Pagi ini adalah pagi yang sial bagi seorang Anastasya. Karena apa?. Karena dia terlambat bangun alias bangun kesiangan!.Ternyata mimpi semalam sangat berpengaruh bagi dirinya. Akibat mendapatkan mimpi buruk dia tidak bisa tidur kembali sampai azan subuh.
Pekerjaannya hanya guling-guling di atas tempat tidur. Dia sudah berusaha untuk memejamkan matanya tetapi tidak bisa. Setiap kali dia memejamkan matanya yang muncul diotak cantiknya adalah bayangan hantu dengan wajah retak persis seperti apa yang dia mimpikan sebelumnya.
Akibatnya dia lebih memilih untuk tidak melanjutkan tidurnya. Karena percuma saja, meskipun dia lebih memilih melanjutkan tidurnya, mamahnya pasti sebentar lagi akan datang kekamarnya untuk membangunkannya berangkat kesekolah.
Untung saja sekolah membebaskan murid-murid seangkatannya untuk tetap mau berangkat sekolah ataupun tidak.
Ya iyalah membebaskan. Sekolah mana sih yang mau mengekang murid-murid yang sudah melaksanakan Ujian Nasional untuk tetap berangkat sekolah.
Ya!. Seminggu yang lalu Ana dan teman-teman seangkatan sekolahannya telah melaksanakan Ujian nasional. Ana akui bahwa dia lumayan kesulitan mengerjakan soal Ujian tersebut karena dia bukan termasuk salah satu murid yang pandai disekolahannya. Kecerdasannya tergolong standar. Dia bukan seperti Celia sang juara OSN ataupun Rahmat sang juara Olimpiade Matematika.
Sebagian rata-rata murid sekolah yang sudah melaksanakan Ujian Nasional, tujuannya berangkat kesekolah adalah untuk membuat kenang-kenangan bersama teman-teman mereka ataupun pengucapan salam perpisahan dan terima kasih kepada guru-guru yang sudah berjasa mendidik mereka sampai mereka lulus.
Sebagian lagi memilih untuk menghabiskan waktu liburan Ujian Nasionalnya adalah berkunjung ke beberapa tempat wisata bersama sanak keluarga atau orang tercinta.
Tidak sedikit pula dari mereka lebih memilih manghabiskan waktu liburan tersebut adalah untuk bermalas-malasan dirumah atau untuk mencari pekerjaan.
Banyak pula yang dari mereka menggunakan waktu liburan mereka untuk mencari beasisiwa atau ujian mandiri di Perguruan Tinggi Negeri ataupun Swasta lainnya.
Ana sendiri lebih memilih poin satu meskipun poin tiganya sangat menggiurkan, tetapi dia tidak mau melewatkan masa liburan ini hanya untuk bermalasan saja. Dia ingin membuat suatu salam perpisahan yang bisa dikenang nya maupun teman-temannya.
Seperti saat ini, Ana sedang duduk manis didepan meja rias sambil menyisir rambut panjangnya.
Gadis itu memoleskan sedikit make up nya yang berupa lipbam pada area bibir ranumnya, dan sedikit polesan bedak pada area pipi tembam nya.
Gadis itu tersenyum manis pada pantulan dirinya dicermin. Setelah beberapa detik akhirnya gadis itu bangkit lalu menyambar tas sekolahnya tidak lupa dengan telefon genggam miliknya.
Dia keluar kamar menuju ruang makan untuk sarapan bersama. Setelah sampai dimeja makan gadis itu mendapati adiknya, Ara, sedang mengunyah nasi gorengnya. Granpa, atau kakeknya sedang duduk dikursi roda miliknya dengan bubur dihadapannya dan tak lupa dengan sosok mamahnya yang setia berkutat dengan panci penggorengan.
"Good morning every body" sapanya ceria saat sudah sampai didepan pintu ruang makan.
"Good morning, sayang" balas mamah tanpa mengalihkan pandangannya dari panci penggorengan.
"Good morning, kak" balas Ara juga sambil sesekali menyuapi dirinya dengan nasi goreng sarapannya.
Ana berjalan masuk kedalam ruang makan. Dia berjalan mendekati kakeknya yang hanya diam saja saat dirinya tadi menyapa. Mungkin kakeknya sudah tua, pendengarannya kurang maksimal jadi mungkin tadi waktu Ana menyapa kakeknya tidak mendengarnya, Ana bisa memakluminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Invisible Ghost
Mystery / ThrillerKehidupan seorang Anastasya Aurelia harus berubah karena sebuah wasiat tertulis dari kakeknya. Dimana isinya adalah jika umurnya sudah mencapai 18 tahun dia akan dinikahkan dengan cucu salah satu sahabatnya yang sudah tertera didalam surat wasiat te...