Maaf, kuupload ulang karena ada bagian yang terpotong 🙏
Suhu yang dingin masih setia menemani bulan Desember yang nyaris habis. Membuat beberapa trainee yang berlatih menari memilih menggunakan baju hangat dalam kegiatannya. Walaupun penghangat ruangan sudah dinyalakan, mereka tetap memilih menggunakan baju hangat untuk latihan menari mereka kali ini.
Setelah latihan mereka usai pun gadis-gadis itu tidak banyak mengeluarkan keringat seperti hari biasanya. Mereka hanya melakukan gerakan kecil untuk pendinginan sekaligus mengeringkan titik kecil keringat mereka. Walaupun sudah sangat mendekati tahun baru, mereka akan sebisa mungkin memanfaatkan waktu untuk berlatih dan terus berlatih.
" Eun-ah eomma mu mengirim pesan kepadaku agar kau menelponnya seusai latihan. Sepertinya penting. Segera hubungi eomma mu ya. " ujar salah satu unnie pelatih yang sudah cukup dekat dengan mereka.
" Dan, pesanan makanan delivery kalian sudah sampai di tempat penitipan. Ambilah. "
" Baik unnie. " Koeun segera bangkit dari posisi pendinginannya, lalu mengulurkan sebelah tangannya ke Lami " Lami, bisa kau bantu untuk mengambil paket makanan? "
" Okaay unnie. " Lami menerima uluran tangan Koeun, dan segera bangkit. Kemudian menerima uluran kartu debit dari tangan Koeun.
" Kami keluar sebentar. Kalian tunggu saja disini terlebih dahulu. " ujar Koeun kepada beberapa anggotanya.
" Baik. "
Koeun dan Lami dengan segera keluar dari ruang latihan, berjalan sedikit lebih cepat kemudian berpisah di ujung lorong. Koeun pergi ke loker penyimpanan barang trainee sementara Lami pergi ke lobi untuk mengambil paket makanan entah dari siapa. Mungkin dari orang tua mereka? Rasanya tidak mungkin karena mereka akan segera pulang untuk natal malam ini.
Pintu yang terbuka menandakan jika ada seseorang yang masuk ke ruang yang berisi loker-loker berwarna merah itu. Ya itu Koeun, dengan segera menuju ke loker yang menjadi tempatnya menyimpan ransel dan baju gantinya. Kemudian gadis berkuncir itu mencari ponsel dari dalam ranselnya, mencari nomor ibunya dan menghubunginya dengan segera.
Diperlukan beberapa kali nada sambung agar panggilan Koeun diangkat oleh sang ibu. Suara riang ibu membuat senyum di bibir Koeun merekah dengan sempurna. Mengobrol dengan tawa yang selalu menemani wajah Koeun di setiap waktunya. Karena bagi Koeun, keluarganya adalah salah satu bagian penting dalam hidupnya.
" Ngomong-ngomong, tadi unnie pelatih mengatakan ada sesuatu hal penting yang ingin kau bicarakan bu? "
" Ah tidak, aku mengira kau mematikan ponselmu selama seminggu lagi. Aku menghubungimu tapi tidak tersambung. "
" Maaf ibu, aku mengaktifkan airplane mode. "
" Tidak masalah. Yang terpenting aku sudah bisa berbicara denganmu. "
" Iya bu. "
" Sampaikan salamku juga untuk Yerim. Sampai jumpa."
" Sampai jumpa bu. "
Decitan pintu ruang latihan yang berbunyi membuat Koeun menoleh, dimana ada sosok Lami yang membawa kardus dan kantung makanan diatasnya. Bukankah mereka hanya memesan satu makanan saja? Kenapa jadi dua?
" Unnie, oppa mengirim kalkun. "
Lami bergabung duduk bersama Koeun, meletakkan makanan itu tepat disisi mereka.
Koeun menghela nafasnya pelan " Aku sebenarnya tidak bisa mengatakan apapun, tetapi kita harus membalas semua pemberiannya bukan? "
" Jangan lupakan tentang syal abu-abu pemberian oppa untuk seluruh member di dorm. Juga mantel musim dingin pemberian ibunya untukmu. " jelas Lami.
KAMU SEDANG MEMBACA
dear my dream | SMRookies x NCT
FanficIni bukan tentang memilih atau juga dipilih, tetapi mengenai siapa yang bertahan atas apa yang dipilihnya. Trainee.