6

1.8K 231 15
                                    

Minju berdiri di depan lobi –bersebelahan dengan wanita yang tadi datang bersama Yujin. Sesekali Minju meliriknya. Dia sedang menunggu Jaemin selesai dengan pembayaran menu makanan tadi sekaligus menunggu mobil Jaemin di antarkan sampai ke lobi. Sementara wanita itu tentu saja sedang menunggu Yujin yang tadi pergi sebentar karena menerima sebuah telepon –yang sepertinya penting.

Tak bisa Minju pungkiri, dia memiliki rasa penasaran pada sosok wanita itu.

'Apa dia calon istri Yujin?' tanya Minju dalam hati sambil tanpa sadar dia memperhatikan wanita itu dari atas sampai bawah.

"Kau, Kim Minju 'kan?" tanya wanita itu.

Minju sedikit terkejut karena wanita itu tahu namanya.

"Yujin pernah beberapa kali membicarakanmu. Aku Jang Wonyoung. Sekretaris sekaligus calon istrinya," kata wanita itu sambil mengulurkan tangannya pada Minju.

Minju menjabat tangan wanita itu sekilas. Dia tersenyum getir mendengar perkataan Wonyoung. Entah kenapa dia merasa ada sebuah luka baru di hatinya. Padahal Yujin sudah memberitahu Minju kalau dia akan menikah lagi. Tapi ternyata Minju masih belum mampu menyiapkan hatinya lebih jauh untuk menerima kenyataan itu.

"Senang mengenalmu, Minju-sshi," kata Wonyoung dengan senyum angkuhnya.

Minju hanya balas menatap wanita itu dengan pandangan tidak suka.

'Aku tidak senang mengenalmu, Wonyoung-sshi,' ucap Minju dalam hati.

Kali ini Minju kembali mempertanyakan dirinya lagi. Dia bukan orang yang mudah menunjukan ketidaksukaannya terhadap orang lain –sebelumnya. Namun kenapa saat ini dia tidak bisa menutupi rasa tidak sukanya pada wanita itu?

Pikiran Minju buyar ketika Yujin dengan terburu-buru datang ke arah mereka. Ke Wonyoung tepatnya.

Bersamaan dengan itu, mobil milik Yujin dan sebuah taksi juga berhenti di hadapan mereka.

"Maaf, menunggu lama. Ada masalah serius. Kau tidak apa-apa 'kan pulang naik taksi?" tanya Yujin pada wanita itu.

"Ada masalah apa memangnya? Yujin-ah, kenapa aku tidak boleh ikut?" tanya Wonyoung dengan nada manja.

Minju yang masih berdiri di sebelah mereka pun hanya bisa memutar bola matanya melihat wanita itu mencoba bersikap aegyo di depan mantan suaminya.

"Nanti aku jelaskan. Ini sudah malam, kau sebaiknya pulang saja," kata Yujin sambil membukakan pintu taksi untuk calon istrinya.

Wanita itu terlihat tidak senang. Dia mengerucutkan bibirnya sambil sekali lagi berusaha protes karena Yujin menyuruhnya pulang sendirian dengan taksi.

'Cih! Aegyo-nya buruk sekali,' gumam Minju dalam hati.

Namun Minju membelalakan matanya ketika wanita itu tiba-tiba mencium bibir Yujin di hadapannya. Nafas Minju tercekat meski Wonyoung hanya mencium Yujin sekitar 5detik sebelum wanita itu pergi dengan taksinya.

Entah kenapa tubuh Minju sedikit bergetar setelah melihat itu. Ada sebuah rasa sakit di hatinya meski dia tidak tahu mengapa.

"Ayo pulang," kata Yujin sambil tiba-tiba menarik tangan Minju dan membawa Yeoja manis itu masuk ke dalam mobilnya.

"T-tapi, Yujin-ah..." Minju agak tidak percaya dengan apa yang ada di hadapannya. Kini dia sudah berada di dalam mobil Yujin.

"Jinu sakit," ucap Yujin ketika dia merasa Minju akan protes dengan sikapnya yang tiba-tiba saja menarik Minju masuk ke dalam mobil.

"Tadi Yuri mengirim pesan padaku. Dia bilang Jinu demam tinggi dan sakit perut. Aku tidak tahu pasti bagaimana keadaannya sekarang, karena setelah itu ponsel Yuru tidak bisa aku hubungi. Aku juga tidak tahu nomor ponsel Yena. Karena itulah aku begitu khawatir sekarang. Cepat kau hubungi Yena," kata Yujin sambil terus menyetir mobilnya. Dia terlihat berusaha mencari jalan agar cepat sampai ke rumah Jo yuri.

CHANCE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang