18. Tamparan

294 31 2
                                    

Anda tidak boleh menggunakan kekuasaan untuk setiap tindakan kecil.

-A&K-

....

Kaila berjalan dengan perasaan tak menentu. Dia tidak bisa mendeskripsikan perasaannya saat ini.

Kaila berjalan memasuki kelas. Dia menatap Olivia yang berada di kursinya yang sedang membaca novel kesukaannya itu. Kaila berjalan menuju kursinya dan duduk.

Kaila sesekali melirik kearah Olivia. Dia masih tidak percaya Olivia mampu melakukan hal itu.

Tanpa dia sadar, pelajaran telah dimulai. Dan Kaila masih saja memikirkan tentang Olivia.

Olivia yang diam dan memperhatikan guru yang sedang menjelaskan di depan kelas. Dia juga sesekali mencatat di bukunya.

Kaila sekali lagi tidak percaya Olivia yang pendiam dan tidak suka terlibat masalah, mampu melakukan hal yang menjijikan seperti itu.

Kaila tidak sanggup memikirkan hal ini lagi. Dia berdiri dan mengambil tasnya dan berjalan ingin keluar dari kelas.

Tapi tangannya di sekal oleh gurunya. Guru tersebut menghentikan langkah Kaila.

"Kenapa bu?"

"Kamu mau kemana? Ini belum jam pulang, jadi kamu harus kembali duduk di kursi mu."

Kaila tersenyum sinis kepada gurunya. Dia menghempaskan tangan guru itu dengan kasar.

"Siapa sih dia? guru baru disini?"

Kaila bertanya pada siswi yang duduk  di bangku depan. Dan siswi tersebut menganggukkan kepalanya tanda bahwa guru itu memang guru baru si sekolah mereka.

"Oh pantes!"

Kaila kembali berjalan menuju Pintu kelas.

"Berhenti kamu!"

Kaila yang mendengar perintah itu, seketika berhenti. Dia kembali menghadap ke arah guru berusaha tersebut.

"Berani sekali kamu melakukan tindakan yang sangat tidak sopan. Kamu harusnya menuruti yang  dikatakan oleh gurumu. Sekarang saya suruh kamu untuk duduk di tempatmu!"

Kaila menatap guru tersenyum dengan tajam.

"Saya.enggak.mau!"

Plakk

Satu tamparan melayang ke pipi Kaila. Guru itu menampar Kaila dengan keras.

Semua siswi yang melihat itu hanya bisa langsung berdiri dari tempat duduknya.

Olivia yang melihat kejadian itu langsung berjalan kedepan dan melerai antara Kaila dan guru.

Dia tau jika tidak dipisahkan Kaila pasti akan membalas apa yang dilakukan guru itu.

Olivia langsung memegang tangan Kaila dan membawanya keluar dari kelas.

Kaila hanya diam ketika dibawa oleh Olivia. Dia masih tidak percaya ada orang yang berani menamparnya.

Olivia membawa Kaila menuju ruangan mereka. Dia membuka pintu dan mendudukkan Kaila di salah satu sofa.

Olivia juga segera mengabari keadaan Kaila kepada Niel dan Tara. Dia tidak tau harus berbuat apa lagi.

Nafas Kaila masih memburu. Dia masih menahan amarahnya.

Tidak lama kemudian Tara dan Niel datang dengan nafas yang memburu juga. Mereka berlari sangat Cepat hingga sampai kesini.

Tara dan Niel langsung mendekat kepada Kaila. Mereka berdua langsung jongkok di hadapan Kaila.

"Kai lo enggak papa kan?"

Tara terkejut melihat warna merah di pipi kiri Kaila.

"Lo ditampar Kai? Kasih tau gue siapa yang nampar lo Kaila."

Kaila menatap Tara dan Niel bergantian. Tanpa ia sadari Air matanya jatuh.

"Gue mau guru baru itu keluar dari sini Tar.. dia yang udah nampar gue. Gue gak mau lihat muka dia lagi!"

Tara segera berdiri dan mengelus rambut Kaila dengan lembut.

"Lo tenang yaa.. akan gue pastiin kalau dia akan menerima apa yang udah dia lakuin ke lo."

Tara segera mengambil handphonenya dan menghubungi seseorang.

Dia mengintruksikan untuk memecat guru baru itu dan menyuruh supaya guru tersebut tidak akan bisa kerja dimana pun.

Olivia yang mendengar hal itu langsung membulatkan kedua matanya.

"Bukannya itu keterlaluan ya? Kaila hanya ditampar, lagian. Gak seharusnya kalian menghambat karir orang seperti itu."

"Liv.. apa yang udah dilakuin guru baru itu udah sangat keterlaluan. Dia udah main fisik sama Kaila. Dan itu tidak bisa untuk ditolerir lagi."

Niel menatap tajam Olivia. Dia sangat tidak suka melihat Kaila terluka apalagi sampai menangis.

Olivia yang mendengar itu hanya diam tidak berbicara apapun lagi. Dia sangat tidak mengerti dengan cara pemikiran mereka bertiga.

Hanya karena seorang Kaila, mereka sampai melakukan apapun untuk menyenangkan hati perempuan itu.

---

Hai-hai semuanya.. jangan lupa jaga kesehatan ya..

Love you..

Medan, 21 Maret 2020

bloody bet { END }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang