Chap 3

2.4K 94 3
                                    

Tapi tanpa sadar sekelompok pria pun mendengar ucapan pedas Elizia pada gadis bar bar itu.

"Buzet dah tu cewek maba atau mapi sih mulutnya pedes bet dah" celetuk Jerry dengan tampang cengonya setelah mendengar ucapan wanita tadi.

"Tapi tumben tumbenan dia gak lakuin tindak pembulyan?, Menarik tu cewek. Tapi bener juga pas mos kemaren gue gak ada liat tu cewek dia mapi ya?" sabung Allan sebari menyeruput juicenya santai.

"Gimana mau ngebully si Letha kan lagi masa skorsing, tapi tetep kuliah paling nipu bokapnya" jawab Anton sebari membawa nampan makanannya.

Hingga Varel pun ikut nimbrug dalam gosip dadakan yang dibuat kaum laki laki "Gue tertarik cewek itu,  lo pada tau namanya, nama ig, atau nopenya gak? " dan semuapun serentak menggeleng.

Sedangkan Elvaro hanya bisa diam nampak menyimak tanpa mengeluarkan suaranya sedikitpun.

Hingga

Sebuah celetukan Varelpun membuat Elvaro sedikit tak suka.

"Kita taruhan siapa yang pertama tau nama Cewek itu, bakal ngantiin piket jurusan selama sebulan" ucap Varre,  Allan,  Zack,  Anton, dan Jerrypun menyatujuinya.

Hingga Elvaropun menatap Vareel agak kesal, segera angkat suara "Elizia" ucap Elvaro hingga seluruh sahabatnyapun melotot termasuk Varel.

"Lo tau dari mana?" tanya Varel kepo "kenal ama dia?  Punya Nopenya?" ujar Varel beruntun penuh tada keingintahuan yang amat besar.

Hingga

Seorang pria pun menghampiri meja mereka "yang lo kepoin tunangannya Varo" ujar Alrex lalu seketika semuapun nampak melongo apalagi Varel iapun segera menampakan tampang sakit hatinya, pupus sudah harapannya mau pdkt in perempuan tadi.

Hingga Zackpun berujar "ada Anggota baru donk di The Zerlock" dan semuapun nampak menimang.

"Emang dia bisa nyaingin Vio, Anne apa lagi Kak Zara" ucap Allan seketika semuanyapun nampak berfikir.

Hingga Veropun menggeleng.

"Lemah" ujar Varo, kembali mengingat kejadian tahun lalu saat Dirinya melihat tubuh Elizia penuh lebam,  rambut yang di potong compang camping, dan bau busuk di tubuhnya,  lalu trauma yang di sebut Bi Lila membuat Elvaro pun berfikir dua kali memasukan gadisnya.

Apalagi jika orang lain tau dia tunagan Varo bisa jadi gadisnya akan jadi umpan musuhnya,  dan bukanlah hanya candaan tapi nyawa gadisnya pasti akan jadi taruhannya.

"Terus lo bakal nyembunyiin ini ke dia, sekali lo ketauan ketumu dia aja, dia bakal dalam bahaya sebelum lo peringatin dia" ujar Anton nampak sedikit tak setuju.

Varopun nampak diam "gue akhiri" ujar Elvaro hingga Alrixpun menggebrak meja keras.

"Lo mau  buat Mama lo sakit lagi dia sudah sepakat ama mendiang Mom Elizia lo tau kan kalo lo putus ama dia Mama lo bakal gimana,  lo tau kan konsekwensinya! " tegur Alrix keras

Seru Alrix dan Elvaropun terdiam nampak memikirkan solusi "Biar dia yang batalin pertunangan ini" ujar Elvaro final lalu segera pergi.

Saat berjaln pergi Elvaro mengerutkan kening  "bukannya Mami Eliz masih ada dan Mom siapa?" Batin Elvaro nampak bingung
,,,,,

Di sisi lain mata kuliah Eliziapum sudah usai.

Iapun berjalan menuju rumah seperti biasa melewati jalan tikus hingga.

Iapun entah kenapa malah memutar haluan dan melewati jembatan jalan tol atas yang membuat saat ia pulang sedikit berputar.

Eliziapun tersenyum kecil sebari menyenandungkan beberapa lagu barat,  sebari berjalan menuju Mansionnya.

Sanpai di mansion Eliziapun menuju kamarnya disamput Maminya dengan,  wajah letih.

"Zia maaf Mami harus pindah ke Inggris 3 bulan gak papa kan Mami ama Papi tinggal,  kamu bisa main ke tempat Om Rael kok atau ke apartmen Kak Ara" ucap Mami dan Eliziapun mengagguk santai, walau hati berkata jangan, apa boleh buat toh mereka sudah mau jadi pengganti ortunya itu saja sudah cukup membahagiakan bagi Elizia.

Lalu Mami dan Papipun segera prepare lalu Eliziapun mengantar mereka ke bandara.

"Darah daging tapi tak bernah bersama" ujar Erizia lalu melajukan mobil kembali ke mansion.

Dan sampai di mansion nampaklah pria yang berstatus tunanganya itu.

Pria itu nampak menatap Elizia tajam,  sedangkan Elizia nampak cuek bebek segera meletakan kunci dan menuju ke dapur mengamit beberapa camilan.

Elvaropun menghampiri Elizia tapi gadis itu tak bergeming sedikitpun, malah  memasangkan aerphone menutup kedua telinganya.

Hingga Elvaropun melepas paksa aerphonenya.

"Backstreet" ucap Elvaro, sontak bukannya kaget.

Eriziapun tertawaa...

"Bukan Backstreet kan yang lo mau tapi memutuskan pertunangan ini!" desis Elizia santai.

Elvaropun nampak tenang seakan sama sama tak peduli.

Eliziapun bangkit meletakan camilanya dan menatap serius Elvaro "Karna sepertinya itu mau lo,  dan semua hal ada alasannya dan sayangnya gue gak mau tau alasan itu,  tapi gak ada kesempatan ke-3 di kamus gue,  lo 2 kali ngancurin gue sejatuh jatuhnya maka di saat lo nyembah guepun gue bakal buat lo nyesal walau konsekuensinga guepun juga akan jauh lebih menderita" ujar Elizia lalu segera naik ke atas.

Seketika.

Prangg......

"Terbaik Mom!  Mom sebut dia pria terbaik tapi apa 2 tahun udah berstatus tunangan tapi apa dia nyerah,  entah apa isi kepalanya! " seru Elizia lalu menuju ruang bawah tanah rumahnya dan membaca buku disana dengan hikmat.

Seminggu berlalu dan benar saja Elvaro mulai menjauh.

Makin jarang ke mansion,  bahkan tak pernah bertegur sapa di kampus.

Hingga Hari ini.

Elziapun di kunci digudang oleh The Jekers "para geng Letha yang berjumlah 5 termasuk bosnya sendiri"

Srashh....

"Ini karna lo rusak kulit gue" ucap Letha dengan rasa bahagianya

Plak.... 

"Karna lo  basahin baju gue dan".

Crashh....

"Karna lo basahin rambut gue."

Seketika Eliziapun tersenyum.

"Selesaiin sebelum lo gue tendang keluar" desisi Elizia hingga.

Byurr,,,,,

Bukannya lagi tertawa seketika Eliziapun menangis...

Wajahnya hidungnya bahkan telinganyapun memerah mengigat masa lalunya hang berputar putar di kepalanya.

Hingga Krak...

—————-

Sampe juga udah up 3 chap....

Mantulll...

Like komentar yaaa

Sampe ketemu di chap selanjutnya...

Only My MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang