipertimbangkan sekaligus dikorbankan dengan keputusannya.
" Kau tau hyung? Saat ini, sorot matamu terlihat begitu mengerikan." ujar Mark dengan serius.
Jaehyun sedikit kaget, kata-kata yang diucapkan Mark bukanlah hal yang asing untuk telinganya. Kata-kata yang kerap didengarkannya saat masa trainee dahulu, saat Jaehyun menangis karena dimarahi oleh pelatih. Saat Jaehyun merasa di titik terendahnya dan jatuh, saat Jaehyun merasa ingin menyerah dalam waktu dekat.
" Akan lebih baik kau sedikit tersenyum, dan pikirkan lagi alasan selama ini kau bertahan. " sambung Jaehyun tanpa diminta.
Karena kata-kata itu begitu melekat di dalam benaknnya.
" Kau ingin berbicara dengannya hyung? " Mark menawarkan ponselnya, tahu jika Jaehyun sedang tidak memegang benda elektronik itu dalam beberapa hari kedepan " Dia belum tidur, yang kau dengar tadi, aku meneleponnya. "
" Kau menelponnya? Untuk apa? " tanya Jaehyun.
" Ayolah hyung, aku berteman baik dengannya. Walaupun kami sering bertengkar. Aku sedikit berbagi cerita kepadanya, sekarang kau boleh berbagi hal yang sama dengannya. "
Jaehyun menggelengkan kepalanya " Tidak Mark, terimakasih. Aku tidak ada disisinya ketika dia tidak baik-baik saja, namun diriku? Merepotkannya ketika aku sendiri sedang ada masalah. "
" Tak apa. Kau mengenalnya bukan? " tanya Mark
Jaehyun membuka ponsel Mark dengan mudah, bukan rahasia lagi jika ponsel Mark menggunakan password yang diketahui oleh seluruh member. Bahkan dreamis. Mark belum menggantinya sejak membeli ponsel baru.
Mark masih menyimpan nomor ponsel gadis itu dengan nama marganya dan imbuhan leader dibelakangnya. Hal-hal lama yang begitu membekas di dalam benaknya.
Padahal dia dahulu lebih terlihat seperti maknae pemalu yang selalu bersama Yeri, seiring waktu berubah menjadi sosok leader yang baik untuk adik-adiknya.
Menekan tombol panggil di ponsel Mark, hanya membutuhkan beberapa detik untuk sosok di ujung sambungan untuk mengangkatnya.
" Yaaa... Mark Lee.. "
Jaehyun tersenyum simpul ketika sosok di ujung telepon mulai mengomel dan berbicara panjang lebar. Mengomeli Mark tentunya.
" Ini aku, Jung Jaehyun. "
Sambungan telepon tiba-tiba menjadi senyap, menyisakan tawa Mark yang ikut mendengarkan pembicaraan dalam mode loudspeaker itu.
" Tolong kembalikan ponsel Mark. "
" Aku yang ingin berbicara denganmu, bukan Mark. "
" Sampaikan kepada Mark jika aku marah kepadanya. "
" Dia sudah mendengarnya. "
Helaan nafas terdengar dari ujung telepon, bisa diprediksi jika gadis itu sedang memijat keningnya yang tidak pusing. Memikirkan banyak hal yang masuk ke dalam kepalanya.
Satu hal lagi yang Jaehyun tahu tentang gadis itu, dia kerap overthingking. Hal kecil yang membuat jam tidur gadis itu berkurang, tidak tahu untuk belakangan ini apakah gadis itu bisa tidur lebih awal atau tidak.
" Hei, apakah kau menyukai senyumanku? " tanya Jaehyun.
" Tidak ada yang membenci senyuman yang tulus, tetaplah tersenyum dan dengarkan kata hatimu. Jangan paksakan jika memang kau sedang berat untuk tersenyum. " jawab gadis itu " Kau tahu? Aku menemukan lagu yang bagus beberapa bulan lalu. "
Jaehyun mengerutkan keningnya, nampaknya pembicaraan kali ini akan menarik " Lagu apa? "
" Tentang seorang idol. Seorang idol juga manusia, suatu saat kan sama dengan semua orang. Mengembangkan senyum di saat senang dan juga menangis di kala sedih. "
" Sepertinya aku belum pernah mendengarkannya. "
" Lagu yang bagus. Tapi... " ujarnya terputus sejenak, yang membuat Jaehyun benar-benar memfokuskan pendengarannya ke ponsel, mendengarkan setiap kata yang terlontar dari gadis itu " Kadang tidak masalah jika kau sedang tidak baik-baik saja, segala hal yang berat pasti bisa kau selesaikan. Aku percaya itu. "
Mark menahan tawanya ketika mendengar perkataan teman seumurannya itu yang sedikit lucu untuknya. Jaehyun membiarkan gadis itu kembali memberikan omelan kepada Mark, hal yang sudah tidak asing untuk dilihatnya beberapa tahun lalu.
Mungkinkah di masa depan akan ada hal serupa? Tidak ada yang tahu.
Padahal akan sangat menyenangkan ketika melihat masa trainee mereka kembali di masa depam. Banyak candaan dan tawa yang tercipta. Sayangnya, masa depan tidak bisa menuruti keinginan masing-masing orang, semua ada alur dengan benang merah.
" Kuharap keajaiban musim semi yang bernama dirimu akan terwujud. "
🍃🍃🍃
Kaget ya? WkwkwkHarusnya cerita ini diupdate beberapa hari lalu, tapi karena ujian dan tugas wfh yang numpuk jadinya baru selesai hari ini 😂😂
I'll back soon👋❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
dear my dream | SMRookies x NCT
FanfictionIni bukan tentang memilih atau juga dipilih, tetapi mengenai siapa yang bertahan atas apa yang dipilihnya. Trainee.