Menyukai seseorang itu hak setiap makhluk yang memilik perasaan. Rasa itu tidak bisa dipaksa ataupun di larang.-A&K-
...
"Gue suka sama Olivia."
"Lo gila?"
Niel masih terkejut mendengar perkataan Tara. Dia bahkan tidak mampu untuk menutup kedua mulutnya.
"Emangnya kenapa kalau gue suka sama dia. Enggak ada yang salah kan? Lagian hak gue untuk menyukai siapa aja."
Kaila menggenggam kedua tangannya dengan erat. Nafasnya sudah sangat memburu.
"Gue udah bilang kalau gue enggak suka sama Olivia. Dia itu rendahan Tara. Dia enggak cocok sama kita. Lo ngerti gak sih?!"
Tara langsung berdiri dari duduknya dan menatap Kaila tak kalah
tajamnya."Mau lo suka atau enggak sama Olivia itu enggak ada hubungannya Kai. Dan lo enggak berhak untuk bilang dia rendahan. Dia lebih baik dari lo."
Tanpa sadar air mata Kaila keluar.
"Lo.. lo bentak gue?"
Dengan suara yang paruh, Kaila bertanya dan kembali meneteskan air matanya.
"Lo tau apa yang baru aja dia lakukan sama gue? Dia memamerkan bunga yang gue kasih didepan semua siswi dikelas. Dia bahkan ngerendahin gue. Gue enggak percaya sahabat gue ngebentak gue hanya karena perempuan."
Tara yang mengerti kesalahannya menundukkan kepalanya. Dia sadar sudah kehilangan kesabarannya.
Tara yang sudah mengerti kesalahannya, langsung berjanji mendekati Kaila.
"Kai, maaf gue enggak sadar."
Tara mencoba untuk meraih tangan Kaila tapi dengan kasar Kaila menghempaskan tangan Tara.
"Kamu berubah Tar. Gue benci sama lo!"
Kaila langsung berlari keluar dari ruangan dan meninggalkan Tara dan Niel.
Niel yang sedari tadi hanya melihat pertengkaran mereka berdua berjalan dengan cepat ingin menyusul Kaila.
Tapi sebelum dia menggapai gagang pintu dia menoleh kearah Tara.
"Gue pikir lo terlalu serius tentang pertaruhan itu Tar. Dan juga lo enggak seharusnya berkata seperti itu kepada Kaila. Now your far too much dude."
Setelah mengatakan hal itu Niel keluar dari ruangan itu dan berlari mengejar kepergian Kaila.
Tapi dia sama sekali tidak melihat kemana perginya Kaila. Niel mencoba untuk untuk berjalan menuju parkiran sekolah. Dia berpikir mungkin saja Kaila pergi pulang. Tapi ketika dia sampai di sana, Kaila sama sekali tidak ada.
Niel sangat frustasi karena tidak dapat mengejar kepergian Kaila.
Dia berjalan kembali ingin memasuki sekolah. Tapi belum sempat dia masuk ke dalam, dia melihat Kaila pergi menaiki motor dengan orang yang sangat dia kenali.
Tatapan mata Niel membesar. Dia langsung berlari memasuki sekolah dan menuju ruangan mereka.
Ketika Niel masuk ke dalam ruangan tampak Tara masih duduk dan menundukkan kepalanya. Dia tau jika Tara sangat menyesal mengatakan hal itu kepada Kaila.
Masih dengan nafas yang memburu, Niel langsung mengambil Handphone nya yang tadi dia letakkan di atas meja.
Dia membuka aplikasi yang bisa memberitahu keberadaan Kaila sekarang.
Melihat tingkah aneh Niel, Tara langsung berdiri dan bertanya kepadanya.
"Lo kenapa kok gelisah gitu?"
Niel tidak menjawab pertanyaan Tara. Dia masih sibuk dengan handphone nya.
"Niel! Jawab!"
Niel akhirnya menatap sengit Tara.
"Ini semua gara-gara lo. Lo tau Kaila pergi sama pria itu."
Tatapan mata Tara langsung melebar. Dia sangat mengerti maksud dari pria itu yang dikatakan oleh Niel.
Dia tidak percaya Kaila masih berhubungan dengannya.
"Kemana mereka perginya?"
"Gue enggak percaya ini."
Niel menatap serius kepada Tara. Dia sangat kesal dan Khawatir terhadap Kaila.
"Kenapa? Dia dimana? "
Tanpa menjawab pertanyaan Tara, Niel langsung mengambil jaket yang dia letakkan di samping sofa. Dia berlari keluar dari ruangan itu.
Dan tanpa berpikir panjang, Tara juga mengikuti perginya Niel. Dia tidak mau jika Kaila kenapa-napa karenanya.
---
Mereka berdua menatap gedung tua yang sudah lama tidak terpakai Yang ada di depan mereka.
Mereka tidak percaya jika Kaila berada didalam sana sekarang. Dan juga motor yang tadi pria itu pakai sekarang terparkir rapi di depan gedung tua itu.
Dengan pelan tapi pasti, Tara dan Niel berjalan memasuki gedung itu. Mereka tidak bersuara. Hanya langkah kaki mereka sajalah yang terdengar. Mereka tidak mau jika Kaila sampai dilukai olehnya.
Tidak berapa lama mereka berjalan, mereka berdua melihat pria yang berjaket hitam duduk membelakangi mereka. Dia duduk di satu kursi yang sudah sedikit rusak.
"Khan!"
Tara memanggil nama pria itu. Dan dengan otomatis dia yang merasa namanya dipanggil langsung melihat kebelakang.
Pria yang dipanggil Khan itu terkejut melihat kedatangan Tara dan Niel.
"Di mana Kaila?"
Niel langsung to the point. Dia sama sekali tidak mau berlama-lama dengan pria yang ada didepannya ini.
"Kenapa kalian tanya Kaila sama gue? Bukannya kalian sahabatnya?"
"Jangan bertele-tele! Dimana Kaila sekarang."
Khan tersenyum miring melihat kekhawatiran mereka. Dia sangat senang melihat mereka merasa bersalah seperti dulu.
Khan membuka penutup kepalanya. Dan menampakkan wajah yang datarnya.
"Gue enggak percaya kalian sebagai sahabat malah memasang GPS di handphone sahabat kalian sendiri. Kenapa? Takut kejadian seperti dulu terjadi lagi?"
Tara dan Niel terdiam. Mereka tidak bisa menjawab pertanyaan yang dilontarkan Khan. Mereka berdua merasa seperti orang bodoh jika berhadapan dengan pria ini.
Senyuman sinis Khan masih terukir di wajah datarnya. Dia mengeluarkan handphone Kaila dan melemparnya kepada Tara. Dan dengan sigap Tara menangkap handphone yang dilemparkan itu.
"Dia udah gue antar pulang. Dan handphonenya kebawa sama gue. Udah jelas kan? Sekarang kalian silahkan pergi. Gue enggak mau berurusan sama pecundang kayak kalian."
Setelah mengatakan itu, Khan kembali memunggungi mereka dan duduk.
Tara yang tidak terima diperlakukan seperti itu langsung maju ingin memukul Khan. Tapi belum beberapa langkah dia berjalan, Niel lebih dulu menghalanginya.
"Lebih baik kita pergi sekarang."
Niel langsung menarik Tara keluar dari gedung tua itu.
Setelah kepergian mereka berdua, Khan kembali tersenyum miring.
"Pecundang."
---
Jangan lupa kasih bintang, komentar dan tambahin Bloody Bet ke Reading list kalian.
See you..
Medan, 6 Maret 2020
KAMU SEDANG MEMBACA
bloody bet { END }
Fiksi RemajaOlivia Chandra seorang siswa baru di SMA Kartika. Sosok Olivia yang misterius menarik perhatian dua siswa populer di sekolah itu yaitu Tara dan Niel. Tara dan Niel yang begitu tertarik kepada Olivia membuat Kaila yang notabennya sahabat mereka menja...