Gue Turut Bahagia

1.1K 43 11
                                    

Hari ini adalah hari pertama liburan semester. Yang artinya hari pertama Lean kerja part-time di taman dekat perumahan kami.

"Jadi liburan kali ini Lean ga bisa ikut kan?" Tanya Vilya.

Kami sedang berada di rumah Rio, kami sedang membicarakan tentang rencana liburan ke pantai dan nginep di sana.

"Mungkin bisa, kan dia part-time. Kita liburannya kalo Lean udah dapet jatah libur aja" Usul Dilla.

"Nah iya, lagian kita kan cuma mau liburan sehari semalam doang kan jadi Lean bisa ikut" Gue menambahkan.

"Oiya, Aldif ajak juga biar lo ga keliatan jomblo akut" Ujar Rio. Ingin ku slepet mukanya pake sendal.

"Kan ada Lean gimana si. Nanti dia dong yang keliatan jomblo akut" Gue membela diri.

"Oiya Lean juga jomblo hahaha" Tawa Rio meledak.

"Seneng banget lo ya kalo temennya jomblo, mentang mentang punya pacar!" Gue menjitaki kepala Rio membabi buta.

"Sakit anjer!!" Teriaknya sembari mencoba berlindung pada Dilla di sebelahnya.

"Eh apa kita sekarang ke cafe nya Lean aja? Sekalian mastiin dia bisa ikut apa engga. Kalo ga bisa kan Key bisa minta Aldif buat ikut" Usul Vilya ditengah-tengah keributan antara gue dan Rio.

"Yaudah ayuk, lo bawa motor kan tadi?" Tanya Rio ke gue. Gue mengangguk.

"Yaudah Dilla sama Vilya, gue sama Key" Rio mengomando.

Kami semua bangkit dari sofa dan bergegas ke teras depan.

Dan seperti yang dikatakan Rio tadi. Kami berempat berangkat menuju Cafe tempat Lean bekerja.

Akhirnya kami sampai di Cafe setelah 10 menit bergelut dengan angin yang menampar-nampar muka gue selama perjalanan.

"Lean!!" Vilya berteriak memanggil Lean dengan lantang. Berasa kebon binatang milik dia kali ya. Untung sepi. Jadi ga malu-maluin.

"Hei. Kalian kesini? Mau ngopi?" Lean menoleh ke arah pintu tempat kami berdiri.

"Hai, apa kabar kalian semua?" Seorang gadis berambut pendek yang sedari tadi memunggungi kami pun menoleh dan menyapa.

"Ameelll!!!!" Gue berteriak sembari berlari untuk memeluknya.

"Lo apa kabar? Kerja di sini? Sekarang kesibukan lo selain di sini apa?" Gue memberondongnya dengan pertanyaan.

"Satu-satu dong kalo nanya!" Lean menarik pipi gue.

"Sakit!" Gue menampik tangannya.

"Iya gue kuliah di Universitas swasta ambil jurusan Manajemen Bisnis. Nah karena di sini tempatnya temen papa gue jadi gue diizinin kerja di sini selama liburan. Buat nambah pengalaman" Jelas Amel sembari tersenyum.

"Wahh, lo mau nerusin usaha papa lo?" Tanya Vilya.

Amel hanya mengangguk.

"Eh kalian kapan libur kerja?" Tanya Vilya antusias dengan rencana liburan kami.

"Weekend depan libur. Baristanya mau ada pelatihan gitu dari pemilik cafe. Ada apa?" Amel menatap Vilya.

"Kita mau ngadain liburan nih. Nah kita mau ngajak lo sama Lean gitu. Makanya cari waktu libur kalian" Jelas Vilya.

"Mau kemana?" Lean berhenti dari aktivitasnya lalu menatap gue dan yang lain bergantian.

"Mau ke pantai. Kan villa punya papanya Dilla ada yang deket pantai tuh. Kita mau nginep sabtu minggu gitu kek lagi kemah" Jelas Vilya lagi.

Vilya emang lagi antusias banget hari ini, sampe-sampe gue dan yang lain ga kebagian bicara.

"Gimana, kalian mau ngga? Villanya deket kok" Gue ikut meracuni Amel dan Lean.

"Kalo Amel ikut, gue juga ikut" Lean menatap Amel.

"Ehm! Keknya ada yang udah akur nih" Dilla berdehem.

Amel hanya tersenyum. Kedua pipinya terlihat sedikit memerah.

"Yaudah gue ikut!" Amel berseru senang.

Untung belum ada pelanggan karena emang masih lumayan pagi untuk sekedar ngopi di cafe.

Akhirnya kami memutuskan berlibur bersama minggu depan. Dan gue mengajak Aldif tentunya. Seperti kata Rio, biar ga keliatan jomblo banget!

"Asikk akhirnya liburaaan!!!" Teriak Vilya senang.

Kami berlima menatap Vilya lalu tertawa bersama. Vilya emang suka berlebihan kalo seneng. Kadang malah malu-maluin.

Gue melihat satu persatu ogebsquad, seneng aja kalo liat sahabat-sahabat gue ketawa bareng gini. Pas gue menatap Lean, gue liat Lean tersenyum sembari melirik Amel yang sedang tertawa dengan candaan Rio.

Gue merasa Lean telah menemukan orang yang selama ini dia cari. Tentu saja bukan gue. Gue cuma lewat, bukan untuk menetap. Karena memang dari awal Lean hanya ga pengen kehilangan orang yang selama ini ada buat dia. Dia cuma takut ga ada orang yang bisa ngertiin dia selain gue. Perasaan yang dia kira cinta, cuma perasaan takut kehilangan. Dan ya, sekarang dia udah menemukan orang yang bisa ngertiin dia.

Gue seneng banget akhirnya Lean dan Amel baikan lagi. Semoga mereka bisa balikan. Sayang banget anak sebaik dia disia-siain gitu aja.



Bersambung..

Hai!! Kalo ada request, kritik, saran atau apapun bisa tinggalkan komentar kalian😊 atau bisa chat aku lewat Line. Bisa curhat juga gapapa😅 Mari berteman di Line! Id line: fbrevaa_
Selamat membaca!! Good night😊😊

-fbrlee🌼

♚BEST FRIEND ZONE♚Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang