CHAP 50

1.6K 129 21
                                    

Sebelum baca sebaiknya vote dulu biar gak lupa yah

HAPPY READING
.
.
.
Author Pov

Hari Minggu adalah hari yang cukup menyenangkan untuk sebagian orang, karena mereka bisa bersantai dan melepas semua rasa lelah akibat pekerjaan dan juga sekolah.

Hari ini Lisa hendak bertemu dengan Andra tanpa sepengetahuan Rimba. Lisa ingin menanyakan banyak hal pada seniornya yang satu itu, ia berharap semua masalah bisa cepat selesai.

Lisa nekat mendatangi rumah Andra tanpa sepengetahuan si pemilik rumah. Lisa menarik nafasnya dalam-dalam dan menghembuskan nya dengan susah payah.

Lisa memencet bel rumah itu hingga seorang pria membukanya dari dalam. Andra terkejut melihat Lisa yang berada di hadapannya.

Andra menarik Lisa keluar dari halaman rumahnya, ia masih terkejut karena gadis itu datang tanpa memberitahu terlebih dahulu.

"Lo tahu rumah gue dari mana?" tanya Andra terkejut.

"Ngelihat data kakak di ruang kepsek" jawab Lisa yang merasa tidak enak karena sudah lancang.

Andra menghembuskan nafasnya gusar, ia tidak habis fikir dengan apa yang gadis itu lakukan.

"Tunggu di sini, gue ambil kunci motor sama jaket dulu" ucap Andra lalu kembali berlari ke dalam rumahnya.

Lisa hanya mengikuti apa yang Andra katakan, tidak perlu waktu lama akhirnya Andra keluar bersama motor kesayangan.

Andra membantu Lisa untuk naik ke motornya lalu meninggalkan kawasan rumah itu, Lisa hanya diam menunggu motor itu berhenti.

Andra berhenti di pinggir jalan yang cukup ramai, ingin tahu apa yang akan Lisa katakan padanya.

"Jadi Lo ke rumah gue mau ngapain?" tanya Andra sembari membuka helmnya.

"Orangtua kak Andra kenal sama orangtua gue?" tanya Lisa membuat Andra menatapnya.

"Kenapa nanya gitu?"

"Keluarga gue di teror entah sama siapa. Orang itu udah bunuh orangtua gue, dan sekarang ngincer gue dan Abang gue. Pesaing bisnis orangtua gue pasti dalangnya" ujar Lisa.

"Jadi maksud Lo orangtua gue yang lakuin semua itu?" tanya Andra membuat Lisa bingung.

Lisa merasa serba salah, ia tidak bisa menuduh tanpa ada bukti. Tapi situasi seperti ini ia tidak tahu harus percaya pada siapa.

"Gue cuma mau hidup tenang bareng abang gue, itu doang. Gue udah capek sama semua teror-teror itu" ucap Lisa sendu.

Andra menghembuskan nafasnya gusar tidak tega melihat Lisa yang seperti ini. Andra bahkan bingung harus mengatakan apa.

"Lo harusnya lapor polisi" saran Andra.

"Bahkan detektif-detektif yang orangtua gue percaya gak bisa nangkap peneror itu".

"Situasi kayak gini Lo gak bisa percaya sama siapapun! Termaksud detektif yang Lo bilang itu. Lo gak tahu gimana kejamnya orang dalam Lis" Andra berbicara sembari menatap lekat mata Lisa.

"Gue tahu Lo ngerasa aman kalau ada detektif-detektif itu di rumah Lo, tapi Lo harus lebih jeli lagi. Musuh di dalam selimut itu bukan mitos!" tegas Andra.

Lisa menatap lekat mata Andra, ia merasa yang seniornya itu katakan ada benarnya. Bahkan Albert pun mengatakan hal yang sama, Lisa semakin bingung harus percaya pada siapa.

"Lo selalu nyelamatin gue, Lo selalu ada di saat gue dalam bahaya. Apa gue juga harus curiga sama Lo kak?" tanya Lisa membuat Andra mengangguk.

"Lo berhak curiga gue, itu hak lo Lisa" Andra menjeda perkataannya, menarik nafasnya dan membuangnya kasar. "Gue bantuin Lo tulus. Gue udah pernah kehilangan seseorang yang paling gue sayang, dan gue gak mau itu terjadi lagi" lanjutnya.

MY SENIOR (OPEN PO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang