Akhirnya hari yang gue tunggu tiba. Hari ini gue liburan di villa bareng anak anak seperti yang udah kita janjikan sebelumnya.
Kami berangkat dari pagi dan sampai di Villa siang harinya. Setelah menata barang barang di kamar, Kami menyiapkan peralatan BBQ buat nanti malam.
"Kita ke pantai dulu yuk!! Pengen main pasir!" Vilya memecah keheningan.
Kami yang sedang sibuk dengan alat dan bahan bbq serentak menoleh.
"Kurang dikit lagi Vilya, abis ini kita ke sana yaa" Amel tersenyum.
"Gapapa neng biar saya saja yang selesaikan" Saut mbok nem, yang merawat villa milik papanya Dilla.
"Gapapa mbok, kami bisa kok. Kurang dikit aja" Dilla tersenyum pada mbok nem.
"Yaudah, saya siapkan bumbunya di dapur ya" Kata mbok nem.
"Iya mbok. Makasih" Dilla tersenyum lagi.
Setelah semua peralatan dan bahan siap, kami berangkat menuju ke pantai. Kami hanya perlu jalan 5 menit buat ke pantai.
"Aerrrrr!!!!" Vilya teriak sambil berlari menghampiri air laut.
"Lo kaya ikan lama ga ketemu aer dah Ya, jangan jangan lo ke sini ga mandi ya tadi?" Semprot Rio.
"Lo ngga tau yo? Vilya sebenernya jelmaan Dugong" Tambah Ryan lebih parah.
"Kamu mah ga ngebelain malah bikin tambah ngedrop" Vilya memukul lengan Ryan.
"Hahaa becanda doang" Ryan tertawa menatap Vilya.
"Hayuk ribut aja yuk. Aku menunggu kalian baku hantam" Hafis mengompori.
Gue dan yang lain tambah ngakak melihat mereka berantem.
Kami bersepuluh duduk melingkar di pasir pantai.
"Mau main ngga?" Lean menatap satu persatu wajah kami.
"Main apa dulu?" Tanya Dara.
"Gimana kalo kita main 'Yes Or Yes' mau ngga?" Ryan si mantan ketua pramuka usul.
"Gimana tuh?" Aldif terlihat bingung.
"Lo kalo pramuka bolos mulu sih Dif!" Gue melirik Aldif tajam.
"Gue kan dulu anak pindahan, mana tau permainan pramuka sekolah kita? Lagian pas kemah juga ga pernah ada tuh game itu" Aldif membela diri.
"Ayuk baku hantam lagi yuk!" Hafis jadi kompor lagi.
"Hari ini pacar lo kenapa si Dill?" Tanya gue heran.
"Gatau, abis kejedot kali" Dilla tertawa.
"Gue khawatir jangan jangan dia cuma bisa ngomong itu?" Tambah Rio.
"Rio kalo ngomong suka bener!" Hafis ikut tertawa.
"Jadi main ngga ini?" Tanya Amel yang kembali meluruskan niat awal Lean.
"Oiya, jadi gini Dif cara mainnya. Satu persatu dari kita nyiapin satu pertanyaan dan tersangkanya harus jawab 'Iya' ga boleh ada jawaban lain. Nanti kita bisa liat dia jujur apa enggak!" Dara menjelaskan.
"Ngerti ngga Dif?" Tanya Ryan.
"Kita semua udah pernah main, lo doang nih yang ga pernah" Vilya ikut nyamber.
"Paham. Gue mah pinter!" Aldif merapikan rambutnya sombong.
"Ih pengen nggeplak palanya Aldif boleh ngga Key?" Kata Vilya gemas.
"Butuh bantuan ngga?" Gue menatap Vilya.
"Stop! Jangan rebutin aku. Aku jyjyk!" Aldif memundurkan badannya ke belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
♚BEST FRIEND ZONE♚
Teen FictionGue baru pertama kali merasakan jatuh cinta. Tapi sialnya cinta pertama gue adalah sahabat gue sendiri yang kayanya ga pernah sadar akan perasaan gue. Berkali-kali gue lihat dia ganti-ganti pacar, tapi gue cuma bisa mendoakan semoga mereka cepet put...