4

2.1K 240 9
                                    

Mommy tahu tidak, di game tadi aku bisa mengalahkan Daddy, loh!" ucap Jinu dengan bangganya.

Minju hanya tersenyum menanggapinya sambil mengambilkan sarapan untuk Jinu.

Mereka kini sudah berada di meja makan. Mereka sudah siap dengan pakaian seragamnya. Jinu dengan seragam sekolah taman kanak-kanaknya dan Minju dengan setelan Pakaian ala kantornya.

"Baiklah, karena sudah menang game, sekarang Jinu harus makan sampai habis ya," kata Minju sambil bersiap-siap menyuapi Jinu.

"Kenapa begitu? 'Kan tidak ada hubungannya dengan makan," Jinu agak cemberut, terlebih lagi saat melihat banyak sayuran di makanannya.

"Mommy, makannya jangan pakai ituuuu," sekali lagi Jinu protes dengan menunjuk sayuran yang berada di piringnya dengan wajah tidak suka.

"Pokonya harus dimakan! Mommy akan menyuapimu,"

"Haishh, Mommy menyebalkan!" Jinu kembali protes, tetapi tidak menolak saat Minju menyuapinya dengan makanan yang penuh sayuran.

Anak laki-laki itu tetap memakannya meski dengan wajah kesal.

Namun wajah Jinu kembali terlihat ceria saat melihat Yujin keluar dari kamar Minju dengan pakaian kantornya.

"Tidak kekecilan 'kan?" tanya Minju yang masih menyuapi Jinu.

"Tidak. Ini masih pas. Dan juga masih bagus" jawab Yujin sambil ikut bergabung di meja makan.

Minju memberikan Yujin kemeja lamanya. Entah kenapa dia sendiri bingung masih menyimpan kemeja itu di lemarinya. walaupun sudah lama, tapi masih tersimpan rapi dan terawat.

Sementara Minju sedang sibuk membuatkan kopi, Minju yang berada di meja makan bersama Jinu pun menyadari kalau anaknya itu terlihat sedikit kesal.

"Sayang, kenapa wajahmu cemberut seperti itu?" tanya Yujin penasaran.

"Mommy memaksaku makan sayur. Huuuh!" Jinu menyilangkan kedua tangannya di depan dadanya sambil mengerucutkan bibirnya.

Yujin sedikit terkekeh melihat anaknya yang begitu mirip dengannya. Dia mencubit gemas pipi kiri Jinu sambil mengambil piring yang berisi makanan milik Jinu.

"Sinih, biar Daddy yang menyuapimu,"

"Tidak mauuuu~" rengek Jinu.

"Kenapa Daddy tidak membelaku, sih? Daddy 'kan juga tidak suka makan sayur?" lanjut Jinu sambil menatap polos wajah ayahnya.

Yujin sedikit tersentak dengan kata-kata anaknya yang begitu tepat sasaran.

"Siapa bilang? Daddy suka 'kok makan sayur," Yujin mencoba membela diri.

"Nenek yang bilang padaku. Sekarang Daddy tidak bisa menipuku!" ucap Jinu dengan begitu percaya diri.

Minju terkikik geli mendengar kata-kata Jinu pada ayahnya. Sementara Yujin hanya memutar bola matanya karena kalah dalam berdebat dengan anaknya.

"Lihat 'kan? Sekarang anakmu jauh lebih keras kepala darimu," kata Minju sambil menaruh secangkir kopi untuk Yujin.

"Haisshh," dengus Yujin sambil mengacak pelan rambutnya sendiri.

.


.

Mereka makan dengan keadaan yang sedikit ribut karena Jinu yang terkadang masih protes dengan makanannya.

Sesekali Yujin melirik ke arah Minju yang baru saja selesai membuatkannya setangkup roti isi.

"Mommy, kenapa Daddy tidak makan makanan sepertiku?" tanya Jinu yang bingung melihat ayahnya hanya makan setangkup roti isi dan secangkir kopi.

CHANCE (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang