Kenyataan Hidup

234 14 4
                                    

Tidak. Kalila tak akan mundur. Tak akan dia biarkan Ummi direnggut nyawanya dengan kejam. Memang apa salah Kalila, ia hanya gadis kecil berusia 10 tahun yang sedang menikmati masa kecilnya. Apa itu salah?!

Zionis Biadab!

Kalila berlari ke arah tubuh Umminya yang hendak dieksekusi. Tangan mungilnya meraih wajah sang Ummi yang berlumuran darah. Ia tak dapat menahan tangisnya lagi. Hatinya bagai disayat melihat sang Ummi menderita.

"Kalian zionis kejam! Apa salah Ummi, biarkan Ummi tetap hidup!"

"Heh, anak kecil! Tau apa kamu?! Ibu mu itu menghalangi kami yanh hendak menghancurkan area ini!" ujar seorang tentara Israel seraya mendorong Kalila hingga terjatuh.

Dengan gemetar, Kalila bangkit sambil menyeka air matanya, "Hiks..Kejam! Kalian kejam! Ummi tak bersalah, ia melakukan hal yang benar! Ka..Kalian..Sungguh..," Kalila mulai terisak.

Seorang tentara memegang tangan Kalila, lalu mengikatnya di sebuah tiang. Kalila memberontak, namun apalah daya, ikatannya justru semakin kencang.

Sekarang..
Di depan matanya, ia menyaksikan sendiri..
Bagaimana para tentara biadab itu mulai..
Mengeksekusi Ummi nya..

Dada Kalila terasa sesak. Ia berharap ini hanya mimpi buruk. Namun nyatanya tidak. Matanya tak kuasa melihat sang Ummi disiksa sedemikian rupa. Sekuat tenaga, Kalila berusaha melepas ikatannya, namun sia-sia.

Hiks.Ummi..
Jangan tinggalin Kalila!
Nanti Kalila sendirian disini..
Abi kan udah di Syurga..
Masa Ummi mau ninggalin Kalila juga..
Hikss,hikss..

Kalila menutup matanya. Menangis membuatnya mengantuk. Ia pun terlelap dalam ironi nya kehidupan.

Waktu berlalu. Setelah tertidur beberapa lama, Kalila membuka matanya. Yang tampak di depannya adalah sebuah ruangan yang sesak dengan orang. Kenapa ini?

"Ka..Kalila sudah bangun!" pekik seseorang.

Kalila duduk,dan mengadaptasikan matanya ke sekeliling. Ini seperti rumah..Rasahana, tetangganya sekaligus sahabatnya.

Tunggu,sepertinya ada yang kurang...
Ummi!

"Um..Ummi! Ummi mana?!" Tanya Kalila.

"Maaf,Kalila sayang.." Ujar Ummi nya Rasahana.

Kalila menerobos kerumunan orang itu, dan melihat sesosok perempuan paruh baya yang tubuhnya ditutupi kain bertuliskan kalimat tauhid. Artinya orang itu sudah meninggal. Tapi..Siapa?

Ahh,jangan..Bukan..Itu bukan Ummi

Perlahan,tangan Kalila meraih kain penutup itu dan membuka bagian wajahnya. Kalila tersentak kaget sekaligus tak percaya..Tubuhnya linglung melihat kenyataan ini,

Um..ummi?!
Kalila menangis sehari-jadinya. Dulu Abi, sekarang Ummi. Kenapa harus begini?!

"Huaaa,um..hiks, ummi..Maafin Kalila yang belum bisa jaga Ummi..Hiks"

"Maaf..Maafin.. Kalila yang cuma bisa diam lihat Um..mi sampai meregang nyawa begini.."

"Kalila memang lemah! Kalila ga bisa jadi anak yang baik buat Ummi..Maaf..Kalila.."

Rasahana datang dan memeluk Kalila. Berusaha mengalirkan perasaan tenang pada Kalila. Memberi semangat dan motivasi. Sahabatnya ini..Sedang terluka.

"Kalila,Jangan begitu..Lihat,Ummi mu sudah tenang,Pasti dia sedih lihat kanu sedih begini,lho. Ayo,Buktikan pada Ummi,kalau kamu bisa jadi perempuan tangguh!" Ujar Rasahana.

Tanpa sadar, sebuah lengkungan kecil terukir di bibir Kalila. Bebannya serasa lepas begitu bersama Rasahana.

"Terima kasih,Rasahana."

🌼🌼🌼
Reader sekalian~^^
Jangan lupa Vote dan Comment nya yaaa
Love you countless♥

-Nayqiyya

KalilaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang