Teriakan-teriakan itu bagaikan lagu dengan alunan yang indah.
-A&K-
---
Mereka berempat sudah kembali berada di villa Olivia. Setelah berhasil menenangkan Kaila, mereka memutuskan untuk kembali ke villa dan akan pulang esok hari.
"Gue mau pulang sekarang Tar.."
Kaila kembali menangis. Kejadian tadi masih terus dia pikirkan.
"Kai.. ini udah malam. Besok pagi kita akan pulang, oke? Gue janji."
Niel mengelus pundak Kaila. Mereka berdua sangat merasa bersalah. Gara-gara mereka Kaila jadi seperti ini.
Olivia membawakan mereka minuman dan beberapa cemilan. Dia meletakkan nampan yang berisikan minuman di atas meja.
"Minum dulu. Setelah itu baru kita pikirkan gimana masalah ini."
Mereka bertiga pun mengambil minuman itu dan meminumnya.
Olivia yang melihat itu tersenyum tipis. Dia sangat menantikan obat itu bereaksi.
Setelah mereka meminumnya, mereka bertiga merasakan pusing yang amat sangat. Dan perlahan tapi pasti mereka tertidur.
"Gue enggak tau kenapa kalian sangat mudah dibodohi."
Olivia tersenyum dan membukakan pintu kamar mandi. Dia menyuruh seseorang yang berada di dalam untuk keluar.
"Urus mereka secepatnya!"
Pria itu membuka penutup kepalanya dan melihat Kaila, Niel serta Tara yang sudah lelap tertidur.Namun tanpa mereka sadari tara belum sepenuhnya tertidur dan dapat mendengar pembicaraan mereka.
"Kita kerjain disini?"
Pria itu bertanya kepada Olivia.
"Ya enggaklah di gudang belakang aja. Khan... Abang letakkan di sana kan?"
Pria yang dipanggil Abang oleh Olivia menganggukkan kepalanya. Mereka berdua memapah Kaila, Niel dan Tara satu persatu.
Setelah sampai di gudang, Olivia meletakkan mereka di kursi dan mengingat mereka.
Dia tidak mau jika mereka nanti keluar dari tempat ini.
"Kapan mereka bangun?"
"Satu jam lagi. Kamu siapin aja alatnya. Abang sudah tidak sabar untuk mendengar jeritan mereka."
"Harus sabar dong.. malam ini, kita akan banyak kerjaan."
Olivia dan pria itu tertawa dengan kencang. Mereka sangat bahagia melihat empat orang yang diikat dan belum sadarkan diri itu.
---
Silau dari cahaya membangunkan Tara. Dia sangat terkejut melihat dirinya sudah duduk di kursi dan terikat dengan tali. Juga kedua sahabatnya yang sama keadaannya dengan dirinya.
"Niel.. Kaila.. bangun. Niel!"
Tara mencoba untuk membangunkan Niel dan Kaila. Usahanya itu membuahkan hasil. Niel dan Kaila akhirnya membuka matanya.
"Kenapa kita ada disini? Siapa yang ngelakuin ini?"
Niel mencoba untuk menggoyangkan tubuhnya.
"Khan? Kenapa Khan ada disini?"
Tara terkejut melihat Khan yang sama keadaannya seperti mereka.
Kaila hanya bisa menangis. Dia tidak tau harus berbuat apalagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
bloody bet { END }
Roman pour AdolescentsOlivia Chandra seorang siswa baru di SMA Kartika. Sosok Olivia yang misterius menarik perhatian dua siswa populer di sekolah itu yaitu Tara dan Niel. Tara dan Niel yang begitu tertarik kepada Olivia membuat Kaila yang notabennya sahabat mereka menja...