epilog

1.5K 56 3
                                    

Kurasa kita harus pindah ke Mansio  utama Bie, jangan mengelak lagi lingkungan disini tidak bagus untuk El!" Seru Elvaro

Eliziapun hanya diam sebari menatap Elvaro "Disini asri, apanya yang buruk, menurutku disini cukup baik hanya saja sedikit jauh dari pusat kota" gumam Elizia.

"Aku tau kau lebih suka tempat seperti ini, tapi lebih baik kita tinggal di Mansion Utama di pusat kota dan menyekolahkan El di sekolah bertaraf Internasional bie, kamu tau seberapa pintar putra kita, dan semakin lama disini ia tak akan bisa berbaur, setidaknya biarkan ia dekat dengan saudatmta pihak keluargamu ataupun keluargaku Bie" ungkap Elvaro.

Eliziapun terdiam dan berakhir hanya mengagguk singkat.

"Jika Elbarac mengharapkan itu aku akan setuju, tapi di sini lebih aman, Masion Utama di pusat kota terlalu ramai pergaulannya akan buruk El"

"Dibanding sekarang, kamu lebih suka putramu setidaknya punya teman walau  dengan keponakan kita atau putra saudara kita jika ia sekolah di pusat kota dibanding tidak seperti saat ini Bie!" Seru Elvaro hingga Elomiziapun terdiam.

"Jika tidak, begini saja, kita bicarakan dengan El dan setiap kamu ingin kemari kamu bisa Bie, rumah ini tak akan ku jual ok" rayu Elvaro hingga Eliziapilun mengagguk pasrah.

...................

Pagi ini terlihat Elizia nampak gerak cepat mulai mengurus kedua pria tampan kesayangannya dengan rapi.

Hingga merekapun memulai sarapan pagi tepat waktu

"Hari ini Dad memgantarmu El, berbaurlah, jangan hanya diam, kau tau sudah puluhan guru di sekolah dasar menanyakan kenapa kau menjadi pendiam, padahal dirumah kau sangat mengaggu?" Ucap Elvaro melirik Elizia.

"Yap apa alasanmu El?" Sambung Elizia menatap putranya yang telah menginjak bangku sekolah dasar tahun ke 2.

"Mereka terlalu berisik, dan itu memgaggu Mom" ungkap Elbarac mulai memakan sarapannya dengan tennag.

Elvaropun hanya memgedukan bahunya, mendengar jawaban frontal Elbarac.

"Tapi setidaknya El kamu harus punya teman El." Ucqp Elizia.

"Mom bisakah El pindah sekolah, bahkan pelajaran yang diberikan sangat mudah, itu membuat ku bosan" ungkap El sungguh mmbuat Elizia mematap tajam Elvaro.

"Ok tepat sekali kau memang Putraku El, bahkan El pun ingin pindah, jadi tak ada alasanmu menolak Bie!" Seru ucap Elvaro semangat.

Elbarackpun menatap Dadynya serius "Pindah ke Mansion utama Dad?, owh.. itu lebih berisik tapi mungkin disekolah aku akan lebih bersemangat, aku ingin sekolah di sekolah yang setara dengan kelebihanku Dad" ungkap Elbarack debgan wjah sedikit lebih tenang.

Seketika Elvaropun menampakan senyum kemenangannya.

"Baiklah, hari ini kau tak usah sekolah El, hari ini Dad akan urus pemindahan sekolahmu, 3 hari lagi kau sudah bisa sekolah di sekolah barumu" ucap Dad dijawab anggukan Elbarack.

Eliziapun hanya bisa terdiam menatap interaksi Suami dna Putranya itu.

..................

Sampai di mansion Elbarackpun lagi lagi membuat ulah, Elbarac nampak sangaat enggan untuk turun, pasalnya El sangan malas yang namanya acara acara yang berisik.

Apalagi Dad berkata para pelatan akan menyambutnya sontak, ucapan Dadnya memebuatnya makin enggan turun dari mobil.

"Turun El" ucap Mama.

Elpun menggeleng, nampak tetap stay dengan wajah datar.

Eliziapun masuk meninggalkan putranya, semua pelayanpun menyambutnya, hanya dijawab senyum ramah Elizia, iapun segera menghampiri Elvaro.

"Dimana El Bie?" Tanya Elvaro mencari keberadaan putra kesayanganya.

"El gaj mau turun katanya berisik" ucap Elizia.

"Hari ini  bisa aku urus, tapi kedepannya cukup 2 pelayan urusan sisianya nanti saja jangan, membuat Mansion berisik" Ucap Ekizia, agak mengecilkan suaranya.

Elvaropun mengangguk mengerti "Apapun untuk kalian" ucap Elvaro, Elizipun segera membubarkan para pelayan yang akan menyambut tuan muda mereka.

Setelah utu Eliziaphn kembali kemobil "sudah tak akan berisik, turun dari mobil El" ucap Mama.

Elpun tetap diam hingga.

"Elbarack Turun!" Seru Elizia sontak Elbarackpun menatap Mamanya sebari memeutar bolamatanya malas.

Elpun menjulurkan kedua tanganya "gendong" ucap Elbarack, Eliziapun ikut memutar bola matanya malas seperti Elbarack, lalu mengedong putranya yang nampak menelungkupkan wajahnya di leher Elizia.

Eliziapun masuk dan benar suasana menjadi hening dan Eliziapun menyadarinya belum ada 1 menit masuk bukanya, El komentar El malah terlelap secara yang Elizia sakan hanya nafas teratu El di lehernya.

"Ternyata Anak Mama ngantuk ya" gumam Elizia dangan senyum hangatnya.

Baru saja Elvaro akan memeluk Elizia, gadis itu dengan tanganganya mengisyaratkan stop..🖐

"El tidur"ucap Elizia lalu segera ke atas meletakan Ed.

Elvaropun mengikuti Elizia menuju kamar baru Putranya, lalu meletekan tubuh Elbaack pelan pelan, agar bocah itu tak terbangun.

Eliziapun menghampiri El

Dan dengan tanpa aba aba Elvaro menarik Elizia.

"I miis you very bad" ucap Elvaro.

"You crazy?" Tanya Elizia heran, kebentur apa ni orang, batin Elizia.

"Ink seperti mimpi, memilikimu bahkan putra, ucap Elvaro emmeluk Erat Elizia."

"Thanks For Everyting My Wife, I Love You" ucap Elvaro.

Cup....

"Yes My Hubby, Love You Too...."

...................................Endd.....................................

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 28, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Only My MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang