25 - Kisah Chuu

1.2K 177 32
                                    

Seketika Heejin merasa otaknya berhenti, ia bahkan tidak sadar bahwa dirinya sudah tidak ada dibawah jubah gaib bersama Jaemin, pria itu sudah menghilang begitu saja


"Yak kau curang! kau pergi begitu saja setelah melakukan hal itu padaku?" protes Heejin, menggapai-gapai udara, berharap Jaemin masih ada di sekitarnya.


Pada nyatanya Jaemin memang masih di sana, berjalan mondar-mandir dibelakang Heejin seraya mengipas-ngipas wajahnya yang merona merah.


"Kau benar-benar sepengecut itu rupanya? kau bilang akan menjelaskannya padaku?, Yak! Na Jaemin!"


Heejin masih saja protes, kesal. Padahal aslinya gadis itu begitu malu. Si pengecut itu baru saja mencuri ciuman pertamanya. Heejin harus memberinya pelajaran.


"Kalau kau tidak muncul, aku akan kembali masuk ke asrama" ancam Heejin, membuat Jaemin seketika menarik lengan Heejin, menyelimutinya kembali masuk ke jubah gaib.


Ketika keduanya saling bertatapan, malah tidak ada kata yang muncul, Heejin melupakan semua kalimat protesnya tadi dan Jaemin juga jadi terpaku, mulutnya seakan tidak bisa mengatakan apapun.


Jaemin menunduk mengalihkan pandangan, berusaha mengontrol dirinya.


Heejin berdehem, berusaha untuk tetap fokus.


"Jadi, apa penjelasanmu?" tanya Heejin, memandang ke dinding, menghindari mata Jaemin yang entah kenapa terlihat sangat bersinar.


Heejin baru sadar kalau Jaemin mempunyai mata yang bagus.


"Mark mengatakan bahwa itu caranya untuk mematahkan kutukanmu" kata Jaemin, seraya tersenyum lebar, tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya.


Heejin tidak melihatnya tersenyum, ia masih mengalihkan pandangan, tapi kemudian otak lemotnya sadar akan maksud perkataan Jaemin, membuatnya terkejut.


"Kutukan?" ulang Heejin


Bukannya pura-pura bodoh atau pura-pura tidak tahu atau apa, Heejin hanya kurang yakin. Jaemin tahu tentang itu? 


"Kutukan pemikat pria mu" jawab Jaemin, masih tercengir lebar seperti orang bodoh "Ayo kita datangi Mark untuk membuktikannya" 


Sebelum Jaemin melangkahkan kakinya, Heejin menghentikannya.


"Kau tahu tentang itu?" ujar Heejin, wajahnya terlihat panik dan takut.


Jaemin mengangguk, namun ia tidak menjelaskan lebih. Ia tahu pasti saat ini Heejin bertanya-tanya kenapa ia tidak membenci Heejin karena tahu masalah itu. Tapi Jaemin menyimpan kalimatnya dengan rapi untuk nanti.


Heejin harus melihat Mark sekarang.


"Ganti bajumu, Mark ada di aula besar"


***

Book I : Love and Hate - NCT LOONA Hogwarts SeriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang