Chap 19

986 55 1
                                    

Eliziapun segera merawat dirinya selama 2 jam ke salon dan terkhir ke Mall.

Belanja untuk perlengkapan dirinya dan El, hingga jampun sudah menunjukan pukul 12.30 ponselnya masih tanpa notif telephone Mom Dad tapi aneh tumben tumbenan ni anak nurut.

Eliziapun selesai berbelanja hingga

Brukk...

"Maaf, mbak" ujar Elizia lalu pergi, karna ia merasakan perasaan yang kurnag nyaman, yak batinnya berkata ingin bertemu putranya..

............
Hingga benar saja...

"Kakak....." teriak Elizia saat ia baru saja turun dari mobil.

Sontak nampaklah seorang anak kecil dengan mata merahnya berlari mencari Mamanya.

"Eh" ucap Elizia menatap Putranya benar benar tidak tega.

"Nangis mulu, pas Mama mau telfon kamu enggak dikasi, karn ajanjinya kayaknya, tapi nagisnya gak berhenti" ucap Mom dan Eliziapun tersenyum, sebari berjongkok menghapus bekas air mata putranya, dan merapikan rambutnya yang sudah berantakan karna di acak acak.

"Mama jangan pelgi endak mau mobil maunya Mama" rengek Elbarack lalu memeluk leher Elizia erat.

"Yaudah Mama gak kemana-mana lagi ayo masuk" ucap Elizia dan Elbarack sedikitpun tak bergerak.

Eliziapun kembali berjongkok "Kenapa sayang?"tanya Elizia sebari mengelus puncak kepala Elbarack lembut.

Dan Elbarackpun merentangkan dua tangannya, seketika Elizia pun tersenyum "Manjanya kumat" gumam Elizia lalu menggendong putranya, sebari menahan senyumnya akan sifat super manja Putranya ini, sedangkan El menelusupkan kepalanya ke cerukan leher Mamanya, sebari mulai mencari posisi nyaman untuk tidur, tak lupa memeluk erat leher Elizia, Eliziapun berjalan masuk sebari tersenyum.

Sampailah mereka di meja makan "Kak bangun, makan siang baru bobo ya.." gumam Elizia sebari mengusap usap surai rambut Putranya dan meniup tangan halus putranya.

Elpun mengagguk, dan duduk dengan rapi sebari menunggu suapa demi suapa dari Mamanya.

Tak lama Setelah makan siang Elbaracpun benar-benar terlelap, Eliziapun meletakannya di kasur khusus yang sudah disiapkan Mom.

Karna terlalu lelah menangis jadilah tidur Elbarackpun sangat nyeyak.

Baru saja Elizia turun tiba tiba

Nampaklah punggung kekar itu, tubuh tinggi dan rambutnya yang panjang nampak pada bagian atasnya, diikat kuda.

"Mom Dad, ada tamu kok pada ngilang sih, maaf tolong tunggu di ruang tamu" ujar Elizia hingga saat ia sampai ke tangga terakhir.

Mint Apple, citrus

"Elvaro" lirih Elizia dan benar saja pria itu berbalik, wajah dewasa jambang kecil kecil, mantan yang paling disayangnya, serta pria satu satunya yang sangat ia sukai, nampak berdiri menjulang di hadapan Elizia.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Elvaro, dengan wajah tanpa ekspresi dan lesu.

Eliziapun mengagguk tak lama kemudian.

Greeb....

Elvaro memeluknya memeluk gadisnya, cintanya bahkan separuh hidupnya...

Tanpa sadar Eliziapun menangis, mengingatkan dirinya akan perlakuan tadi siang saat ia meninggalkan Elbarack rasa pelukannya, benar benar sama seperti pelukan Putranya, bedanya ini lebih besar dan agak mengerat sedangkan Elbarack lebih kecil, tapi mencekik di leher, tapi sama sama menyiratkan rasa rindu dan takut ditinggalkan.

Eliziapun tersenyum 'anak dan Papanya sama' batin Elizia.

"Lepas kau tau ini sakit kau peluk sampai membuat kulitku memerah" sinis Elizia dan Elvaropun menatapnya intens.

Eliziapun menyajikan Jus Apple, dan beberapa biskuit.

Lalu kembali kedapur, membuat air madu hangat lalu ia tuang ke dalam Botol dot besar.

Eliziapun menghampiri Elvaro "ada apa, kenapa kau nampak gelisah?" Tanya Elizia, sebari menyesap minumannya.

"Merindukanmu" jawab Elvaro sinkat, padat dan jelas.

Tak lama kemudian Elvaro kembali memeluk Elizia sebari mengecup kening Elizia, pernuh kerunduan.

"Stop!" Seru Elizia menggelak keras dan Elvaropun memeluk Elizia tanpa mau melepasnya.

"Jangan pergi aku tak sanggup, menunggu lagi." dingin Elvaro menatap Elizia sebari mencium leher gadisnya.

Eliziapun menyerah kekuatan mereka jelas berbeda, Eliziapun hanya menatap malas Elvaro "up to you" ujar Elizia hingga

Suara telephone pun berbunyi, tak lama kemudian

Elvaropun berpamitan dan tak lupa mencium kening Elizia "Besok aku akan melamarmu, kita akan menikah minggu depan" Ujar Elvaro.

Sednagkan Elizia nampak no comment hingga Elbarackpun pergi, hingga saat mobilnya menghilang dibalik gerbang.

Mompun keluar menggendong Elbarac " Mama...." ujar Elbarac minta di gendong dengan mata berkaca kaca.

"Elah masih nangis aja cengen deh Kakak" ucap Elizia

"Ma Alan alan" ujar Elbarac dan Eliziapun mengagguk merekapun bermain ke kebun stroberi, milik Mom" baru saja turun, belum mengambil keranjang, Elbaracpun sudah Exited dan kesan kemari memetik buah sesuai kematangan menurutnya.

Sedangkan Elizia hanya duduk di gubuk, sebari memantau putranya yang nampak asik melakukan kegiatan panen alanya, di sepanjang kebun stroberi.

"Kak jangan jauh jauh" Teriak Elizia kepada Putranya.

"Ya ma" ucap Elbarac lalu kembali melanjutkan acara panen stroberry alanya.

Hingga....

Pria kecil tampan yang nampak setia di gendongan sang Ayah Melvinpun datang.

"Beneran lo dek, gimana kabar lo sehat ponakan gue mana?" Taya Melvin menatap Elizia.

"Tuh yang lagi manen stroberry" ujar Elizia menunjuk putranya yang nampak seru berjongkok memetik stroberi sontak Melvinpun melotot.

"Replika Elvaro! dari jauh pun nampak mirib seperti Elvaro sama persis" ucap Melvin sontak Elizia menatapnya.

"Masa sih?, lah lo tuh Max juga mirib lo sama persis, kecuali rambutnya punya Letha" jawab Elizia enteng.

Melvinpun mengagguk lalu mengeluarkan foto di dompetnya "Gue dan El dulu kecil bareng, gimanapun caranya pasti kita deket secara, keluarga kita kan udah akrab satu sama lain sejak para ortu di bangku kuliah" ucap Melvin dan sunggu Eliziapun kaget Elbarack benar benar mirib dengan Elvaro kecil.

"Benar benar buah jatuh tak jauh dari pohonnya" ujar Elizia lalu pergi menemani putranya memanen stroberri.

"Mama calah ini yang benel" ucap Elbarac galak dan Eliziapun tertawa sungguh putranya sangat menggemaskan.

"Yaya kakak kasih tau dok mana yang boleh di petik ama Mama" ujar Elizia, dan Elbaracpun layaknya guru menunjukan kepada Sang Nama, mana yang boleh dipetik dan tidak, sebari menjelaskannya ke sang Mama dengan suara cadel lucunya.

........

Seee you....
Next Chap.....

Inget.

Like

Komentt okkk....

Only My MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang