Sebelum baca sebaiknya vote dulu biar gak lupa yah
HAPPY READING
.
.
.
Author PovPenyerangan yang terjadi di mansion Lisa, seketika menjadi berita panas di seluruh televisi. Semua siaran memberitakan tentang kejadian malam itu.
Rimba yang melihatnya langsung bergegas ke mansion Lisa. Ia terus menelfon gadisnya itu, tapi tidak ada jawaban sama sekali.
Rimba terdiam saat melihat keadaan mansion yang cukup hancur. Pagar dan tembok di penuhi bekas tembakan. Semuanya hancur.
Rimba berlari masuk ke dalam mansion, mencari keberadaan Lisa. Ia bernafas lega saat melihat gadisnya yang duduk di ruang keluarga.
Lisa terkejut saat Rimba yang tiba-tiba datang dan memeluknya. Sangat terlihat kalau seniornya itu khawatir.
"Aku gak apa-apa kak" tutur Lisa lembut.
Rimba menghembuskan nafasnya kasar. Kakinya lemas saat melihat semua berita itu, fikirannya tidak bisa tenang.
"Jadi ingat masa muda yah, Josh" celetuk Albert membuat Josh tertawa.
Rimba tersenyum kikuk, lalu melepaskan pelukannya. Ia tidak menyadari jika semua orang menatapnya.
"Bang Rexsa mana?" tanya Rimba yang tidak melihat batang hidung pria tampan yang satu itu.
"Dia tidur di kamarnya. Semalam dia jagain Lisa, pasti kecapean" ujar Albert.
"Kak Rimba mending berangkat sekarang. Nanti telat" ucap Lisa.
"Aku di sini ajah. Nemenin kamu"
Rimba langsung duduk bersama Josh dan juga Albert. Lisa menatap seniornya itu kesal, bukannya ke sekolah dia malah duduk bersantai.
"Kak"
Rimba mendengus kesal. Lisa tidak mengerti, kalau ia ingin menemaninya di sini.
"Bolos sehari ajah. Yah?" Rimba memohon pada Lisa. Namun itu tidak membuat Lisa luluh.
"Gak ada bolos-bolos. Ke sekolah sekarang! Udah kelas 12 masih ajah mau bolos" kata Lisa sambil menarik Rimba. Memaksa pria itu untuk berdiri.
"Dia juga kelas 12. Tapi tiduran di situ, kenapa gak ke sekolah?" Rimba menunjuk Alaska yang terbaring di sofa.
"Sirik" cetus Alaska.
"Dia sakit. Kak Rimba sehat kan? Yaudah ke sekolah sekarang yah" tutur Lisa lembut.
"Aku sakit. Kamu gak tahu"
Rimba berbicara dengan nada kesalnya. Di mata Lisa, seniornya ini sangat menggemaskan.
"Emang sakit apa hmm? Kenapa gak bilang?" tanya Lisa lembut.
"Sakit hati aku Lisa"
Ucapan Rimba membuat Alaska yang tadinya menutup matanya, seketika membukanya sangat lebar.
Alaska geli mendengar perkataan pria berbadan besar itu. Sangat tidak cocok.
"Pergi gak Lo. Pergi!" tegas Alaska.
"Sirik" cetus Rimba yang menirukan gaya berbicara Alaska.
Lisa tertawa habis-habisan melihat kelakuan Rimba dan Alaska. Kedua pria itu sangat menggemaskan.
Cup
Rimba terdiam sejenak. Jantungnya berdetak sangat kencang. Lisa tiba-tiba saja mencium pipinya, membuat Rimba kesenangan bukan main.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SENIOR (OPEN PO)
Roman d'amourRasa kagum pada sosok senior di sekolah, itu pasti sudah wajar. Hanya sebatas kagum, mungkin. Hanya itu. Laki-laki dengan tubuh tinggi dan tegap. Pakaian paskibra yang selalu cocok jika dia yang memakainya. Matanya yang akan tertutup bila tertawa le...