Sebuah Kebetulan, Kala itu di Yogyakarta

2.4K 289 57
                                    

"Hidup adalah serangkaian kebetulan. 'Kebetulan' adalah takdir yang menyamar."- Fiersa Besari

***

"Yoona!"

Melihat Yoona yang baru keluar dari lift, Krystal beranjak dari tempat duduknya dan langsung menghampiri sahabatnya.

Yoona hanya tersenyum tipis sembari melambaikan tangannya menyambut Krystal.

"Lo kok nggak bilang kalau lo bakalan ke Jogja lebih awal?" tanya Krystal.

"Tal, sambil makan ya? Gue laper," pinta Yoona. 

"Ck, emang ya makan mulu kerjaannya. Untung gue nggak sarapan dulu di rumah. Ya udah, ayo!" Krystal pun menggandeng tangan sahabatnya dan mereka sarapan bersama di restoran hotel tempat Yoona menginap.

Sembari menyantap sarapannya, Krystal memperhatikan gerak-gerik dan raut wajah Yoona. Sesuatu telah terjadi pada sahabatnya. Krystal yakin akan hal itu. Krystal pun meletakkan garpu dan sendoknya di atas piring. "Na? Are you okay?"

Yoona mengangguk sembari mengunyah makanan yang ada di mulutnya. "Sure, I am," balasnya. "Emangnya gue kenapa?"

"Apa ini soal Kanaya?" tanya Krystal dengan hati-hati.

Mendengar nama itu, Yoona menghentikkan kegiatannya. Yoona terdiam untuk beberapa saat. "Gue nggak apa-apa, Tal. Seriously." Yoona berusaha meyakinkan sahabatnya.

"Terus kenapa laki lo nyariin lo kayak anak ilang gitu? Lo tumben-tumbenan pergi jauh tanpa bilang ke Mas Suho. Sumpah gue ngira lo bakalan berangkat ke Jogja bareng Mas Suho."

"Gue pengen ngabisin waktu aja sendiri. Mumpung gue masih ngambil cuti. Lumayan, sehari liburan di Jogja. Gue nggak sempet bilang sama Mas Suho ya karena gue juga berangkatnya ngedadak banget."

Yoona berbohong. Krystal yakin Yoona pasti menutupi sesuatu darinya. Tapi Krystal juga tak bisa memaksa Yoona untuk menceritakan semuanya.

"Lo ngapain pake nyamperin gue segala? Calon pengantin bukannya harusnya dipingit ya?" tanya Yoona. Ya, sahabat Yoona yang akan menikah itu adalah Krystal.

"Gue khawatir banget lah sama lo!" jawab Krystal dengan intonasi yang cukup tinggi. "Untungnya hotel tempat lo nginep nggak jauh dari rumah orang tua gue."

Yoona terkekeh. "Udah lihat kan? Kalau gue baik-baik aja?"

Apa yang Krystal kira memang benar, Yoona tengah menyembunyikan sesuatu darinya. Krystal merasa Yoona tak mau membebani dan membuat dirinya cemas menjelang hari bahagianya. "Iya. Gue harus kirim foto lo dulu ke grup anak-anak. Biar mereka nggak khawatir," ujar Krystal. "Senyum, Na." Krystal pun mengambi foto Yoona yang sedang makan lalu mengirimnya ke grup WhatsApp. Grup Yoona dengan beberapa sahabat sejawatnya, Doyoung, Taeyong, Krystal dan Seulgi.

Tak berselang lama, ponsel Krystal berdering. "Si galak langsung video call anjir!" celetuk Krystal sembari tertawa. "Lo nggak ngabarin dia emang?"

Yoona melihat layar ponsel sahabatnya. "Tahu sendiri tuh anak pasti ngomelin gue. Males. Makanya gue diemin aja," jawab Yoona santai.

"Angkat jangan?"

"Angkat aja."

"Oke." Krystal pun menerima video call tersebut.

"Mana si kunyuk? Ngumpet dimana dia?"

"Eh Doy, kurang kenceng tuh suaranya! Kaleng rebek dasar!" umpat Krystal.

Yoona sontak tertawa lalu mengambil ponsel Krystal. "Susah ya, jadi artis dicariin mulu."

Me After YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang