Chap 5

1.7K 82 2
                                    

Sudah segala cara dilakukan bahkan bangun pagi pagi, eh Pria itu ternyata sudah nampak di pagi buta di depan rumah, jadilah mereka kekampus bersama di pagi buta, dan point plus nya sekalian menghindari tatapan kepo kaum hawa.

Dikiranya pria itu akan menarik kata Breaknya.

Nihil....

Pria itu makin benar benar berubah, jangankan memantau Elizia Melirikpun saat berpapasan tidak.

Jujur Elizia merasa benar benar merasa abis manis sepah dibuang.

Dan benar saja Elvaropun balik merasakannya disaat genap 1 minggu Elvaro sekalipun tidak pernah mengunjungi Elizia.

Dan yang makin mengejutkan dan terasa aneh, bukannya gadisnya marah besar ataupun kesal mencarinya, malah nampak sangat santai seperti tak terjadi apa apa sungguh sesuatu.

....$....

Dimata Elvaro, Elizia malah nampak sangatlah santai menjalani aktifitasnya di kampus, bahkan disaat mereka berpapasan pun Elizia benar benar menganggap seakan dirinya adalah orang yang tak pernah dikenalnya.

Mereka memiliki Ekstra kurikuler sama, tapi di ekstra pun Elizia sungguh benar benar mendengarkan permintaannya yang menyatakan mereka break.

Bukan lagi Break sama saja seperti gadis itu hilang ingatan.

Dari seminggu inilah Elvaro merasa penasaran pada gadisnya bagaimana tidak " gadisnya selalu bersifat sesukanya, moodnya pun sangat cepat berubah ubah, belum lagi sifat santainya itu jujur membuat dirinya merasa aneh, gadis yang menjabat sebagai tunanganya ini benar benar pandai mengatur suasana hatinya apalagi mimik wajahnya.

....$....

Elizia nampak berjalan menuju mansionnya dengan santai, setengah wajahnya di tutupi masker serta hudy dan tudung yang menutupi kepala serta kacamata minusnya yang makin membuat bagian wajahnya tertutup sempurna.

Dirinya tak pernah marah ataupun sedih, sudah terlalu terbiasa merasakan penghianatan, kebohongan maupun tak dianggap.

Sejak kecil dirinya tau ia hanyalah anak titipan, kakak pertamanya Aaron adalah putra sang Mami dan Papi, yang saat ini sudah menikah dan dikaruniai putra bernama Leonardo C R yang sekarang menginjak usia 1 tahun.

Dan benar saja tanpa basa basi Mami dan papipun segera pergi, dengan alibi urusan kantor.

Dulupun sama disaat sang Kakak pulang maka dirinya akan diasingkan serasa tak dianggap, karna satuhal menurut Elizia anak titipan atau keponakan, tak akan pernah sama seperti anak kandung.

Mengeluh bukan sebuah jalan hanya menambah beban, frustasi ataupun depresi malah membahayakan diri, terima dan ikhlaskanlah maka akan membuatmu nyaman walau itu terkadang sulit.

Malam pun nampak sangat gelap, serta hujan deras mengguyur seluruh kota, ditambah petir dan Guntur yang bersahut sahutan.

Sedangkan ditanya takut?

Elzia hanya menatap diam duduk di balkonnya sebari merasakan rintik -rintik, dan embun -embun hujan serta cipratan air yang menyentuh lantai mengenainya kulit kuning langsatnya.

Elizia pun bersandar hingga iapun tertidur lelap karna angin dingin dari hujan serta percikn hujan yang mengenainya membuat dirinya menjadi rilex.

Tiba tiba sebuah tanganpun masuk ke lekukan leher dan kakinya saat gadis itu melenguh dan membuka mata.

Sosok pertama yang dilihatnya adalah dia.

Elvaron dengan wajah sangarnya menatapnya "happy Birthday" ucap pria itu sontak Eliziapun menbeku.

Yap pria itu Elvaro pria dingin dan pria yang sudah benar benar membuatnya kesal sampai ke Ubun ubun, pria yang membuat dirinya benar benar merasa diabaikan, pria yang berstatus tunangan tapi serasa asing.

Tak lama iapun tersenyum "thank you" ucap Elizia lalu memeluk pria itu.

Hingga tanpa di sadar Mata Elizia mengarah ke sebuah lukisan, dan beberapa ingatan sikap buruk pria itupun muncul.

Lalu mata Elizia kembali beralih menatap Elvaro, bukannya melanjutkan senyumnya Eliziapun yang awalnya tersenyum manis seketika senyum itu musnah, gadis itupun melepas pelukanya lalu segera menjauh.

"Ngapain lo kemari, Break kan, jangan anggap main main atau Prank, gak bakal bikin gue maafin lo, lo tau ini kesalahan pertama lo hanya ada satu lagi maka setelahnya jangan harap lo bisa ketemu gue lagi." Ujar Ellizia lalu bangkit dan mencolek Kue yang diberikan tunangan asingnya itu.

Dan segera pergi walau di hatinya serasa berbunga bunga dan menghangat.

Hingga Alvaro mendekat.

"Aku ingin bicara" ucap Alvaro menatap intens Elizia "aku ingin kamu pindah ke apartmenku" ujar Elvaro seketika Elizia menatapnya dengan malas.

Eliziapun segera duduk di single sofa di kamarnya sebari tersenyum mengejek "untuk?, bukannya kemarin kamu memiliki keinginan putus hubungan lalu berubah, tak mau putus, dan kembali plin plan jadi backsteet, Break lalu sekarang aku tinggal di Apartmenmu! Are you kidding me!!!" Bentak Elizia dengan wajah datar.

"Maumu apa, kalo kamu ingin aku aman, aku bisa jaga diri, datang atau pergi, se luka, se hancur apapun juga aku bisa urus diriku kan kalo enggak udah dari dulu kale mati!" Ujar Elizia tajam, menatap taksuka Elvaron, lalu gadis itupun menuju pintu kamarnya dan segera membukanya disambut dengan hujan deras dan Guntur yang makin terdengar menggelegar, tapi sayangnya rasa takut akan suara itupun tidak nampak dari wajah Elizia.

"Kalo kamu cuma mau maksa, lebih baik pergi, dan gak perlu lagi buat kejutan kayak tadi sama kayak sendalmu dirumah, sekarang suka ya dipake, besok buang, besoknya pengen lagi cari di pake deh, dan seperti itu seterusnya" ujar Elizia hingga Elvaronpun tetap diam di malam yang berisik dengan hujan.

Dan benar saja selalu nihil pria itu selalu sesukanya hingga tanpa basa basi Eliziapun keluar "susuah ama orang budek" ujar Elizia lalu segera menuju ruang santai Di mansionnya.

.......

Selowww

Inget Likenya ok....

100 pembaca

3 comment maka aku akan up lagi semangat

Plus kritik satan byar waktu revisi makin lebih baik lagi....

Only My MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang