4

1.4K 116 3
                                    

"Annyeonghaseyo, Namaku Miyawaki Sakura, pertukaran pelajar dari Jepang. Kemampuan Korea ku belum terlalu bagus jadi mohon kerja sama nya ya!" Perempuan manis berambut coklat ke merah itu membungkuk dalam.
Astaga, dia sangat menggemaskan.

(Gais maafkan, aku wota, dan aku prefer sakura yg di akb48, gtau knp lebih manis aja gitu >_<)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Gais maafkan, aku wota, dan aku prefer sakura yg di akb48, gtau knp lebih manis aja gitu >_<)

Gadis bernama Sakura itu dipersilahkan duduk oleh Hyuk Seonssaengnim di sebelah ku.
Matanya menangkapku kemudian tersenyum manis.
"Halo." Sapanya. Aku membalas senyumnya dan memperkenalkan diriku.
"Kim Yewon."
"Miyawaki Sakura. Semoga kita bisa berteman baik!" Aku menyetujui ucapannya.

"Baiklah, baiklah. Kita mulai pelajarannya hari ini!"
.
.
.
"Siapa piket hari ini?" Tanya Hyuk seonssaengnim setelah pelajaran selesai.
Aku langsung mengangkat tanganku cepat.

Hyuk seonssaengnim melihat kearahku dan tersenyum.
"Bisa ke ruang Min seonssaengnim? Ada tugas untuk kalian kerjakan karena hari ini Min seonssaengnim akan telat."

Aku mengedip tak percaya.
Ini minggu keduanya mengajar dan dia tidak masuk? Sungguh luar biasa.
Lalu, kenapa harus aku?
Kenapa harus di hari ketika aku piket?
Sangat menyebalkan.

"Baiklah, seonssaengnim." Kataku dan berusaha tak terlihat kesal.

Hyuk seonssaengnim mengacungkan jempolnya lalu pergi meninggalkan kelas diikuti olehku.

"Kalo boleh tau," aku memecah keheningan.
"Kenapa Min seonssaengnim akan telat?" Tanyaku.

"Dia kan terpilih jadi narasumber sejarah di sebuah TK."

"Hah? TK?"

"Semacam pengenalan sejarah secara dini."

"Aku bahkan baru belajar sejarah kelas 1 SMP, seonssaengnim. Sekolah macam apa yang-" ia memotong pembicaraanku dengan tawanya.

"Tentu saja ia tidak akan mengajar seperti 'pengertian sejarah bla bla bla, pada tahun 1900 terjadi bla bla bla' tidak, tidak akan seperti itu."

"Lalu?"

"Ia menjelaskannya dengan cara yang menarik dan dimengerti oleh anak-anak. Bahkan mungkin, ia tidak akan menyebut kata sejarah sama sekali."

Perkataannya membuatku bingung hingga aku memutuskan untuk tidak memikirkannya lebih lanjut. Tidak terlalu penting juga.

Hyuk seonssaengnim membuka pintu ruang guru kemudian menunjuk meja Min seonssaengnim.
"Itu mejanya. Aku tinggal, ya? Pelajaran selanjutnya akan segera dimulai. Terima kasih banyak, Yewon-ah." Katanya kemudian meninggalkanku sendirian di ruang guru.

Keadaan ruang guru saat itu sangat sepi. Hanya ada diriku dan bunyi AC.
Pasti semua guru sedang mengajar.

Aku mendekat ke arah meja Min seonssaengnim kemudian mencari tumpukan tugas yang bertuliskan nama kelasku.

Saat hendak mengambil tumpukan kertas yang kuduga adalah tugas, mataku menangkap sebuah pigura foto di ujung meja.
Terlihat Min seonssaengnim dengan seorang perempuan.
Oh mungkin pacarnya. Atau istrinya. Yah, aku nggak terlalu peduli.

"Hei. Apa yang kau lakukan?" Suara rendah nan dingin itu terdengar dari arah pintu ruang guru.
Aku segera menengok dan terkejut ketika melihat Min seonssaengnim berdiri disana.

"Mau ngambil tugas." Jawabku pelan.
Ia berjalan kearahku.
"Kelas XI IV?" Tanyanya dan dijawab dengan anggukanku.

Ia berdiri tepat di hadapanku saat ini.
Sangat dekat.
Oh bukan.
Ini terlalu dekat.
Hal ini membuatku merasa tidak nyaman.
Tangannya terangkat kemudian aku kira hendak memegangku atau bagaimana, tapi ternyata, tangannya meraih setumpuk tugas yang tepat berada di belakangku, di dekat punggungku.
Setelah itu memberikannya kepadaku.
Astaga aku byuntae.
Pikiran buruk, pergilah kumohon.
Itu menjijikan.

"Kau menghalangi." Perkataan dinginnya menusuk hingga membuatku langsung bergeser panik sembari meminta maaf.

Ia mendekat ke mejanya dan menatap mejanya itu.
"Dan kau tidak seharusnya melihat hal privasi." Katanya dan membalikan pigura foto tadi.
Aku mengangguk ragu dan meminta maaf lagi.

"Aku kira seonssaengnim ada acara di TK?" Tanyaku memberanikan diri.
"Selesai lebih cepat." Jawabnya kemudian pergi meninggalkanku.
Aku menghela nafas melihat hal itu lalu mengikutinya pergi ke kelasku.
.
.
.
"Apa pendapatmu mengenai Min seonssaengnim?" Tanyaku pada Sakura setelah pelajaran selesai.
"Dingin. Sangat dingin. Bahkan terkesan tidak peduli. Tapi tampan. Aku tidak mengerti bisa seperti itu." Sakura tampak berbunga-bunga selama mengutarakan pendapatnya itu.

Astaga, mau berapa orang lagi yang terpesona dengan Min seonssaengnim?
Sadarlah kalian, dia punya pacar!

She love to imagine
With Stars by her side
She glad to meet you.
Thanks for reading 🥰
Lots of love from Nana

Quiescent ✔️ •Umga//sumji• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang