8. Tradisi Aneh

5.7K 364 5
                                    

Ana tidak mengerti dunia. Dan Ana paling tidak mengerti dengan jalan pikiran keluarga Abantara. Apanya yang menikah besok? Ana saja belum memikirkannya sama sekali untuk menikah secepat itu. Dia sudah berusaha sekuat mungkin untuk merelakan segala impiannya demi menjalankan wasiat terakhir sang kakek. Namun dia tidak pernah menyangka akan secepat itu pelaksanannya. Dia pikir dia akan diberikan waktu untuk merelakan semuanya. Namun nyatanya semuanya tetap sama, terlalu mendadak.

"Tapi Pak...---"

Leonardo mengangkat tangannya meminta Ana untuk tetap diam. Ana merapatkan bibirnya. Leonardo mulai bangkit kemudian mengancing jasnya.

"Saya sedang banyak urusan. Sebentar lagi orang-orang suruhan saya akan datang kesini mempersiapkan semuanya. Saya juga akan meninggalkan beberapa bodyguard saya untuk menjaga kalian, jika kalian membutuhkan sesuatu, kalian bisa minta tolong mereka" Leonardo bangkit diiringi oleh wanita setengah baya.

Mereka mulai melangkah, memutari meja untuk melangkah keluar.

"Tunggu pak!"

Ana memanggilnya. Leonardo mulai membalikan tubuhnya yang sudah berada diambang pintu. Memandang Ana yang tampak ragu untuk bertanya.

"Kenapa Ana?"

"Itu-" Ana menjeda perkataannya. Leonardo mulai mengangkat salah satu alisnya penasaran akan pertanyaan yang akan keluar dari gadis didepannya. "Memang acara pernikahannya akan dilangsungkan jam berapa pak?" Ana berucap setelah dirinya menemukan kata-kata yang pas untuk ditanyakan. Dirinya ikut berdiri menghampiri Leonardo yang sedang berdiri diambang pintu.

"Jam 2"

"Jam 2 siang pak?"

"Jam 2 pagi"

"Hah!"

Apa tadi katanya? Yang benar saja?! Ini memang benar pak Leonardo berbicara jam 2 pagi atau telinganya saja yang bermasalah?

"Maksud bapak?" Ana bertanya kembali. Kali saja memang telinganya yang bermasalah. Siapa tahu kan? Lagi pula mana ada orang menikah sekitar jam 2 pagi. Kalaupun ada terus yang ngiringin besannya siapa? Hantu gitu? Yang benar saja?! Ana menggelengkan kepalanya kemudian terkekeh pelan akan pemikiran diluar normalnya.

"Pernikahan kamu akan dilaksanakan jam 2 pagi"

Kini Ana benar-benar melongo. Ternyata telinganya memang benar-benar tidak bermasalah. Leonardo memang mengucapkan Ana akan melangsungkan pernikahan jam 2 pagi. Yang benar saja?!

"Jam 2 p-pagi?!" Ana berucap tergagap. Dirinya masih shok dengan pernyataan yang keluar dari mulut Leonardo. Bagaimana bisa jam 2 pagi?.

"Benar. Maka dari itu saya menyuruh kamu untuk mempersiapkan diri, karena pernikahannya akan dilangsungkan jam 2 pagi"

Ana kembali berkedip tidak paham. Kenapa semenjak kakeknya meninggal banyak kejadian-kejadian aneh yang menimpa dirinya.

Leonardo kembali memutar tubuhnya dan berjalan keluar bersama dengan wanita setengah baya yang tampak selalu diam sejak pertama kali Ana bertemu dengannya.

Leonardo berjalan memasuki mobilnya diikuti oleh beberapa bodyguardnya yang mengikutinya menggunakan mobil yang berbeda, dan beberapa bodyguardnya yang lain Leonardo tinggalkan untuk menjaga Ana.

Mobil Leonardo mulai berputar meninggalkan halaman rumah Ana, meninggalkan Ana yang masih membatu ditempat. Mobil Leonardo melaju dengan posisi mobil miliknya diapit oleh dua mobil bodyguardnya. Setelah itu mobilnya hilang dibalik belokan.

Ana membalikan tubuhnya, melirik Mamanya yang masih duduk terdiam mencoba mencerna apa yang sedang terjadi.

"Aku capek Mah. Mau tidur sebentar"

Invisible GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang