Laki-laki itu merasakan genggaman pada ponselnya itu langsung melemah ketika melihat sesuatu pada ponselnya, yang membuat benda persegi meluncur dari tempatnya berdiri menuju lantai ruang latihan.
Semua orang, maksudku member, yang ada di ruangan ini menoleh ke arah laki-laki itu. Tidak ada suara yang tercipta karena laki-laki itu sama sekali tidak tergerak untuk mengambil ponselnya yang pasti retak itu, ditambah bayangan di cermin sangat terlihat jelas memperlihatkan wajah memerah laki-laki itu.
Mark menjadi orang pertama yang membuka suara dan mendekati lelaki itu " Hei hyung, ada ap- "
Sebelum Mark menyelesaikan kalimatnya, laki-laki itu bergerak cepat ke arah pintu dengan langkah besarnya, mengepalkan tangannya erat hingga menunjukan urat yang ada di tangannya.
Sangat jelas sekali laki-laki itu menahan amarahnya.
Member lain yang melihat itu segera mengejar sekaligus menahannya, menahan bahu dan sedikit mendorong dada bidang laki-laki itu kebelakang, sambil meneriakkan namanya dengan keras. Entahlah, tenaga laki-laki itu kali ini begitu sulit ditahan oleh beberapa orang sekaligus.
Semua ini terjadi karena laki-laki itu melihat sesuatu pada ponselnya, Mark yang mengambil ponsel itu dan mencoba membuka kuncinya. Namun sayang, ponsel itu terkunci dan rasanya tidak akan tepat jika Mark menanyakan passwordnya.
Tapi, sepertinya Mark pernah menanyakan pin ponsel hyungnya itu.
" Apa yang kau lakukan?! Kau marah dengan kami?! " ujar Taeil yang menjadi orang terdepan menahan laki-laki itu.
" Tidak, aku hanya ingin mengurusi sesuatu. "
" Urusi hal itu nanti. Sekarang kau tenangkan dirimu. "
" Hyung. "
Mungkin selama ini laki-laki itu bersikap tenang dan terlihat tidak pernah menunjukan amarah sebesar ini, hingga semua member terlihat begitu mengkhawatirkannya. Tapi, laki-laki itu tidak bisa menahan rasa sesak yang menyusup ke dalam dadanya.
Lelaki itu mulai mengendurkan tenaganya, yang membuat pegangan tangan beberapa member langsung terlepas.
Mereka memilih untuk melingkarinya dalam diam, tanpa ingin bertanya sesuatu.
Walaupun berdiri membelakangi cermin, laki-laki itu bisa merasakan wajahnya yang memanas. Panas yang merembet ke telinga hingga ke daun telinganya, bahkan bola matanya sedikit memanas.
" Hey, are you okay? "
" No. "
Seisi ruang itu memiliki atmosfer yang begitu berbeda ketika laki-laki itu menjawabnya dengan suara serak, seolah menahan sesuatu yang ada di dalam dirinya yang mungkin tidak diceritakannya.
Laki-laki yang cenderung diam itu kini mulai menunjukan sedikit amarah, laki-laki yang biasanya hanya tersenyum kini menahan rasa sesaknya.
Entahlah.
Semua terjadi dengan cepat dan begitu saja.
Yang jelas laki-laki itu hanya ingin memastikannya.
Lelaki itu mulai melangkahkan kakinya, mengikuti arah batinnya, berharap dengan datangnya sesuatu yang akan merubah sesuatu yang lain. Mungkin terdengar mustahil, tapi tidak salahkan jika mencobanya?
Laki-laki itu berharap, Koeun baik-baik saja dan sedang sibuk membuat kepingan CD lagi.
Belum sampai salah satu kakinya yang lain ikut melangkah, tubuh besar Johnny menghadang langkahnya bersama dengan Taeil.
Dua mathyung sudah turun tangan untuk mengetahui apa yang terjadi dengan adiknya itu, tetapi laki-laki itu tidak memberikan satu respon yang baik.
" Hei, kami tidak tahu apa masalahmu. Tapi coba tenangkan dirimu sebentar saja. "
Jungwoo menepuk bahunya pelan, mencoba menangkan laki-laki itu.
Gedoran pintu ruang latihan membuat semua orang di ruangan itu, Haechan segera membukanya dan menampilkan seluruh dreamis yang berentetan masuk.
Kelimanya masih menggunakan baju latihan dengan keringat yang masih jelas menempel, artinya mereka datang dari ruang latihan yang ada tepat di samping ruang latihan ini.
Jaemin, Jeno dan Jisung menjadi orang yang menghampiri laki-laki itu, terlihat seperti sekumpulan semut yang melingkari gula.
" Hyung, kau... " Jisung yang mulai bertanya.
" Aku tahu, aku akan memeriksanya. "
Cercaan pertanyaan dari trio J membuat laki-laki itu sedikit kewalahan menghadapi adik-adiknya. Dan dari pertanyaan dan jawaban itu semua member yang ada di ruangan ini tahu apa yang sedang terjadi.
" Aku percaya pada ucapanmu kemarin hyung. " ujar Jaemin dengan tatapan mata dalamnya.
Laki-laki itu semakin tidak karuan, ada rasa khawatir dan bingung yang memasuki batinnya.
Member yang lain sepertinya merasakan hal yang sama.
Bertahun-tahun bersama membuat mereka dekat.
Bertahun-tahun pula mereka saling memahami satu sama lain.
Laki-laki itu mulai berfikir untuk melangkahkan kakinya lagi menuju ke pintu yang sudah terbuka.
Taeyong menghela nafasnya pelan kemudian mengatakan sesuatu " Aku tidak tahu apa yang bisa kita lakukan. "
" Aku juga. " tambah Yuta.
Doyoung mengingat masa menyanyikan lagu Disney bersama gadis itu " Sepertinya aku tahu, tapi aku tidak tahu apakah ini akan berkerja atau tidak. "
" Aku tahu apa yang harus dilakukan, jadi tolong biarkan aku pergi sebentar saja. "
Seisi ruangan langsung menatap ke arahnya, tidak lagi dengan tatapan bingung atau bertanya-tanya. Merasa mendapat dukungan, laki-laki itu mantap melangkahkan kakinya.
" Tunggu. " sela Johnny cepat " Aku ikut dengamu Jaehyun-ah. "
🍀🍀🍀
24/02/2020 09:13 PM
Done with love
🖤♥️
🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
dear my dream | SMRookies x NCT
FanfictionIni bukan tentang memilih atau juga dipilih, tetapi mengenai siapa yang bertahan atas apa yang dipilihnya. Trainee.