"There comes a time when you have to choose between turning the page and closing the book."- Unknown.
***
"Yuk, turun," ajak Suho ketika mobilnya berhenti di rumah kedua orang tuanya.
Yoona menggulung bibirnya. "Harus banget sekarang? Aku rasanya belum siap deh," jawab Yoona yang terlihat ragu. Suho malah tersenyum melihat Yoona terlihat tegang seperti itu.
"Ya terus mau kapan? Bukannya lebih cepat lebih baik? Lagian Ibu sama Ayah aku udah nanyain kamu terus. Dari kemarin Ibu bawel banget minta kamu buat dateng ke rumah."
"Aku takut." Ini mungkin bukan kali pertama Yoona bertemu dengan orang tua Suho. Yoona beberapa kali pernah berpapasan dengan Arini di rumah sakit, Yoona juga pernah mengoperasi Wisnuthama, ia dan rekan tim operasinya pernah makan malam di rumah megah keluarga Bagaskara, bahkan saat hari wisudanya, kedua orang tua Suho turut datang dan memberi selamat padanya, tapi sungguh, saat ini begitu berbeda. Yoona akan bertemu kedua orang tua Suho sebagai calon menantu, bukan sebagai dokter yang bekerja di rumah sakit milik keluarga besar mereka.
Suho pun tertawa mendengar ucapan Yoona.
"Ih, kok malah ketawa sih?" tanya Yoona sebal.
"Ya abis kamu tuh ya, ada-ada aja. Pake acara takut segala. Ayah sama Ibu nggak akan gigit kamu. Ngapain harus takut coba? Kamu ngoperasi Ayah aja berani, masa ketemu kayak gini malah ciut?"
"Bukannya gitu, Kak-"
"Mas." Suho langsung memotong perkataan Yoona. "Mas, jangan Kakak. Biasain dari sekarang biar nanti udah nikah nggak canggung lagi."
"Iya, Mas." Yoona memberi penekanan pada saat ia mengatakan kata 'Mas'.
"Lagian kan kamu udah pernah ketemu kedua orang tua aku beberapa kali. Udah ya, tenang aja."
"Aku takut orang tua kamu nggak suka sama aku. Ya kamu tau sendiri, kita beda. Kelas sosial kita beda. Cara orang tua kamu ngedidik aku sama cara orang tua aku ngedidik aku beda. Aku bukan dari keluarga ningrat kayak kamu aku-"
Suho menyetuh bibir Yoona dengan jarinya. "Suut! Udah ya?" Tangan Suho kemudian meraih tangan Yoona dan menggenggamnya erat. "Yoona, kamu itu perempuan paling sempurna yang pernah aku kenal. Aku yakin, orang tua aku juga bisa liat itu."
Senyum Yoona merekah mendengar pujian Suho. Setidaknya ucapan Suho bisa membuat rasa tegang yang Yoona rasakan semakin berkurang.
Setelah keduanya turun dari mobil, Suho kembali menggenggam tangan Yoona sembari melangkahkan kakinya, bersama dengan Yoona masuk ke dalam rumah orang tuanya.
"Assalamu'alaikum," sapa Suho.
"Wa'alaikumsalam," balas Yeri yang membuka pintu. Yeri, putri bungsu keluarga Bagaskara tersenyum ketika melihat kedatangan kakaknya.
"Eh, Mas sama calonnya udah dateng? Lho? Dokter Yoona?" sapa Yeri yang begitu terkejut. Yeri tak tahu jika calon istri kakaknya itu adalah Yoona, salah satu dokter yang sudah mengoperasi ayahnya. Perempuan itu pun begitu senang melihat perempuan yang dibawa oleh kakak keduanya itu. Jika Yoona adalah perempuan yang kakaknya maksud, tentu Yeri akan langsung memberikan restunya.
Yoona tersenyum melihat adik bungsu Suho. Keduanya memang sudah pernah bertemu. Pertama kali Yoona bertemu dengan Yeri di rumah sakit. Ia menenangkan Yeri yang menangis sebelum operasi ayahnya berlangsung. Yeri tentu takut sesuatu yang buruk akan terjadi pada ayahnya, maka Yoona berkata pada Yeri, bahwa ia akan melakukan yang terbaik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Me After You
Fiksi Penggemar[COMPLETED]-What if you meet the right person, but at the wrong time? Daftar Pendek The Wattys 2021