1

5.2K 313 22
                                    

Mommy~" seorang anak laki-laki tampak berlari-lari kecil menuju seorang wanita yang baru saja dipanggilnya 'mommy'.

"Aww, my sweetheart," Minju memeluk anak laki-laki yang kini berusia sekitar lima tahun itu.

Dia menggendongnya dan menatap wajah anaknya dengan perasaan begitu bahagia. Seminggu saja berpisah dari anaknya membuat Minju begitu merasa begitu rindu.

"Bagaimana liburannya? Jinu tidak membuat Daddy susah 'kan?" tanya Minju pada anaknya dengan nada bercanda. Ahn Jinu, anak tunggal dari pernikahan Ahn Yujin dan Kim Minju, mereka menamai buah hati mereka dengan gabung dari nama mereka yuJIN dan minjU "Jinu"

Jinu agak mengerucutkan bibirnya mendengar kata-kata Minju.

"Tentu saja tidak. Daddy, jinu anak baik 'kan?" Jinu mencoba mencari pembelaan dari ayahnya yang baru saja selesai memarkirkan mobilnya di halaman depan rumah Minju.

"Hmm? Tentu. Hanya saja perbuataan usilmu pada Tante Wonyoung tidak bisa dibilang baik, jinu..." jawab Yujin sambil tersenyum menatap Jinu yang sedang digendong oleh Minju.

"Tapi aku tidak suka dia. Dia genit pada Daddy," Jinu kembali mengerucutkan bibirnya dan menatap Yujin dengan kesal.

Minju hanya diam saja. Dia merasa tidak ingin ikut campur dengan apapun mengenai wanita yang bernama Wonyoung itu. Semua itu masalah pribadi Yujin. Dia dan Yujin sepakat untuk tidak saling mencampuri masalah pribadi masing-masing kecuali yang berkaitan dengan Jinu -anak mereka.

Minju dan Yujin telah bercerai sekitar dua tahun yang lalu. Namun mereka tetap memutuskan untuk membuat Jinu tidak merasa kehilangan salah satu orang tuanya, sehingga mereka selalu berusaha membuat Jinu merasa bahwa keluarganya masih utuh.

"Mommy, turunkan aku. Aku mau main game. Daddy membelikanku banyak kaset game. Aku mau main sekarang," Jinu agak menggeliat minta diturunkan dari gendongan Minju.

Minju tersenyum dan menurunkannya.

"Jangan main terlalu lama," tutur Minju saat Jinu langsung berlari menuju kamarnya untuk bermain game dengan komputernya.

"Yah! Kau meracuni Jinu dengan game lagi!" Wanita itu menatap Yujin dengan sedikit kesal.

Yujin tersenyum melihat wajah Minju yang sedang kesal. Begitu manis menurutnya.

"Bukan salahku kalau dia juga menyukai game. Dia hanya mengikuti instingnya mungkin. Dia benar-benar pintar sepertiku. Haha..." kata Yujin dengan nada bercanda.

Minju hanya bisa memutar bola matanya mendengar kenarsisan mantan suaminya itu.

"Kau mau mampir?" tawar Minju.

Yujin kelihatan berpikir sebentar. Dia melihat arlojinya untuk melihat waktu. Masih setengah delapan malam.

"Jika tidak merepotkanmu," jawab Yujin sambil tersenyum.

Minju hanya mengangguk dan mempersilahkan Yujin untuk masuk.

-














-

Minju sedang membuat secangkir kopi sambil sesekali melirik Yujin yang sedang duduk di sofa untuk menonton televisi. Sudah lama sekali sejak Yujin mampir ke rumahnya. Biasanya jika dia menjemput atau mengantar Jinu kemari, dia akan langsung pulang begitu urusannya selesai.

Minju meletakan secangkir kopi di meja dan duduk di samping Yujin. Entah kenapa Minju menduga kalau Yujin punya sebuah urusan atau sesuatu yang ingin dia sampaikan pada dirinya.

"Aku ingin mendiskusikan sesuatu," ucap Yujin akhirnya.

Dia melirik Minju sekilas dan kembali menatap layar televisi yang manayangkan acara komedi.

"Apa ini tentang Jinu?" tanya Minju dengan sedikit hati-hati.

Yujin mengangguk pelan. Kali ini dia menatap Minju setelah mengecilkan volume televisi.

"Aku berencana menikah dengan Wonyoung," kata Yujin.

-








TBC/END ??
Please vote & coment :)

CHANCE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang