15

1.9K 217 23
                                    

Yujin mendengus kesal sambil menatap dokumen penting di hadapannya. Keningnya berkerut sambil sekali lagi memperhatikan deretan huruf yang tertulis di sana.

"Brengsek!" umpat Yujin sambil memukul meja kerjanya.

"Kita kalah, Pak. Sekarang Jaemin sudah merebut peluang kita untuk mendapatkan investor itu. Benar-benar tidak bisa dipercaya!" seorang wanita cantik yang berdiri di depan meja kerja Yujin kini mulai angkat bicara. Wajahnya kini terlihat begitu gelisah sama halnya dengan Yujin.

"Apa yang harus kita lakukan, Pak? Perusahaan kita butuh dana secepatnya."

"Diamlah! Aku juga sedang berpikir!"

Kali ini Yujin begitu terlihat kacau. Beberapa kali ia mengacak rambutnya sendiri saat memikirkan jalan keluar terbaik untuk menyelesaikan masalah perusahaannya yang kini mengalami kemunduran dana. Dan Jaemin sekali lagi merebut peluangnya untuk mendapatkan seorang investor.

"Kali ini Jaemin brengsek itu menyuruh siapa lagi untuk merebut investor kita?"

"Err.. i-itu.."

"Siapa?"

"A-ahn Minju. 'Istri' Anda, Pak..."

Mata Yujin membulat mendengar sekretarisnya telah menyebut nama orang yang paling dicintainya.

"M-minju?"

"M-maaf, Pak. Saya tidak bermaksud berkata buruk tentang 'istri' Anda. Tetapi karena memang 'istri' Andalah yang sekarang hampir menghancurkan perusahaan Anda."

Yujin masih terdiam. Ia tidak tahu harus berkata apa. Jaemin telah menggunakan Minju untuk menyerangnya. Jaemin telah memanfaatkan jiwa profesionalisme yang dimiliki oleh Minju untuk menghancurkan perusahaannya. Kini Yujin hampir tidak bisa berpikir jernih. Apa perbuatan Minju kali ini bisa disebut sebuah pengkhianatan?

Yujin merasa dikhianati. Minju telah berpihak pada seseorang yang salah. Semuanya telah menjadi sangat rumit untuk saat ini. Jika nanti saat Yujin pulang ke rumah, ia tidak bisa lagi menatap Minju dengan cara yang sama seperti sebelumnya.

Perasaan kecewa telah memenuhi hatinya.






*End to flashback*

.






.


.









'Have a magical day.'

Sebuah kalimat yang tertulis di depan pintu keluar Hongkong Disneyland Hotel membuat tubuh Minju sedikit bergetar.

Magical day...

Entah kenapa ia merasa ada sebuah makna yang begitu besar dari kata-kata itu.

"Mommy..."

Sebuah panggilan dari Jinu membuat Minju kembali tersadar dari lamunannya. Wanita cantik itu menengok ke sebelah kanan untuk menatap anak laki-lakinya yang kini sedang di gendong dari depan oleh Yujin.

"Sebentar lagi akan dimulai. Aku mau cepat-cepat main," lanjut Jinu sambil tersenyum senang pada Minju.

Minju hanya balas tersenyum. Ia mencubit pelan pipi Jinu sebelum sedikit melirik Yujin yang berada di sebelahnya.

Mereka sedang berada di Disneyland Hongkong. Tepatnya di dekat pintu masuk untuk melihat upacara pembukaan yang selalu digelar setiap pagi sebelum dibukanya seluruh wahana permainan. Dan sebentar lagi upacara pembukaan itu akan segera dimulai.

Upacara pembukaan Disneyland dimulai dengan kedatangan Mickey dan Minnie Mouse dengan menggunakan mobil khusus. Kostum yang digunakan oleh dua orang talent itu terlihat sangat bersih dan mengkilat. Senyum lebar yang melekat pada wajah Mickey dan Minnie sontak membuat anak-anak yang berada di sana bersorai memanggil-manggil dan melambaikan tangan. Keduanya berjalan membalas lambaian tangan para penggemarnya yang masih berada di luar pintu masuk.

Tak beda dengan anak-anak lain, Jinu pun ikut melambaikan tangannya sambil menatap kagum pada Mickey, Minnie, serta beberapa tokoh kartun dan dongeng lainnya.

Wanita cantik itu kini kembali menatap Yujin dengan wajah yang sulit untuk diartikan. Pandangannya penuh dengan harapan, kebingungan, dan keraguan. Semua perasaan itu utuh dan secara nyata dapat tersirat oleh kedua bola mata indah itu.

.


.

Selesai dengan upacara pembukaan, para pengunjung bebas menikmati semua pertunjukan dan wahana yang ada. Dua tempat pertunjukan yang disarankan oleh Yujin adalah The Festival of Lion King dan Mickey's Philharmagic. Kedua pertunjukan itu memang paling banyak menarik perhatian para pengunjung di sini. Tak heran Yujin mengajak mantan 'istri' dan anaknya untuk ke sana.

Tempat pertunjukan pertama yang mereka datangi adalah Mickey's Philharmagic yang terletak di zona Fantasy Land. Jinu begitu bersemangat saat menonton pertunjukan empat dimensi ini. Ia tertawa saat melihat kenakalan Donald yang merusak orkestra Mickey dengan tongkat ajaib. Dan yang paling membuat mereka menikmati pertunjukan itu adalah karena mereka dihibur dengan dimensi keempat, yaitu rasa.

Mereka bisa merasakan kencangnya angin saat Donald terjebak angin puting beliung, mencium bau harum saat Donald di ruang makan, bahkan sampai merasakan terpercik air saat Donald disiram air.

"Mommy... aku kena air," ucap Jinu dengan polosnya.

Minju dan Yujin hanya bisa tertawa melihat putra kecilnya itu begitu terlihat menggemaskan saat ini.

Setelah mereka puas bermain di Fantasy Land, mereka kini menuju ke zona Adventure Land. Tentu saja tujuannya untuk menuju tempat yang telah disarankan oleh Yujin sebelumnya, The Festival of Lion King.

Keistimewaan dari pertunjukan ini adalah perpaduan musik yang indah, aksi teatrikal yang kompak, vokal yang merdu, serta teknologi dan tata lampu yang benar-benar menarik.

Pertunjukan ini bercerita tentang Simba, singa muda yang akan menjadi raja hutan tetapi ditelikung oleh sekelompok Hiena. Entah kenapa Yujin merasa pertunjukan ini begitu cocok untuk putranya.

Pria itu begitu merasa bahagia saat melihat wajah Minju dan Jinu yang terlihat begitu serius menonton Simba. Tampaknya ia tidak salah membawa mereka berdua kemari.

Mereka bertiga duduk dengan Jinu berada di antara mereka. Ketika Jinu begitu serius menonton, Yujin malah sibuk melihat setiap perubahan ekspresi wajah Minju saat ini. Begitu terlihat manis menurutnya.

Perlahan, Yujin mencondongkan badannya untuk mendekat ke telinga Minju. Ia berbisik pelan, "Hei, apaaa... kau takut pada Hiena itu?"

Minju tersenyum simpul mendengarnya. "Tentu saja tidak. Serigala lebih mengerikan."

Wanita cantik itu mengalihkan pandangannya untuk menatap mantan suaminya sebelum ia menjulurkan lidahnya untuk meledek Yujin dengan kata-katanya tadi.

Yujin terkekeh pelan mendengar jawaban itu. Di saat Minju kembali menatap pertunjukan di hadapannya, Yujin masih saja tidak berubah posisi. Wajahnya masih begitu dekat dengan telinga Minju.




Cuph!











Minju merasa sebuah kecupan singkat di pipinya. Ia menengok ke sebelah kanan tepat pada sang pelaku yang baru saja mencium pipinya. Mantan suaminya itu kini telah duduk di posisi semula. Memasang wajah polos sambil menatap pertunjukan Simba.

Minju hanya bisa mengerucutkan bibirnya sambil menggumam, "Huhh... serigala nakal."

Mendengar gumaman lirih dari mantan 'istri'nya, Yujin pun tak kuasa menahan senyum. Ia meruntuki dirinya sendiri yang mungkin terlihat konyol saat ini. Ia malu. Senang. Entah perasaan apa lagi yang kini ia rasakan. Yang jelas ia sudah mengerti ke mana arah hatinya untuk saat ini. Kim Minju...

Bisakah ia sekali lagi merubah nama depan Wanita cantik itu?

________________________TBC

CHANCE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang