Sebelum baca sebaiknya vote dulu biar gak lupa yah
HAPPY READING
.
.
.
Author povJam menunjukan pukul 2 malam. Lisa tampak gelisah dan nafasnya mulai susah untuk diatur. Lisa mencoba mencari ventolin inhiler miliknya.
Lisa kebingungan saat tidak mendapatkan obat itu disaku bajunya. Sepertinya tertinggal di ruangan 10
Lisa membuka tenda dan berjalan sempoyongan keluar. Di luar ada Rimba dan anak osis lainnya. Lisa berusaha untuk mendekat ke arah Rimba, kakinya terasa begitu lemas.
Lisa memegang pundak Rimba, membuat senior nya itu terkejut. Rimba panik saat melihat Lisa yang berkeringat dan wajahnya yang pucat pasih.
"Lo kenapa?". Tanya Rimba panik.
"Oo--oo-obat gue kak". Ucap Lisa terbata-bata karena nafasnya yang sulit di atur.
"Asma lo kambuh? Obat lo dimana? Bilang ke gue cepat!". Tanya Rimba yang sangat khawatir.
"Ru---ru--ruangan 10 kak".
"Wal, jagain Lisa. Gue mau ngambil obatnya diruangan 10. Jangan biarin dia nutup mata". Pesan Rimba lalu berlari menuju ruangan 10.
Lisa langsung terduduk di lapangan, berusaha mengatur nafasnya sedangkan Awal, dia berusaha menenangkan Lisa agar nafasnya bisa beraturan.
"Dek, tarik nafas lo pelan-pelan. Terus buang, jangan terburu buru okey". Ucap Awal berusaha menuntun Lisa.
Lisa berusaha melakukan apa yang Awal katalan. Tapi itu benar-benar sulit, nafasnya sangat susah di atur.
Sedangkan Rimba dia langsung masuk keruang 10. Membanting pintu cukup keras, membuat Yuli dan Ocha termaksud semua murid diruang 10 bangun karena terkejut
Rimba terlihat panik sambil mencari obat milik Lisa. Dia mendapatkannya. Rimba langsung berlari keluar dan menutup pintu dengan cara membanting nya.
"Kalian tidur lagi yah". Ucap Ocha pada semua murid di ruangan.
"Si Rimba kenapa yah?". Tanya Yuli yang masih terkejut.
"Lo tidur ajah. Biar gue yang cek". Ucap Ocha lalu keluar dari ruangan.
Sedangkan Rimba kembali kelapangan dengan membawa obat milik Lisa. Perlahan Rimba mengangkat kepala Lisa, membiarkan Lisa meniduri pahanya.
Rimba menyuruh Lisa menggunakan obat asmanya. Gadis itu dengan cepat memasukan ujung obat itu ke mulutnya, memencet bagian atas obatnya itu.
Perlahan Lisa mulai bisa mengatur nafasnya. Rimba langsung memeluk Lisa dengan nafasnya yang memburu karena habis berlarian untuk mengambil obatnya.
Lisa hanya bisa memegang ujung baju Rimba, tidak ada tenaga untuk membalas pelukan seniornya itu.
Beberapa anak OSIS yang ada di sana terkejut melihat perlakuan Rimba pada Lisa, seperti bukan Rimba.
"Please jangan buat gue khawatir". Rimba mengelus lembut kepala Lisa.
Rimba melihat Lisa tertidur di pelukannya. Akhirnya dia mengangkat tubuh Lisa kembali ke dalam tenda, membiarkan gadis itu beristirahat.
Rimba menidurkan badan Lisa perlahan, lalu duduk disampingnya. Rasanya sangat khawatir pada gadis itu, padahal Rimba baru mengenalnya.
Rimba seperti orang kesetanan mencari obat milik Lisa. Dia tanpa sadar mengelus rambut Lisa yang sedang tertidur.
"Good night Lis". Ucap Rimba lalu keluar dari tenda.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SENIOR (OPEN PO)
Любовные романыRasa kagum pada sosok senior di sekolah, itu pasti sudah wajar. Hanya sebatas kagum, mungkin. Hanya itu. Laki-laki dengan tubuh tinggi dan tegap. Pakaian paskibra yang selalu cocok jika dia yang memakainya. Matanya yang akan tertutup bila tertawa le...