13. New Apartemen

6K 372 5
                                    

Ana berkedip dua kali. Kedipan matanya terlihat sangat lambat. Ana mengusap kedua pipinya bekas air mata yang mengering. Apa yang sedang terjadi?

Ana masih berusaha mencerna kejadian yang baru saja terjadi. Tadi, kenapa Kevin tiba-tiba bisa dengan begitu saja terbang seperti terbawa angin dan berputar seperti gangsing berakhir dengan menabrak tembok dengan begitu kerasnya? 

Siapa yang sudah berbuat demikian? Siapa yang sudah menolongnya? Kenapa Kevin bisa sampai seperti itu? Lari terbirit-birit seperti orang yang baru saja melihat hantu dan berteriak seperti orang kesetanan?

Angin berdesir dengan begitu lembut melewati tengkuk Ana dengan begitu halus. Ana bergidig ngeri sambil mengusap tengkuknya sendiri. Bola matanya mulai bergulir kesana kemari. Ana mulai bangkit berdiri kemudian mulai memutarkan tubuhnya. Saat berbalik kelerengnya tidak sengaja menatap jendela balkon yang terbuka.

Ana mengangkat bahunya acuh. Mungkin angin yang berdesir melewati tengkuknya berasal dari jendela balkon yang terbuka. Dan soal Kevin...? Ana masih dibuat pusing oleh kejadian yang sebenarnya diluar nalar. Tapi, terlepas dari itu semua Ana bersyukur dia jadi selamat tidak jadi diperkosa oleh adik iparnya sendiri. Meskipun Ana benar-benar tidak bisa memahami apa yang baru saja terjadi.

Ana mulai merunduk. Kemudian mulai menutup seleting koper.

"Non!"

Ana mulai menegakan tubuhnya. Kemudian mulai membalikan tubuhnya saat seseorang memanggil namanya. Tubuhnya berputar, berbalik menghadap pintu kamar yang terbuka. Disana, berdiri Bi Ade yang sedang merapikan ramputnya dengan tersampir serbet kotak-kotak dipundak kanannya. Tangannya sibuk mengelap keringat yang menetes menggunakan punggung tangannya.

"Ya..?" Ana menjawab setelah melihat Bi Ade siap menerima jawabannya.

"Mobilnya sudah siap. Tadi, saya sudah bilang Mang Sapto untuk segera mempersiapkan mobil yang akan digunakan untuk mengantar Non Ana ke apartemen yang sudah ditunjuk oleh Pak Leonardo. Apakah Non sudah bersiap? Jika sudah, mari saya bawakan kopernya"

Bi Ade maju, masuk lebih dalam kedalam kamar Ana. Gaya berjalannya terkesan patah-patah, mungkin karena terlalu kebanyakan lemak. Keringatnya mulai menetes lagi dibagian lehernya yang terdapat lipatan-lipatan lemak. Tubuh bongsornya ikut bergoyang saat kedua kaki Bi Ade berjalan. Nafasnya terlihat tersenggal walapun hanya berjalan beberapa langkah.

"Ya. Saya sudah siap Bi"

Ana menjawab sembari menurunkan kopernya dari kasur kelantai. Lalu mulai menarik gagang koper agar keluar dari dalam supaya lebih mudah menyeretnya.

Bi Ade maju, kemudian mulai merebut koper yang dipegang Ana setelah menaikan lagi serbet kotak-kotak yang hampir saja jatuh dari pundaknya.

"Mari Non saya bantu bawa kopernya. Mang Sapto sudah menunggu dibawah. Silahkan Non jalan duluan"

Ana mengangguk kemudian mulai melangkahkan kakinya lebih dahulu keluar dari kamar diikuti Bi Ade yang berjalan dibelakangnya sambil menyeret koper berwarna hitam. Bi Ade berhenti sejenak saat sudah sampai didepan kamar Ana. Tangannya terulur menyentuh kenop pintu dan menutupnya. Namun, sebelum pintu benar-benar tertutup, angin kembali berdesir pelan melewati jemari Bi Ade yang sedang menyentuh kenop pintu setelah itu pintu menutup dengan rapat.

"Mari Non silahkan"

Bi Ade kembali mempersilahkan Ana untuk berjalan menadahuluinya. Ana kembali berjalan mendahuluinya. Bi Ade terlihat menaikan kembali serbet kotak-kotak dipundaknya kemudian beralih berjalan mengikuti Ana sambil menyeret koper hitam.

"Kevin... "

Ana kembali bersuara setelah sepuluh menit mereka berdua bungkam. Bi Ade mendongak, memandang Ana yang terus berjalan menuruni tangga. Dengan susah payah Bi Ade menarik koper agar mau bekerja sama menuruni tangga. Ana berbalik, berjalan kembali keatas menghampiri Bi Ade yang tertinggal di tiga anak tangga. Gadis itu membantu menarik kopernya yang lumayan berat dari tangan Bi Ade kemudian mulai kembali menuruni anak tangga untuk sampai didasar.

Invisible GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang