2

2.6K 279 18
                                    

Aku berencana menikah dengan Wonyoung," kata Yujin.

Nafas Minju agak tercekat. Entah kenapa dia begitu kaget mendengar mantan suaminya itu akan menikah lagi. Sedikit terselip rasa tidak rela membayangkan Yujin dimiliki oleh orang lain. Namun Minju masih bisa berpura-pura bersikap biasa saja.

"Lalu?" tanya Minju singkat.

"Aku berencana membawa Jinu bersamaku,"

"Apa kau bilang?" kali ini Minju menatap Yujin dengan pandangan tidak suka.

"Tenang dulu Kim minju, aku tahu kau pasti tidak akan setuju. Karena itulah aku mengajakmu berdiskusi," Yujin berusaha bersikap santai sambil meminum sedikit secangkir kopi di depannya.

"Apa yang perlu didiskusikan? Pemikiranku tidak akan berubah! Aku tidak peduli dengan rencana pernikahanmu, Ahn Yujin. Tapi aku tidak akan pernah mengijinkanmu mengambil Jinu dariku!" Minju agak meninggikan suaranya.

Dia dan Yujin sama-sama terdiam sesaat. Agak takut jika Jinu mendengar kata-kata Minju tadi. Namun sepertinya Jinu terlalu asik bermain game di kamarnya.

"Seminggu liburan bersama Jinu membuatku berpikir kalau dia butuh sebuah keluarga. Dia sudah berusia lima tahun sekarang. Dia tidak mungkin tumbuh besar dengan keadaan kita yang seperti ini. Dia mungkin terlihat bahagia sekarang. Tapi kedepannya kita tidak tahu akan seperti apa kalau dia menyadari bahwa kita sudah bercerai dan aku sudah menikah dengan orang lain misalnya,"

Minju hanya terdiam mendengar perkataan Yujin.

"Aku menyayangi Jinu. Aku ingin dia tumbuh besar di sebuah keluarga yang harmonis. Aku berencana menikah dan aku berharap Jinu bisa menjadi bagian dari keluarga baruku," Yujin menghentikan kata-katanya ketika melihat mata Minju berkaca-kaca.

"Maaf kalau yang aku katakan menyakitimu. Tapi aku meragukanmu dalam menjaga Jinu,"

Minju menatap tajam pada Yujin yang baru saja menyinggungnya.

"Kau tahu apa, Ahn ? Selama ini aku yang menjaganya. Masih ingatkah kenapa kita bercerai? Atas dasar apa kau menganggapku tidak pantas menjaga Jinu?" sekali lagi Minju meninggikan suaranya. Dia terlalu emosi jika semua itu menyangkut anaknya.

"Apa kau pantas dijadikan contoh untuk Jinu? Hubungan gelapmu dengan boss-mu itu akan berdampak buruk bagi Jinu,"

"Setelah sekian lama... kau masih menuduhku memiliki hubungan dengan boss-ku?"

"Seperti kau tidak saja," cibir Yujin.

Air mata Minju tidak bisa ditahan. Dia masih menatap tajam Yujin yang terus berusaha memojokannya. Selalu saja seperti ini. Dari dulu jika bertengkar Minjulah yang akan selalu dipersalahkan.

"Memangnya kenapa jika aku memiliki hubungan dengan boss-ku? Itu bukan urusanmu! Dan asal kau tahu, hidup Jinu mungkin lebih bahagia jika seandainya aku menikah dengan boss-ku!"

Yujin membelalakan matanya. Dia terkejut dengan kata-kata Minju tadi. Dia tidak menyangka Minju akan mengatakan hal seperti itu. Dia sama sekali tidak menduga Minju berencana menikah dengan boss-nya.

"Jadi... kau berencana menikah juga..." Yujin berkata dengan lirih. Entah kenapa dia tidak suka dengan itu. Dari dulu dia sangat tidak suka dengan boss Minju yang selalu saja mendekati mantan 'istri'nya itu.

"Tidak..." Minju juga berkata lirih. Wanita itu tidak percaya dengan kata-katanya sendiri. Dia tidak bermaksud berkata seperti itu. Sama sekali tidak ada niat untuk menikah dengan boss-nya. Bahkan Minju tidak memiliki hubungan apapun dengan boss-nya. Dia hanya emosi saat mengatakan hal itu pada Yujin.

CHANCE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang