Sebelum baca sebaiknya vote dulu biar gak lupa yah
HAPPY READING
.
.
.
Author PovSaat ini Lisa sedang duduk didalam kelas sambil memainkan hp nya. Tiba-tiba Ocha masuk dan berdiri disebelahnya.
"Lis mau bantuin gue gak?". Ocha tersenyum menatap Lisa.
"Hmm bantuin apa kak?". Tanya Lisa yang masih merasa sedikit canggung.
"Gue ada urusan di BK soal osis. Lo mau bantu gak?". Ocha kembali bertanya, membuat Lisa bingung harus berkata apa lagi.
"Emang kak Bintang nya kemana? Kan biasa kak Ocha sama dia" Lisa mencoba mencari jalan keluar, agar ia tidak perlu membantu Ocha.
"Bintang gak sekolah, dia sakit. Gue kerepotan nih..Bantuin ya Lis, please". Ocha terus meminta bantuan Lisa.
"Duh gimana nih. Bantuin gak ya? Kalau kak Rimba lihat gue bareng kak Ocha. Pasti tambah marah. Bingung gue". Lisa bertengkar pada batinnya sendiri.
"Lis, kok bengong?". Ocha menegur Lisa yang hanya diam saat ia bertanya .
"Eh, iya kak. Gue bantu deh". Lisa akhirnya berdiri.
Mereka berjalan berdampingan dan sesekali membaca laporan yang Ocha bawa tadi. Lisa membantunya mengabsen beberapa siswa yang bolos saat jam pelajaran.
Ruang BK bersampingan dengan kelas Rimba. Di depan kelas terlihat Rimba dkk sedang bermain gitar. Lisa bisa melihat dari ujung koridor jika Rimba sedang bersama teman temannya.
Lisa dan Ocha lewat dihadapan Rimba. Lisa berusaha terlihat datar dan berjalan angkuh, seakan tidak perduli jika ada Rimba.
Mereka masuk kedalam BK bersama-sama. Awal yang melihat Lisa bersama Ocha, menjadi cengo karena ekspresi Rimba yang hanya biasa saja.
"Rim, lo diam ajah? Lihat si Lisa jalan bareng Ocha?". Awal langsung bertanya pada sahabatnya itu.
"Terus gue harus gimana? Lagian dia bukan siapa-siapa gue. Udah lah, bahas dia bikin mood gue hancur". Ucap Rimba lalu pergi meninggalkan teman-temannya.
Tanpa Rimba sadari ternyata Lisa mendengar perkataannya itu dari balik pintu ruang BK. Ada rasa sakit dihatinya saat Rimba mengatakan hal itu.
"Bukan siapa-siapa". Kata-kata itu membuat Lisa sakit. Tanpa ia sadari air matanya jatuh tanpa izin membasahi pipinya.
"Lis sini. Bantuin gue". Panggil Ocha dari belakang Lisa.
"I--ii--iya kak" Lisa sedikit terbata-bata. Ia langsung menghapus air matanya.
Lisa menghampiri Ocha, lalu membantunya mengerjakan tugas tugas yang kepala sekolah berikan.
//skip//
Bel pulang sekolah telah berbunyi, Lisa merapikan bukunya dan peralatan lainnya lalu keluar dari kelas.
Saat Lisa keluar dari kelas, ia ditahan oleh Yuli dan anak-anak osis lainnya. Lisa menatap datar Yuli dkk. Seniornya yang satu itu selalu saja mengusiknya.
"Ada yang dicuekin sama Rimba nih guys". Ucap Yuli menatap sinis Lisa.
"Di bikin baper, eh ujung-ujungnya dibuang. Kasihan banget sih". Yuli kembali berbicara. Dia terlihat sangat senang jika berhasil membuat Lisa kesal.
"Udah bacotnya? Kalau udah gue mau pulang. Sumpek lihat muka lo kakak osis cantik". Lisa berbicara dengan sangat anggun. Singgungnya terdengar sangat halus.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY SENIOR (OPEN PO)
RomansaRasa kagum pada sosok senior di sekolah, itu pasti sudah wajar. Hanya sebatas kagum, mungkin. Hanya itu. Laki-laki dengan tubuh tinggi dan tegap. Pakaian paskibra yang selalu cocok jika dia yang memakainya. Matanya yang akan tertutup bila tertawa le...