18. Kiriman

3.6K 416 198
                                    

Bismillah

Salam pembuka

Anjir

Udah berapa lama nih?

Setahun kali ya?

Maafin ya.

Masih inget ceritanya gak? Sebenarnya saya juga udah mulai lupa, wkwwk.

Komen aja ya kalau nanti ada yang salah sama ceritanya, ataupun ceritanya kurang nyambung, ataupun ada yang salah sama isinya. Karena saya juga udah mulai lupa, kelamaan hiatus si 😌.

Dibawa enjoy aja bacanya oke

*************//////***////*///*******///*/**

"Paket Mba"

Ana berkedip, keningnya mengerut, "Saya gak pesen paket", ucapnya bingung.

"Tapi ini alamatnya benar disini mba, dan atas nama mba Ana"

"Saya Ana"

"Berarti benar, paket ini buat mba nya"

"Tapi saya gak pesen paket mas hari ini"

Kurir tersebut bingung, dia juga tidak tahu kalau mba nya tidak pesan paket hari ini. Setahunya ada barang yang harus diantar ya memang harus diantar kan itu memang pekerjaannya.

"Salah alamat kali mas"

"Aduh gak tau juga mba, tapi paket ini atas namanya mba dan alamatnya juga udah benar disini, tugas saya cuma nganterin aja"

Ana terdiam, kasian juga tukang kurirnya, udah jauh jauh nganterin paket masa gak diterima. Tapikan Ana tidak pesan apa-apa hari ini! Tapi kan... Ah sudahlah...

"Ya udah sini mas paketnya saya terima. Sudah dibayar apa belum?", Ana bertanya sambil menerima uluran paket. Lumayan besar si, kira kira isinya apaan ya?

"Semuanya sudah dibayar mba, mba tinggal menerimanya saja", kurir tersebut mengeluarkan bolpoin dan kertas berisi daftar nama barang lainnya yang harus dia antar. "Tolong tanda tangan disini mba",pintanya.

Ana meletakan paketnya dilantai, lalu menandatanganinya sekilas.

"Sudah ya mba, kalau begitu saya permisi, terima kasih", kurir tersebut berlalu sambil membenarkan topi.

"Sama-sama"

Ana memandang kurir tersebut yang sudah mulai menjauh, kemudian beralih pada paket besar yang tergeletak disamping kakinya.

Pikirannya berkecambuk, tentang itu paket apa, apa isinya dan siapa yang mengirimkannya paket sebesar itu.

Ana mengedikan bahunya, membawa paket sebesar tivi kubus itu masuk kedalam apartemen.

Meletakannya tepat diatas meja depan tivi. Membuat hantu itu yang sedang istirahat menonton televisi jadi terganggu karena pandangannya terhalangi oleh kardus yang diletakan oleh Ana didepan matanya, dan juga gebrakan yang dilakukan oleh gadis itu secara sengaja.

"Kamu pesen paket?"

Ana memegang dagu, meliriknya sekilas kemudian mulai meneliti paket.

"Aku kirain kamu yang pesen paket", Ana menyeletuk, sekali kali dibikin harmonis dikit kan gak papa. Maksudnya harmonis itu ya obrolannya gitu, bukan yang lain.

Invisible GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang