19

805 87 1
                                    

Yoongi POV
"Perkenalkan semuanya, ini Lee Sunmi, guru inggris baru kita karena Park seonssaengnim mengundurkan diri." Jelas kepsek.
"Selamat pagi semuanya, mohon kerja samanya."

Setelah itu ia duduk di sebelah mejaku karena kebetulan disitulah kursi Park seonssaengnim

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah itu ia duduk di sebelah mejaku karena kebetulan disitulah kursi Park seonssaengnim.
Aku pun kembali bekerja karena tak terlalu peduli. Astaga apatis sekali diriku.

"Hei! Salam kenal!" Sapaannya membuatku terkejut.
"Salam kenal juga." Balasku dan berjabat tangan dengannya.
Ia mengerutkan dahinya ketika kami berjabat tangan.
Ada apa dengan tanganku? Lembut? Putih?

"Jadi, Yoongiya, kamu melupakanku?" Bisiknya.
Aku memandangnya bingung.
Dia kenal aku.
Tapi aku tidak mengenalnya.

"Maaf, Anda siapa?"
"Lee Sunmi. Apa kamu tidak mendengarkan ucapan kepsek tadi?"
"A-aku dengar, tapi aku tak merasa pernah bertemu denganmu."
"Menyebalkan sekali."
"Maaf."

Astaga sungguh aku lupa dia siapa.

"Kita dulu satu SMP, kamu lupa?" Tanyanya.

Ah, sekarang aku ingat.
Lee Sunmi.
Orang yang mengejar-ngejarku dulu.

"Sekarang aku ingat. Sudah lama tidak berjumpa." Ia mengangguk senang.

"Maukah kamu mengantarku keliling sekolah?"
"Kamu guru bukan murid, buat apa aku mengantarmu keliling sekolah?"
"Bagaimana kalau aku mau ke toilet?"
"Toilet ada di pojok ruangan, saat kamu masuk tadi pun kamu bisa melihatnya."
Sunmi tampak menggerutu kesal.
Aku jadi penasaran. Dia masih menyukaiku atau tidak?
Tapi ini sudah 10 tahunan sejak SMP.
Aku yakin dia punya pacar.
Lihatlah betapa cantiknya dia dan badannya pasti menarik banyak perhatian laki-laki.
Ya daritadi ia diperhatikan guru laki-laki di ruangan ini.
Well, aku prefer yang imut, mungil, badannya nggak keliatan lekukannya sih... kayak- astaga aku mikir apa.

"Ayolah, sekarang kamu sunbaenim ku lagipula." Bujuk Sunmi.
"Sepenting itu ya?" Aku masih menolak.
Tapi Sunmi terus mendesak hingga akhirnya aku mengiyakan permintaannya.
Hanya tur singkat kurasa tak masalah.
.
.
.
"Ini perpus."

"Ini kantin."

"Ini lab."

"Ini ruang kepsek."

"Ini gudang."

"Ini ruang osis."

"Ini ruang akreditasi."

"Ini gedung olahraga."

Aku benar-benar menjelaskannya singkat padat dan jelas tanpa merespon ocehannya selama perjalanan tadi.
Hingga akhirnya ia bertanya tentang relationshipku.
"Kamu sekarang udah punya pacar?"

"...belum."
Sunmi terkesima.
"Serius?"
Aku mengangguk.
"Tapi apa kamu sedang mendekati seseorang?"
Aku mengangguk lagi.
Astaga aku beneran suka si Yewon? Udah gila aku.
"Serius?"
"Serius."

"Boleh aku tau siapa?"
"Nanti juga kamu akan tau."
Sunmi terdiam mendengar jawabanku.
Mungkin saat ini ia sedang memikirkan tentang kemungkinan wanita yang bisa saja aku dekati.

"Kenapa emangnya?" Tanyaku.
Sunmi tersenyum cerah, "Aku masih menyukaimu!"
Aku terperanjat.
Setelah sekian tahun dan dia masih menaruh perasaan padaku?
Sekuat itu dia?
Aku kagum pada kaum wanita!

"Sungguh?" Sunmi mengangguk.
"Tapi jangan khawatir, aku bukan diriku yang dulu, aku tak akan mengejarmu seperti orang obsesi. Waktu merubah orang, kamu tau itu." Perkataan dewasanya membuatku lega.

"Syukurlah. Gomawo."
.
.
.
"KAMU SERIUS?!" Suran teriak histeris ketika aku mengatakan bahwa aku ingin menyatakan perasaanku pada Yewon.

"Kamu pikir selama ini aku berbohong? Hei, dua orang memperebutkannya dan kamu pikir aku nggak tertantang? Gimana kalau aku kalah? Aku kalah padahal ini pertama kalinya aku jatuh cinta?" Aku ngegas kepada Suran.

"Aku bangga padamu, lanjutkan lanjutkan. Kamu menghubungiku karena butuh bantuan or something?"

"Tidak, aku hanya mengkonfirmasikan mengenai keseriusanku. Kumohon, doakan aku agar berhasil. Aku sangat gugup sejujurnya."

"Aku mengerti. Ini pertama kalinya kamu jatuh cinta, tapi seharusnya kamu bersemangat! Jangan khawatir, segalanya akan baik-baik saja!"

"Yasudah sampai jumpa."

Aku mengepalkan tanganku, seperti sedang berusaha mengumpulkan kekuatan.
Semangat, Min Yoongi.
.
.
.
"Aku tau ini mungkin aneh, tapi ada yang ingin aku sampaikan padamu."

Yewon mengernyitkan dahinya, tapi tidak merespon.

"Sejujurnya, aku sangat menyukaimu. Dari fisik dan sifatmu. Mungil, imut, sangat menggemaskan, baik hati bahkan pintar. Rasanya segala hal baik ada di dalam dirimu."

"H-ha?" Yewon kebingungan mendengar pernyataan itu.

"Aku sangat menyukaimu Kim Yewon. Sekarang aku ingin mendengar perasaanmu padaku."

Aku membuka keras pintu kelas itu dan menatap si kelas sepuluh dengan sengit.

"S-seonssaengnim!" Yewon menatapku terkejut.

"Maaf mengganggu acara kalian. Permisi." Aku langsung keluar dari kelas dengan tatapan terdinginku.

Astaga.

She loves to imagine
With Stars by her side
She glads to meet you.
Thanks for reading 🥰
Lots of love from Nana

Quiescent ✔️ •Umga//sumji• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang