Wed·ding
(noun) - a marriage ceremony, especially considered as including the associated celebrations.***
"Yoona...."
Yoona tak membalas sapaan suaminya. Dia hanya membukakan pintu dan membiarkan suaminya masuk. Yoona rasanya masih belum bisa berhadapan dengan suaminya setelah kejadian itu.
Seketika Suho memeluk istrinya dari belakang. "Maafin aku. Kamu tahu, Na? Mas khawatir banget sama kamu. Apalagi pas Nina bilang kalau kamu pergi bawa koper. Aku takut kamu ninggalin aku."
Yoona lagi-lagi diam. Perempuan itu lalu melepas tangan Suho yang memeluknya. "Aku capek, Mas. Aku mau mandi terus langsung istirahat," ucap Yoona dengan dinginnya.
Suho meraih lengan istrinya. "Kalau kamu terus menghindar, kapan selesainya Na? Perang dingin ini, mau sampai kapan? Aku udah mengakui kalau aku salah. Nggak seharusnya aku ngomong kayak gitu sama kamu tapi kamu jangan keras kepala kayak gini dong, Na. Bukan kamu aja yang ngerasa sakit disini, begitupula dengan aku," ungkap Suho dengan intonasi yang mulai meninggi.
Yoona menatap kedua bola mata suaminya. "Terus aja, Mas, playing victim like you always do. Memang sejak awal aku yang salah bukan kamu." Perempuan itu pun melepas tangan suaminya. "Capek aku dengernya."
"Na! Yoona!" panggil Suho.
Seolah tuli, Yoona mengabaikan panggilan suaminya. Ia mengambil pakaian tidurnya dari koper lalu pergi ke kamar mandi.
Alasan Yoona menghindar dari suaminya karena rasanya percuma bagi Yoona. Baik Suho dan Yoona, keduanya selalu sama-sama tersulut oleh emosi hingga pada akhirnya bukannya masalah selesai, keadaan malah semakin memburuk. Yoona yang masih sangat terluka pada kenyataannya belum bisa memaafkan suaminya. Mungkin berlebihan, tapi itulah yang Yoona rasakan. Bagaimana tidak? Suaminya menabur garam di atas lukanya yang teramat dalam.
Di dalam kamar mandi, Yoona membasuh wajahnya kemudian menatap pantulan wajahnya di cermin dekat wastafel. Yoona tiba-tiba teringat pertanyaan dari Jaehyun.
"Jadi, bagaimana rasanya menikah? Apakah kamu bahagia?"
Yoona kini mempertanyakan hal itu pada dirinya sendiri. Apakah dia benar-benar bahagia? Apakah pernikahan ini membuatnya lebih bahagia, atau sebaliknya? Apakah keputusannya menerima lamaran suaminya saat itu adalah sebuah kesalahan besar dalam hidupnya? Pertanyaan-pertanyaan itu terus berkecamuk dalam dirinya.
***
Hari pernikahan Kai dan Kyrstal akhirnya tiba juga. Yoona bangun pagi-pagi sekali untuk bersiap-siap dan merias wajahnya. Akad nikah sahabatnya itu dilangsungkan pukul sembilan pagi lalu disusul dengan acara resepsi.
Baik Yoona dan Suho, keduanya tak banyak berkomunikasi dan hanya bicara seperlunya, seperti yang sudah mereka lakukan semenjak kejadian itu.
"Supirnya Pakle udah nunggu di lobi. Kamu udah selesai siap-siapnya?" tanya Suho.
Yoona memasang anting di telinganya. "Udah," jawab Yoona singkat.
Selesai memasang anting, Yoona mengambil clutch berwarna senada dengan pakaiannya lalu keluar dari kamar hotel. Di lobi, supir yang dimaksud Suho telah menunggu keduanya.
"Mari Pak, Bu, mobilnya ada di sebelah sana," ujar sang supir sembari menunjukkan letak mobil dengan tangannya.
Suho dan Yoona diantar oleh supir itu menuju venue pernikahan Kai dan Krystal. Supir itu adalah salah satu supir keluarga Mahardika, yaitu keluarga Krystal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You
Fanfiction[COMPLETED]-What if you meet the right person, but at the wrong time? Daftar Pendek The Wattys 2021