8.Penjelasan

316 40 1
                                    

Lebih baik mendengar penjelasan seseorang dari pada menyimpulkan cerita sendiri.

-K&A-

🌵🌵🌵

Kaila masih memikirkan foto dari Niel tadi. Foto yang tidak dapat membuatnya tidur itu.

Niel menunjukkan foto yang dikirimkan Tara padanya. Dan foto itu lah penyebab dia tidak bisa tidur.

Kaila tidak percaya jika Tara jalan bersama Olivia. Kenapa bisa perempuan itu cepat sekali membuat Tara menyukainya.

Tara biasanya selalu pergi ke toko buku sendirian. Tapi sekarang dia pergi bersama perempuan itu.

Kaila tau jika Tara pergi ke toko buku. Karena dia selalu tau jadwal Tara pergi ke sana. Dan kalau Kaila tidak sibuk, Kaila lah yang pergi menemani Tara pergi ke toko buku.

Tapi kini posisinya telah diambil oleh Olivia. Belum seminggu perempuan itu di sini, sudah membuat Niel dan Tara berpaling darinya.

Kaila tidak bisa seperti ini, dia harus memastikan semuanya. Dia langsung mengambil handphone nya dan langsung menghubungi Tara.

Tidak butuh waktu lama, Tara langsung mengangkat panggilan itu.

"Ada apa Kai?"

"Gue dengar Lo jalan sama anak baru itu ya?"

"Olivia maksudnya? Itu cuman kebetulan aja."

"Kebetulan gimana? Lo bahkan sampai foto dia gitu."

Kaila berjalan membuka jendela kamarnya dan melihat langit malam itu.

"Niel ngasih tunjuk lo fotonya?"

"Iya."

"Lo enggak usah pikirin ya. Besok gue ceritain semuanya sama lo. Sekarang lo tidur aja, udah malam Kai."

"Gue enggak bisa tidur kalau lo enggak ceritain semuanya."

"Kai.. besok. Lo hanya perlu nunggu besok dan gue akan ceritain semuanya. Tidur malam enggak bagus buat kesehatan Kai.. tidur ya?!"

"Ya udah kalau gitu. Malam Tar."

"Malam.. mimpi indah."

Kaila langsung menutup panggilan itu. Dia menghela nafas panjang. Menatap langit malam yang gelap itu. Semilir angin menerpa wajahnya.

Setelah puas menikmati langit malam dan semilir angin itu, Kaila menutup jendela kamarnya dan pergi menuju tempat tidur yang empuk itu.

Dia mematikan lampu dan menghidupkan lampu tidurnya. Sebelum menutup matanya, Kaila menatap langit-langit kamarnya.

"Mimpiin gue ya Tar.."

Perlahan Kaila menutup matanya dan tertidur.

🌵🌵🌵

Kaila menunggu kedatangan Tara sedari tadi. Dia sudah tidak sabar mendengar pernyataan dari Tara.

Kaila tampak gelisah. Sangking gelisah nya dia tidak bisa duduk dengan tenang. Dia hanya berjalan mondar-mandir sedari tadi.

Kriett...

Kaila langsung menoleh kearah pintu. Dia langsung menghela nafas panjang. Akhirnya Tara datang juga.

Tara yang sudah tau jika Kaila menunggunya langsung meletakkan tasnya di meja dan duduk di salah satu sofa di ruangan mereka itu.

Tara menyuruh Kaila duduk dengan gerakan tangannya. Dia menepuk-nepuk sofa yang berada di sebelahnya.

Dan dengan nurut, Kaila duduk di sofa itu. Dia langsung menatap kepada Tara.

"Gimana tidurnya tadi malam? Nenyak gak?"

"Langsung to the point aja Tar!"

Tara terkekeh mendengar perkataan Kaila. Dia tidak bisa mengalihkan pembicaraannya kali ini.

"Semalam gue gak sengaja ketemu sama Olivia di Gramedia."

"Yakin gak sengaja?"

"Ya ampun Kai.. emangnya gue pernah bohong sama lo?"

Kaila tidak menjawab pertanyaan Tara. Dia sudah malas memdengar omong kosong dari Tara.

Kaila langsung berdiri dan pergi meninggalkan Tara sendiri di ruangan itu.

Ketika Kaila berjalan, banyak sekali pasang mata yang menatapnya dengan pandangan yang sulit diartikan. Kaila sangat yakin jika para murid sudah mendengar pertengkaran dirinya dengan Olivia.

Tapi Kaila sama sekali tidak mengindahkan tatapan mereka. Dia hanya berjalan tanpa menurunkan dagunya.

Kaila berjalan menuju kelasnya. Setelah dia memasuki kelas, dia melihat Olivia yang sudah duduk rapi di tempat duduknya.

Kaila berjalan mendekatinya. Dan menatap Olivia dari atas hingga bawah.

Kaila tidak menemukan sama sekali kelebihan dari Olivia. Kenapa bisa Tara dan Niel tertarik sama perempuan seperti ini.

"Selamat pagi semuanya.. ayo duduk di bangku masing-masing!"

Kaila yang mendengar perkataan itu, langsung duduk ditempatnya.

🌵🌵🌵

Kaila masih menunggu. Menunggu perempuan itu untuk pulang. Tapi sudah lebih dari sejam Kaila menunggu Olivia dan dia masih belum beranjak dari perpustakaan.

Kaila memang sedang mengawasi Olivia. Menunggu Olivia pulang dan langsung mendatanginya. Dia tidak mungkin melakukan itu disekolah. Image nya akan hancur jika dia melakukan macam-macam kepada Olivia.

Kaila masih memainkan handphone nya. Sudah lebih dari sepuluh kali managernya menelfon. Tapi sama sekali tidak Kaila angkat. Urusannya dengan Olivia lebih penting daripada project nya itu.

Kaila melirik sekilas kearah Olivia, dan dia langsung berdiri. Olivia sudah menyusun bukunya dan hendak pergi meninggalkan perpustakaan.

Kaila tetap mengikuti perginya Olivia.
Hingga Kaila lihat, Olivia masuk kedalam kamar mandi.

Kaila menatap sekelilingnya, sepi. Tidak ada satupun murid ataupun guru yang ada disini. Kaila tersenyum miring. Ide gila terlintas didalam pikirannya.

Kaila segera berjalan mendekati kamar mandi. Mengunci kamar mandi itu dari luar. Dia tersenyum senang setelah mengunci pintu.

"Selamat bermalam disini Olivia."

🌵🌵🌵

Hai-hai teman-teman.. apa kabar semuanya? Gimana nih sama part kali ini?

Jangan lupa untuk kasih bintang, komentar dan juga tambahin Bloody Bet ke reading list kalian yaa..

Love you guys...

Medan, 29 Januari 2020

bloody bet { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang