Dreamis POV ditunda dulu ya💚
Jika bisa dihitung, bukan sekali dua kali saja Koeun, Hina, Ningning dan Lami menangis. Emm, memang bukan hanya mereka, gadis-gadis lain juga sama dengan mereka. Gadis-gadis itu akan bersedih jika ada teman dekat mereka yang pergi meninggalkan masa training yang tentu sudah mereka lakukan bersama selama bertahun-tahun. Mereka hanya bisa berdoa dan saling mendukung keputusan masing-masing, semoga jalan yang dipilih adalah jalan yang terbaik untuk mereka.
Termasuk Koeun, pagi ini dia kembali terlihat tidak bersemangat. Mengingat satu ranjang di kamarnya dan Hina benar-benar akan kosong, bukan ditinggal si pemilik untuk sekedar pulang ke rumah atau memiliki kegiatan lain. Si pemilik ranjang benar-benar tidak akan kembali lagi ke ranjang itu, barang-barang miliknya pun juga sudah tidak ada di tempatnya. Satu temannya pergi lagi meninggalkannya dan gadis-gadis lain dengan mimpi yang sama.
Jungyeon sudah memilih mimpi dan jalannya sendiri, dan Koeun menghargai itu. Dia hanya bisa berdoa jalan terbaik akan ada di pihak Jungyeon.
" Sebentar lagi, kuncup yang berusaha keras itu pun akan mekar. Bahkan ketika musim semi datang, semua kuncup bunga bersama-sama akan mekar dengan indahnya. Tidak peduli di semua tempat yang ada di muka bumi , kuncup itu akan segera mekar. " guman Koeun pelan sambil menatap langit-langit studio rekaman.
" Hanya saja cerita kuncup bunga yang akan mekar akan berbeda jika berasal dari pohon yang berbeda. Mereka bisa bersentuhan jika ada ranting yang menjalar ke pohon lain, seolah menyapa bunga di pohon lain. Memang dekat, namun tetap terasa jauh. " tambah Koeun.
Tangan Koeun terulur untuk menggerakan mouse ke tombol play, yang membuat studio rekaman kini diisi oleh alunan beat yang terus menerus terputar. Dengan satu suara yang terdengar di dalam beat itu secara berulang-ulang. Mencoba beberapa lirik dan tempo yang berbeda di dalam beat yang sama, berusaha mencari bagian terbaik di dalam percobaanya. Lagu yang dia selesaikan dalam satu hari ini, lagu yang gadis itu buat atas inspirasi dari sosok Jungyeon. Hanya saja pada bagian rap, Koeun masih membuatnya dengan lirik yang masih mentah di sana-sini. Mengaransemen lagu memang sulit, tetapi menyenangkan bagi seorang Koeun.
" Sudah kubilang kan, jangan terlalu keras terhadap dirimu sendiri. " ujar Hina yang tiba-tiba ada di belakang Koeun.
Koeun segera berdiri, membalikan badannya karena terkejut akan kehadiran Hina. Hina segera berlari menuju hadapan Koeun, menangis sesegukan di depan gadis itu. Tangan Koeun terulur mengusap bahu Hina, kali ini Koeun sudah berjanji kepada Jungyeon agar tidak menangis di hadapan trainee lain. Siapapun itu, terutama Hina, Ningning dan Lami.
" Kau membuat kami cemas tahu! " ujar Hina sedikit berteriak.
Koeun mengusap rambut Hina dengan pelan, sedikit menenangkan rasa cemas Hina. " Hei, aku tidak kenapa-napa. Tenanglah. "
" Bagaimana aku bisa tenang? Kau pergi lama sekali, dari pagi hingga sore. Aku yakin kau pasti melewatkan waktu makanmu kan? " protes Hina sambil mengusap bekas air matanya dengan kasar.
" Aku tidak sebodoh itu."
Koeun tahu jika mata Hina melirik sesuatu dari balik punggungnya. Melirik layar komputer studio, ada beberapa potong editing lagu yang sedang dikerjakannya. Koeun tidak pernah menutupi hal ini dari Hina, Ningning, Lami dan Jungyeon, Koeun membiarkan mereka tahu apa yang dikerjakannya.
" Kau membuat lagu lagi? Untuk Jungyeon unnie? " tebak Hina dengan judul lagu yang dibuat Koeun, karena sama seperti lagu-lagu sebelumnya. Seperti ' Dear: Yerim', 'Xie xie Yiyang', 'Candy girl Seo Herin' dan lagu-lagu lain yang Hina sendiri lupa rincian judulnya, untuk lagu ini entah apa judul lagu yang akan Koeun berikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
dear my dream | SMRookies x NCT
FanficIni bukan tentang memilih atau juga dipilih, tetapi mengenai siapa yang bertahan atas apa yang dipilihnya. Trainee.