11

1.9K 228 49
                                    

"Mmhh..." Minju agak menggeliat dalam tidurnya. Dia sudah setengah sadar sekarang.

Matanya sedikit mengerjap untuk mengumpulkan nyawa-nyawanya yang seakan menguap saat tidur tadi. Tak lama kemudian, Yeoja cantik itu merasa bahwa ada lengan besar yang melingkari pinggangnya.

Akhirnya, Minju pun sadar dengan posisi tidurnya sekarang. Berada dalam pelukan mantan suaminya.

"Ahn Yujin," panggil Minju dengan suara yang masih sedikit serak.

"Nghh?" Yujin hanya menanggapi sekilas dengan mata yang masih terpejam sambil tanpa sadar mengeratkan pelukannya pada tubuh Minju.

"Aishh... apa-apaan dia ini," Minju menggeliat agar lepas dari pelukan namja itu. Tetapi lengan Yujin terlalu kuat. Yeoja cantik itu akhirnya hanya bisa terdiam di posisinya sambil menatap kesal pada wajah Yujin yang hanya berjarak beberapa centimeter darinya.

"H-hah!" Minju agak memekik kecil saat merasakan sesuatu yang telah mengeras menyentuh pahanya. Mata Yeoja itu pun melebar menyadari bahwa mantan suaminya itu sedang dalam keadaan 'Morning Problem'nya.

Wajar saja jika seorang pria dewasa terbangun dengan kejantanannya yang menegang di pagi hari. Namun bukan itu yang menjadi masalah bagi Minju sekarang.

Yujin kini sedang memeluknya –dan itu sangat membuat Minju merasa tidak nyaman dengan keadaan saat ini. Yujin sudah bukan lagi suaminya. Tentu saja sangat risih jika mereka berada dalam posisi seintim itu.

"Y-yah! Kau benar-benar tidak berubah! L-lepaskan aku!" Minju menggeliat lagi agar lepas dari pelukan Yujin.

Minju masih ingat jelas bagaimana dulu Yujin selalu meminta jatah pagi harinya dengan melakukan morning sex untuk menenangkan 'Little Ahn' miliknya.

Wajah Yeoja cantik itu kini begitu merah merasakan organ sensitif Yujin –yang-pernah-menjadi-miliknya- kini begitu terasa keras menempel di pahanya. Entah kenapa, sejenak Minju menjadi teringat bagaimana rasanya benda keras dan besar itu saat memasuki tubuhnya –dulu. Dan dia masih ingat bagaimana rasanya saat dia dan Yujin melakukannya. Melakukan kegiatan sakral ketika 'membuat' Jinu.

"Minju... nghh..." sebuah desahan keluar dari bibir Yujin.

Minju mendelik tak percaya mendengar mantan suaminya itu mendesahkan namanya saat tertidur.

'Oh, Tuhan. Dia sedang bermimpi apa!' teriak Minju dalam hati.

"Y-yah! AHN YUJIN!" panggil Minju dengan sedikit berteriak. Sekarang wajah cantiknya itu sudah benar-benar memerah karena malu.

"Huh?" tak lama, Yujin pun mulai tersadar.

Mantan suami Minju itu menatap bingung dengan apa yang ada di hadapannya. Matanya yang masih setengah terpejam itu menatap aneh pada wajah Minju yang begitu dekat dengannya.

"Apa ini masih bagian dari mimpiku?" gumam Yujin sambil terus mengamati wajah mantan 'istri'nya.

"Kau sudah mulai gila," cibir Minju.

"Terbangun dengan kau berada di sisiku. Bagaimana mungkin aku tidak berpikir seperti itu?"

Minju hanya memutar bola matanya. Dia malas menanggapi kata-kata Yujin tadi. Yeoja itu hanya terdiam dan membiarkan Yujin terus memeluk tubuhnya. Dia tidak bisa menyangkal bahwa kehangatan tubuh besar itu masih tetap sama seperti dulu. Masih terasa hangat dan begitu nyaman.

Beberapa saat mereka terus dalam posisi seperti itu. Tetap terdiam meski keduanya begitu merasa canggung. Tidak ada yang bisa menyangkal bahwa keduanya merasa begitu berdebar-debar saat posisi mereka kini sedekat itu. Namun mereka menyukainya. Perasaan bahagia dan nyaman saat mereka bersama membuat mereka seakan ketagihan. Mereka seperti kembali ke masa lalu, saat mereka belum menjadi sepasang kekasih. Saat keduanya masih saling memendam apa yang mereka rasakan satu sama lain.

"Minju..."

"Hmm?"

"Bisakah... kita terus seperti ini?"

Minju mendongakkan wajahnya untuk menatap Yujin. Yeoja cantik itu terlalu bingung dengan pertanyaan Yujin yang terkesan ambigu baginya.

"Kau hanya akan menyuruhku melupakan itu, pada akhirnya," gumam Minju sambil memalingkan wajahnya.

"Kau marah karena pesan singkatku?" tebak Yujin sambil meraih pipi Minju dan memalingkan wajah cantik itu untuk kembali menatapnya.

"Untuk apa aku marah dengan hal itu? Seperti aku peduli saja!"

"Aku tahu kau marah,"

"Sok tahu sekali!"

"Minju..." protes Yujin sambil terus menatap mata indah mantan 'istri'nya yang hanya berjarak beberapa centimeter darinya.

"Aku sudah melupakannya seperti maumu, Ahn Yujin. Jadi jangan bahas hal itu lagi!" ucap Minju dengan nada kesal.

"Kalau begitu, aku akan membuatmu mengingatnya. Mengingat yang malam itu kita lakukan. Sampai kau tidak akan bisa melupakannya lagi,"

Perlahan Yujin pun mendekatkan wajahnya pada wajah yeoja itu.

"Y-yah! Apa yang ka-" ucapan Minju terhenti saat Yujin menciumnya.

Minju tidak bisa protes saat Yujin terus melumat bibirnya. Dia tidak bisa menyangkal bahwa bibir itu selalu membuatnya menggila. Bibir dari orang yang selalu tahu bagaimana cara membuatnya begitu merasa nikmat.

Ahn Yujin... Ahn Yujin...

Rasanya semua perasaan mereka kembali melebur bersama ciuman itu. Yujin juga tidak bisa menyangkalnya. Dia tidak bisa berpura-pura tenang saat jantungnya berdegup kencang ketika mencium bibir yeoja yang dulu pernah menjadi miliknya.

Dia meruntuki dirinya yang mungkin kini terlihat begitu tolol. Bagiamana bisa seorang Ahn Yujin merasa tubuhnya sedikit bergetar saat mencium seseorang. Seolah dari ciuman itu perasaannya ikut terserap dan terus membuatnya merasa ingin mencium bibir menggoda itu lagi, lagi, dan lagi.

"Mnhh..." Minju sedikit mendesah saat Yujin melepaskan tautan bibir mereka.

Pandangan mereka tidak lepas satu sama lain. Kedua manik mata mereka bertemu seakan menunjukan ketulusan dan keseriusan dari apa yang telah mereka lakukan. Dan kini Minju yakin bahwa Yujin telah membuatnya akan selalu mengingat momen ini sampai kapan pun.

"Nghh..." Minju mengerang pelan saat Yujin tiba-tiba mencium lehernya.

Sekali lagi Minju tidak mampu melawannya. Tubuhnya seakan lemas karena perlakuan Yujin padanya. Ada hasrat dalam dirinya yang juga menginginkan sentuhan-sentuhan seperti ini dari mantan suaminya itu.

Yujin hanya tersenyum kecil saat dia berhasil membuat sebuah tanda kemerahan di leher Minju. Yujin berniat membuatnya lagi. Membuat tanda itu sebanyak mungkin. Rasa dari kulit putih mulus yeoja cantik itu memang begitu memabukkannya. Yujin merindukan semua itu –sampai rasanya hampir gila.

.









.

"M-mommy... ka-kalian sedang apa?"

___________________________TBC
kira-kira apakah yang di pikirkan Jinu saat itu ?? 😐

Comment jawaban kalian semuanya guys....

CHANCE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang