"DADDY~~~" Jinu berteriak senang saat melihat ayahnya juga berada di Hongkong International Airport.
Anak laki-laki itu berlari-lari kecil ke arah Yujin.
"Loh, sayang? Kenapa bisa disini?" tanya Yujin sambil mengangkat tubuh Jinu untuk menggendongnya.
"Aku minta ikut Mommy. Habisnya aku tidak mau Mommy pergi berdua saja dengan ahjusshi itu," jawab Jinu sambil menunjuk-nujuk ke arah Minju dan Jaemin yang kini ikut mendekat ke arah Yujin.
Jaemin dan Minju memang harus melakukan perjalanan bisnis di Hongkong untuk menyelesaikan beberapa urusan mengenai proyek baru yang akan dilaksanakan bersama dengan perusahaan milik Yujin dan beberapa investor asing di Hongkong. Meski mereka tahu kalau nantinya mereka akan bertemu dengan Yujin di Hongkong, mereka tidak tahu kalau ternyata Yujin dan sekretarisnya berada di pesawat yang sama dengan mereka saat kemari.
Kini mereka secara tidak sengaja bertemu saat sampai di Hongkong International Airport. Jinu terlihat begitu senang saat melihat Yujin. Dia sangat bersemangat karena masih bisa bertemu ayahnya meski sudah jauh-jauh pergi ke Hongkong.
"Mommy tidak memberitahuku kalau Daddy juga ke sini," Jinu mengerucutkan bibirnya.
"Kenapa Jinu ikut ke sini? Bukannya besok masih sekolah?" tanya Yujin. Namja itu sedikit melirik Minju saat menanyakannya. Dan Yujin menyadari bahwa sekarang tatapan Minju begitu dingin padanya.
"Kenapa Daddy bersama ahjumma itu sih? Aku tidak suka dia..." kata Jinu tanpa menjawab pertanyaan ayahnya.
Wonyoung hanya memutar bola matanya mendengar perkataan anak dari calon suaminya itu. Tampaknya wanita itu begitu kesal melihat Jinu yang selalu bermanja-manja pada ayahnya.
"Jinu ayo turun. Tadi Jinu bilang lapar 'kan?" ajak Minju pada anaknya yang masih berada di gendongan Yujin.
"Ng... aku mau sama Daddy," rengek Jinu.
Yujin tersenyum kecil mendengar anaknya lebih memilih untuk bersamanya.
"Berapa nomor kamarmu? Nanti sore aku akan mengantar Jinu kembali ke kamarmu," kata Yujin pada Minju.
"307," kata Minju dengan ketus sambil menyeret kopernya pergi dari tempat itu bersama Jaemin.
.
.
Minju menghempaskan dirinya di sebuah ranjang besar di The Royal Pacific Hotel & Towers. Sebuah hotel bintang empat yang memang sering digunakan untuk tempat berbisnis. Hotel tersebut terletak di kawasan Tsim Sha Tsui di district Kowloon, Hongkong.
Yeoja cantik itu baru saja selesai makan siang dan membereskan koper. Namun wajahnya masih terlihat murung.
Beberapa hari ini suasana hatinya benar-benar buruk. Semua ini dikarenakan mantan suaminya itu. Benar. Namja itulah yang membuatnya benar-benar kesal.
Minju masih ingat jelas tiga hari yang lalu -hari senin. Tepatnya setelah Yujin menciumnya dan kemudian pulang begitu saja. Beberapa saat setelah itu Minju menerima pesan singkat di ponselnya. Pesan singkat dari mantan suaminya mengenai apa yang baru saja mereka lakukan tadi.
.
Ahn Yujin10.37 P.M
Mianhae, Minju.
Tidak seharusnya aku melakukan itu.
Lupakanlah. Anggap saja tidak pernah terjadi.
.
Rasanya Minju ingin memaki-maki Yujin saat itu juga. Setelah namja itu menciumnya kemudian pergi begitu saja, dan sekarang apa lagi? Menyuruhnya menganggap hal itu tidak pernah terjadi? Cih! Minju sudah benar-benar kesal pada namja plin-plan itu!
Dengan mudahnya Yujin menyuruhnya untuk melupakan hal itu dan menganggapnya tidak pernah terjadi!
Minju tahu perbuatannya salah. Yujin sudah bukan lagi suaminya. Dan dia paham dengan maksud kata-kata Yujin di pesan singkat itu.
Yujin memang ada benarnya, bahwa hal itu tidak seharusnya terjadi dan terlebih lagi dia sudah mempunyai calon istri. Tapi Yujinlah yang paling bersalah. Namja plin-plan itu yang meminta ijin pada Minju untuk menciumnya kemudian setelah itu menyuruh Yeoja itu melupakan apa yang telah terjadi. Egois sekali!
Egois sekali, Ahn Yujin!
Dan sampai sekarang Minju masih meruntuki kobodohannya telah membiarkan mantan suaminya itu menciumnya.
.
.
"Mommy~~" terdengar suara Jinu dari luar pintu kamar.
Minju beranjak dari ranjang dan membuka pintu kamar hotel itu. Terlihat Yujin dan Jinu berdiri di luar pintu.
"Daddy, ayo masuk," Jinu menarik lengan kanan Yujin dan membawa ayahnya itu masuk ke dalam kamar.
"Duduk dulu, Daddy. Aku mau bicara dengan Daddy dan Mommy," kata Jinu sambil menyuruh orang tuanya untuk duduk bersebelahan di pinggir ranjang.
"Mommy dan Daddy tahu 'kan kalau hari sabtu ini aku ulang tahun?" tanya Jinu.
Hari ini hari Kamis. Jinu memang ijin untuk tidak berangkat sekolah untuk hari Kamis dan Jumat. Sementara hari Sabtu dan Minggu Jinu libur, dan mereka baru akan kembali ke Korea pada hari Minggu. Semua dikarenakan Jinu yang begitu memaksa minta ikut ke Hongkong pada Minju.
Sebenarnya semua itu Jinu lakukan karena teringat kata-kata Yeri saat di sekolah.
.
'Minta ikut saja, Jinu-ya. Bagaimana kalau nanti ahjusshi itu tidak membawa mommy-mu kembali ke Korea? Kalau Jinu ikut, Jinu 'kan bisa melindungi Minju-ahjumma dari ahjusshi tinggi itu,' kata Yeri dengan agak berlebihan.
.
Namun tadinya Jinu tidak tahu kalau ternyata Daddy-nya ikut -terlebih lagi sekarang malah berada di hotel yang sama dengan Mommy-nya.
Sebenarnya jelas saja Yujin dan Minju menginap di hotel yang sama, karena memang pertemuan bisnisnya dilakukan di ruang pertemuan yang memang sudah tersedia di hotel ini untuk para pebisnis.
"Tentu saja Daddy ingat," kata Yujin dengan sedikit melirik Minju yang duduk di sebelahnya.
"Mommy sangat ingat, sayang. Jinu 'kan memaksa ingin ikut kemari agar tidak sendirian saat ulang tahun. Benar 'kan?"
"Mommy benar!" Jinu melompat-lompat senang.
"Ng... aku mau minta sesuatu sama Mommy dan Daddy untuk hadiah ulang tahunku," lanjut Jinu dengan senyum manisnya.
"Minta apa? Kalau tidak aneh-aneh pasti Daddy belikan,"
Jinu mengerucutkan bibirnya mendengar perkataan ayahnya. Untuk ulang tahunnya kali ini, dia tidak mengharapakan mainan atau kaset game apapun. Jinu menginginkan sesuatu yang lebih berharga dari semua itu.
"Aku tidak mau mainan! Aku mau ke Disneyland sama Mommy dan Daddy. Aku ingin kesana. Yeri eonnie sudah pernah ke sana, masa aku belum,"
"Tapi Mommy sibuk, sayang. Mommy 'kan ke sini bukan untuk jalan-jalan,"
"Daddy~ aku mau ke sana," rengek Jinu pada ayahnya.
"Daddy tidak bisa janji. Tapi kalau memang pekerjaan Daddy cepat selesai, Daddy akan usahakan untuk menemanimu kesana,"
"Ah, Daddy baik!" Jinu tertawa riang sambil memegang kedua tangan Yujin dan melompat-lompat kecil.
"Mommy... ayolah... Daddy saja sudah setuju. Mommy~~~" rengek Jinu yang kali ini sedikit mengguncang lengan kiri Minju.
"Baiklah, tapi kalau pekerjaan Mommy sudah selesai ya,"
"Horeee"
__________________TBC

KAMU SEDANG MEMBACA
CHANCE (END)
RomanceAhn Yujin dan Kim Minju yang telah bercerai harus terlihat baik-baik saja di depan putra mereka...