23

772 87 3
                                    

"Hey, boleh kesini sebentar, aku butuh bantuanmu untuk membawa ini ke ruang guru." Perkataan seorang guru asing menghentikanku.
"Ah iya boleh." Kataku dan membawa sebagian bukunya.

"Oh iya, kenalan dulu, aku Lee Sunmi. Lee seonssaengnim, guru inggris baru pengganti Park seonssaengnim."
"Ah, salam kenal, aku Kim Yewon."
Lee seonssaengnim terdiam sebelum memulai pembicaraan lagi.

"Aku ingin tahu sesuatu, Yewon-ah."

"Apa?"

Lee seonssaengnim mendekat kemudian berbisik, "Apa kamu menyukai Min seonssaengnim?"

Rona di pipiku terlihat sangat jelas.
Lee seonssaengnim semakin menggodaku.

"Menggemaskannya kalian."

"Eh- apa?"

"Tunggu, Min seonssaengnim belum bilang?"

"A-bilang apa?"

"Jinjja?!"

"Apa yang seonssaengnim bicarakan?"

"Nevermind. Nah itu ruangannya."

Kami masuk ke dalam yang kebetulan kosong.

"Kurasa semuanya sedang mengajar. Ah iya ini mejaku."
Aku menyimpan buku-buku itu di mejanya kemudian menengok untuk melihat meja Min seonssaengnim.
Disana masih terpajang foto dirinya dengan wanita yang tidak aku kenal.
Kalau itu bukan orang yang spesial, rasanya tidak mungkin kalau dia memajangnya kan?
Aku yakin itu pacarnya. Atau mungkin istrinya?!??!??
Astaga astaga. Itu bisa saja terjadi.
Sudah kuduga, seharusnya aku tidak menyukainya.

"Apa yang kamu liat?" Perkataan Lee seonssaengnim menyadarkanku.
"Ah tidak, aku hanya penasaran itu siapa."
"Min seonssaengnim belum pernah cerita?"
Aku menggeleng dan tertawa, "Buat apa dia cerita kepadaku lagian."

"Ngomong-ngomong tentang wanita itu, sungguh dia sangat baik. Berkarisma. Pintar. Cantik." Apa? Apa wanita itu sesempurna itu?

"Aku ingin menjadi sepertinya. Min seonssaengnim sangat menyayanginya. Ia beruntung bisa memiliki seseorang seperti Min Hyerin." Apa? Tunggu- apa? Dia istrinya Min seonssaengnim?

Perutku mendadak sakit.
Rasanya mau muntah.
Apa aku makan makanan yang basi?

"Hei kamu mendadak pucat, ada apa?"
Aku menggeleng cepat dan segera pamit ke toilet.

Astaga jadi selama ini dia sudah punya istri?
Aku- aku memang tidak punya harapan.
.
.
.
Beberapa hari setelah itu hubungan kami kembali merenggang.
Kali ini aku yang menghindarinya.
Mohon maaf, aku tidak ingin memiliki perasaan pada orang yang sudah beristri!

Urusan di rumah pun belum beres.
Kemarin Aera nyaris kabur dari rumah saking nggak mau nya masuk jurusan kedokteran.
Yah, sejujurnya dia anti banget sama hal-hal kedokteran.
Melihat sikap Aera tak membuat appa merubah keputusannya.
Eomma terus membujuk appa dengan mengatakan bahwa zaman telah berubah dan pekerjaan dokter bukanlah satu-satunya pekerjaan di dunia ini.
Tapi appa terus menekankan bahwa seluruh anggota keluarganya adalah dokter sehingga ia ingin kami berdua menjadi dokter juga.
Sehingga aku terus menyadarkannya bahwa jika kami tidak menjadi dokter, dunia tidak akan berakhir.
Ok, ceritanya panjang dan belum selesai.
Aku memang pintar menurutnya, tapi kalau aku tidak menyukai pekerjaanku, buat apa?

"Kenapa melamun?" Kata Min seonssaengnim, "Akhir-akhir ini kamu sering melamun. Ada masalah di rumah?"

"O-oh tidak." Dustaku.

"Saya tidak akan melanjutkan kelas kalau kamu tak fokus." Ya, kami sedang kelas tambahan karena nilaiku yang 0 kemarin.

"Baiklah, kalau gitu aku pulang ya." Kataku dan merapihkan barang-barangku.
Min seonssaengnim menatapku aneh. Ya, aku jarang bersikap seperti ini.
Jarang sekali.

Ia mendekat ke mejaku dan mengambil buku dari tanganku.
Aku menatap tajam dia. Wajarlah, aku lagi kesal dengannya.
"Kamu menjauhiku, ada apa?"

Aku memutarkan kedua bola mataku pertanda kesal.
"Aku tidak menjauhimu."

"Aku merasa dijauhi."

"Hanya perasaanmu."

"Kalau begitu kamu nggak perlu menghindari kontak mata denganku. Kamu nggak perlu putar balik ketika melihatku dilorong. Kamu nggak perlu mengurungkan niat makanmu ketika melihatku di kantin. Aku hidup lebih lama darimu, dan aku tau kalau ada yang menjauhiku. Jadi jawab sekali lagi, apa yang terjadi?"

"Aku menjaga jarak darimu karena mau menjaga perasaan istrimu ok?"

"Istri? Istri siapa? Aku-"

"Lalu kalau bukan istri, foto siapa yang seonssaengnim pajang di mejamu ha?"

Min seonssaengnim terdiam sebentar sebelum tertawa terbahak-bahak.

"Astaga, polosnya dirimu. Kamu denger dari siapa kalau itu istriku?"

"Dari siapapun bukan urusanmu." Jawabku tajam.

"Ok ok, kalau kamu nggak mau kasih tau, aku kasih tau ya. Dia bukan istriku. Dia kakak ku."

Aku terdiam.
Apa?
Gimana?
Sial.
Aku.
Malu.
BANGET.

MIAN KUOTA ABIS :(

She loves to imagine
With Stars by her side
She glads to meet you.
Thanks for reading 🥰

Quiescent ✔️ •Umga//sumji• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang