CHAP 007

5.5K 348 10
                                    

Sebelum baca sebaiknya vote dulu biar gak lupa yah

HAPPY READING
.
.
.
Author pov

Pagi ini Lisa dan Rexsa sedang sarapan pagi bersama. Seperti janji Rexsa, dia tidak akan membawa pekerjaannya jika sedang sarapan bersama Lisa.

Lisa memakan makanannya dengan lahap, Rexsa tekekeh melihat adiknya yang masih seperti anak kecil.

"Lisa obat kamu masih ada kan?". Tanya Rexsa sambil memakam rotinya.

"Nah, itu dia yang aku lupa bang. Aku lupa bilang ke abang, kalau obat aku udah habis". Ucap Lisa dengan polosnya. Sedangkan Rexsa menatapnya kesal, Lisa selalu saja seperti ini.

"Kamu ini kebiasaan. Sebelum ke sekolah mampir ke apotik, bawa resepnya. Jangan lupa lagi!". Tegas Rexsa.

"Iya bang".

"Pak, yuk berangkat. Udah setengah 7 nih". Lisa menatap supirnya itu

"Bang, aku berangkat ya. Assalamualaikum". Seperti biasa Lisa tidak lupa berpamitan pada Rexsa, mencium pipi abangnya itu.

"Waalaikumssalam. Pak hati-hati bawa mobilnya". Pesan Rexsa pada supir yang mengantar adiknya.

"Siap tuan". Supir itu langsung berlari menyusul Lisa.

Lisa masuk ke dalam mobil begitu pula dengan supir itu. Mobil yang ia naiki berjalan keluar gerbang mansion. Lisa begitu asik memainkan hp nya. Ia tidak menyadari jika apotik yang biasa di singgahinya untuk membeli obat sudah lewat.

10 menit perjalanan mobil Lisa berhenti tepat di depan gerbang SMA SHS. Ia melihat keluar jendela, ternyata sudah sampai. Gadis itu baru menyadari jika apotik itu sudah lewat.

"Aduh apotik nya lewat lagi". Lisa memukul kepalanya sendiri. Dia selalu seperti ini. Gampang lupa dengan apa yang akan di lakukan nya.

"Ada apa nona? Apa ada yang anda lupa?". Supir itu melihat ada yang aneh dari Lisa, hingga ia memutuskan untuk bertanya.

"Eh, enggak kok pak. Aku turun dulu ya, makasih. Bapak langsung balik ke mansion ajah". Lisa langsung keluar dari mobil.

Gadis itu memasuki gerbang SMA nya, ia memang terbilang sangat cantik membuat anak kelas 10, 11, dan 12 selalu melihatnya.

"Tuh murid baru cantik banget".

"Body goals men".

"Widih cantik banget nih, boleh dong jadi pacar gue".

"Cantik juga nih cewek".

Lisa nampak risih mendengar perkataan semua siswa laki-laki yang melihatnya sejak masuk dari gerbang.

Tiba-tiba ada yang berjalan di sampingnya, dengan tas yang di gantung di salah satu pundaknya. Lisa melihat pria itu dan ternyata dia adalah Rimba.

"Kak Rimba".

"Udah jangan dengerin mereka. Emang cowok gatal tuh". Rimba berusaha mengalihkan pandangan Lisa. Agar gadis itu tidak risih.

"Gue risih kak". Lisa tersenyum tipis pada seniornya itu.

"Mau gue bantu gak? Supaya mereka gak ngomongin sama ngelihat lo lagi". Ucap Rimba membuat Lisa mengangguk.

"Mau kak. Bantu ya? please". Lisa benar-benar ingin lepas dari tatapan mata para siswa itu.

"Deketan sini". Ucap Rimba, membuat Lisa menatapnya bingung.

"Ha?".

"Udah deketan sini".

MY SENIOR (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang