The Greatest Loss of Her Life

1.4K 255 56
                                    

lôs,läs
(noun)- the fact or process of losing something or someone.

"I think the hardest part of losing someone, isn't having to say goodbye, but rather learning to live without them. Always trying to fill the void, the emptiness that's left inside your heart when they go."- Sd

***

Yoona membuka pintu kamar itu secara perlahan. Kakinya selangkah demi selangkah masuk ke ruangan dengan dekorasi serba merah muda, warna kesukaan putri kecilnya. Kamar itu terasa dingin, karena tak pernah lagi dihuni oleh pemiliknya.

Yoona begitu merindukan Kanaya. Rindunya teramat besar. Wanita itu mengambil salah satu figura terdapat foto keluarga kecilnya yang terlihat bahagia. Potret Kanaya yang diapit oleh kedua orang tuanya. Dalam foto itu, Yoona dan Suho mencium pipi Kanaya sedangkan Kanaya, dia tersenyum lebar yang semakin memancarkan kecantikannya. Yoona masih ingat foto itu diambil ketika putrinya berulang tahun yang ketiga.

Jemari lentik Yoona menyentuh foto wajah putrinya. "Naya sayang, Bunda kangen," lirih Yoona dengan senyum getir terpatri pada bibirnya.

Luapan rindu yang tengah Yoona rasakan lantas semakin menjadi. Yoona meletakkan figura itu kembali pada tempatnya. Kini, dia mengambil salah satu album keluarga. Album keluarga favorit Kanaya, yang berisi foto-foto tentangnya dari mulai Yoona mengandung sampai sebelum Kanaya pergi untuk selamanya. Album foto yang menjadi rekam jejak hidup Kanaya. Yang memperlihatkan garis waktu pertumbuhan dan perkembangan perempuan kecil itu.

Satu persatu, lembar per lembar, album foto itu Yoona buka. Setiap foto mengundang kenangan-kenangan dalam benak Yoona.Kenangannya tentang Kanaya. Biarlah, untuk saat ini ia ingin mengenang semuanya.

"Selamat, Pak. Istri anda hamil."

Baik Yoona dan Suho teramat bahagia saat itu. Bagaimana tidak? Mereka berdua kini akan menjadi seorang ayah dan ibu. Suho langsung memeluk Yoona saking senangnya.

Semenjak Yoona hamil, Suho benar-benar mengurangi kesibukannya. Dia ingin menjadi suami siaga yang selalu ada untuk istri dan calon anaknya. Maka dari itu, Suho hanya akan ke kantor jika ada pekerjaan penting. Selebihnya, jika ada pekerjaan yang bisa ia kerjakan di rumah, maka akan ia akan kerjakan di rumah sembari menemani sang istri.

Selain Suho yang mengurangi pekerjaannya, Yoona pun demikian. Dia mengurangi jam praktiknya. Merasa tak cukup, di tri semester terakhir, Suho bahkan memaksa Yoona untuk benar-benar cuti. Yoona awalnya menolak, tapi Suho yang keras kepala itu akhirnya berhasil membuat Yoona menuruti kemauannya. Toh rumah sakit itu masih milik keluarganya, Suho jadi merasa berkuasa dan Yoona sebenarnya membenci hal itu.

***

"Anak kita cantik banget, Na. Persis seperti kamu. Makasih banyak ya, Sayang. Kamu udah memberikan hadiah terindah buat aku," ungkap Suho dengan matanya yang berkaca-kaca. Lelaki itu pun mengecup kening istrinya dengan penuh cinta.

Yoona menatap bayi mungilnya lalu memegang lengan bayinya. Lengan yang teramat kecil dan begitu ingin Yoona lindungi seumur hidupnya. "Sama-sama, Mas. Oh ya, anak kita mau dikasih nama apa, Mas?"

Ketika Yoona tengah hamil, sebenarnya Suho dan Yoona sudah menyiapkan begitu banyak nama. Saking banyaknya mereka berdua jadi bingung untuk memutuskan. Pasalnya nama itu adalah doa, harapan dari orang tua untuk anaknya. Maka Suho dan Yoona menginginkan nama yang terbaik untuk putri pertama mereka.

"Kanaya Lituhayu Bagaskara. Gimana?" usul Suho. Ketika melihat bayinya, nama itu lah yang pertama kali terbesit dalam pikiran Suho.

Yoona mengangguk setuju. "Nama yang cantik."

Me After YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang