1. Kejadian Aneh

10.8K 659 36
                                    

Ana membuka kedua matanya. Gelap!. Itulah yang ia rasakan saat kedua kelopak matanya terbuka sempurna.

'Dimana ini?' Batinnya.

Ia pun bangkit duduk dan melihat sekeliling. Nihil!. Tidak ada apapun yang bisa dia lihat selain kegelapan dimana-mana. Kegelapan itu seakan-akan menelannya.

Namun, ia masih bisa memastikan bahwa ruangan gelap itu adalah kamarnya. Pasalnya ia masih bisa merasakan kelembutan kasur miliknya yang dia duduki sekarang dan juga bau parfum ruangan yang biasa dipakai didalam kamarnya.

'Namun kenapa gelap sekali?.' Seingatnya sebelum tidur tadi ia memang mematikan lampu utama namun ia juga menyalakan lampu tidur. Bagaimana bisa gelap? Bahkan cahaya bulan pun tidak bisa menembus celah jendela hanya untuk menerangi walau samar-samar. Setertutup itukah kamarnya jika semua lampu dimatikan?

Tiba-tiba angin berdesir secara perlahan menghantarkan hawa dingin yang begitu terasa. Entah memang sedang melamun atau apa, Ana merasakan hawa dingin itu menyentuh pipinya.

Ia mengeryitkan dahi bingung. Kenapa hanya bagian pipinya saja yang berhawa dingin? Kenapa badannya biasa-biasa saja?.

Rasa dingin itu semakin lama semakin terasa seolah olah kedinginan itu hanya berpusat pada bagian pipinya saja. Pipinya kram seolah ditempeli batu es terlalu lama.

Ia pun berusaha untuk memegang pipinya, namun hanya kedinginan yang ia rasakan. Ia pun mengeryitkan dahinya kembali lantas berusaha mengusap-usap pipinya agar tidak kebas berusaha menghantarkan aliran panas telapak tangan ke pipinya.

Namun, mau seberapa lama ia mengusap-usapnya rasa dinginnya tetap ada dan tidak pernah pudar. Melainkan bertambah dingin seiring sesuatu berhawa dingin itu memadat lama-kelamaan.

Ana terkejut bukan main. Ia pun mengusap kembali sesuatu yang berhawa dingin berbentuk padat dipipinya. Bentuknya seperti sebuah jari atau bisa dibilang tangan? Tidak,tidak ini telapak tangan!. Ya, Ana yakin itu.

Ana cengo!

Ana takut!

Belum habis rasa terkejutnya, lampu tiba-tiba menyala. Menerangi sosok yang kini memegang pipi Ana dengan tangan dinginnya. Mata mereka saling beradu. Ana membeku.

Ana takut!

Saat sosok itu tersenyum dideretan giginya yang patah berlumuran darah, bibirnya yang robek hingga ketelinga, dengan darah yang mengalir disekujur tubuhnya dan matanya yang memelotot nyaris keluar dengan bagian wajah rusak parah.

Dada Ana sesak saat sosok itu berkata...

"WELCOME TO HOUSE MY WIFE"

"Aaaaaaaaaaa.........
..
..
...
...
....
...
...
...
...

Aaaaaaaaaaaaaaaaa" Ana bangkit duduk. Nafasnya memburu. Mimpi apa barusan? Kenapa mengerikan sekali?

Ia mengusap peluh keringat didahinya. Berusaha menetralisir jantungnya yang berpacu melebihi batas normal. Dia memiringkan kepalanya untuk melihat jam weker diatas nakas samping tempat tidurnya.

01.05 AM

Ternyata baru jam satu malam. Tangannya terulur mengambil gelas air putih yang selalu ia siapkan diatas nakas.

Kosong!

Gelasnya sudah kosong. Airnya sudah habis. Ia pun beranjak dari kasur keluar kamar pergi kedapur untuk mengambil air minum.

Invisible GhostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang