7

1.1K 114 1
                                    

"Aku nggak mengerti kenapa aku jadi babu kelas di tahun keduaku." Gerutuku sambil membawa setumpuk buku yang berat.

Tadi Min seonssaengnim memintaku mengambil beberapa buku dari koperasi dan ya, aku nggak bisa menolak tentu saja.
Masalahnya kenapa harus aku? Banyak laki-laki di kelasku hey!

Karena sibuk menggerutu, aku hilang keseimbangan atas bukuku dan menjadi sedikit oleng.

"Aah-!"

Tepat pada saat aku hendak terjatuh, ada seseorang yang menopang tubuhku.
Mungkinkah Min-
ASTAGA AKU MIKIR APA?!

Aku langsung menengok untuk mengetahui siapa yang menangkapku.

"Noona nggapapa?"

Sedikit kecewa, tapi aku bersyukur dia menangkapku.

"Ah, Sanha-ya! Astaga terima kasih banyak!" Kataku dan membungkuk berkali-kali, tanda terima kasih.

"Aku akan bantu," katanya dan mengambil beberapa buku dari tanganku.
"Kamu menyelamatkanku, gomawo." Kataku dan tersenyum.
"Ngomong-ngomong kenapa noona yang membawa? Bukan anak laki-laki." Tanyanya.

"Aku juga nggak tau, guru sejarah ku yang minta."

"Hei." Hawa dingin terasa.
Pasti... Min seonssaengnim.

Aku menengok perlahan dan ternyata memang benar dia berada disana.
"Kenapa anak ini membawa buku sejarah?" Tanyanya sambil melihat tumpukan buku yang Sanha bawa.

"Seonssaengnim, tadi dia nyaris terjatuh karena membawa buku sebanyak ini, jadi aku membantunya." Jelas Sanha.
Min seonssaengnim terdiam sambil menatapku.
Astaga aku membencinya.
Tatapannya.
Apa-apaan itu?!

"Berikan padaku." Perkataan Min seonssaengnim membuatku terbelalak.
Saat aku hendak memberikan tumpukan bukuku, ia berkata lagi "Bukan punyamu. Punya dia. Dia kelas 10, tidak bertanggung jawab atas buku kelas 11."
What the...
INI GURU ATAU APA?!
MINTA DITABOK BANGET ASTAGA!

Sanha yang mendengar ikutan terkejut. Ia hendak berbicara tetapi dinginnya mata Min seonssaengnim membuatnya mengurungkan niat.
Dengan sedikit terpaksa, Sanha pun menyerahkan bukunya dan meminta maaf.

Aku tersenyum pahit kemudian berterimakasih tanpa bersuara kepada Sanha.
Ia membalas senyumku dan mengangguk.

"Kalau gitu saya duluan, seonssaengnim." Pamitnya dan pergi meninggalkan kami.

Tanpa berkata apapun, Min seonssaengnim berjalan menuju kelas dan aku pun harus mengikutinya.
"Untung wali kelasnya Hyuk seonssaengnim." Batinku dan menghela nafas.

Min seonssaengnim tampak melihatku sekilas kemudian kembali fokus ke depan.

"Kerja bagus." Katanya singkat ketika kami sudah naik 5 lantai. Nggak ngerti lagi kenapa kelas aku jauh banget.
Tapi daripada membahas kelas yang jauh, tadi dia bilang apa? Dia memujiku? 'Kerja bagus' katanya? Apa?!

"A-apa?" Tanyaku bingung.
"Nilai ulangan pertamamu 91."
Hah
Apa?
HAH?!
"APA?!" Teriakku keceplosan.

Min seonssaengnim langsung menengok dan melihatku dengan heran.
"Kenapa kaget?"
Aku masih melongo tak percaya.
"Guru-guru bilang nilaimu selalu diatas 90. Kenapa kaget?" Tanyanya lagi.

"Nggak, seonssaengnim! Nilai sejarahku nggak pernah diatas 80."
Ia mengedip tiga kali.
"Benarkah?"

"Atau mungkin karena ulangan pertama jadi nilainya bagus ya?" Kataku pelan tapi terdengar oleh Min seonssaengnim.
Ah iya seingatku setelah ulangan semuanya mengeluh susah banget. "Tapi aku kemarin juga merasa kesulitan sih." Kataku lagi.

"Bersyukurlah. Teman-temanmu remedial semua." Katanya kemudian kembali berjalan.

Sejujurnya, aku lulus sendiri dan teman-temanku remedial itu sering terjadi. Tapi masalahnya, keajaiban itu tidak pernah terjadi pada pelajaran sejarah.
Aku buruk dalam sejarah.
Sangat buruk.
Terlalu buruk malah!

Bagaimana bisa aku... KEAJAIBAN DUNIA ASTAGA~!

Melihat aku yang girang diam-diam membuat Min seonssaengnim tersenyum kecil tanpa aku sadari.
Astaga ini pencapaian terbesar dalam hidupku, sungguh.
Aku sangat bahagia.

"Jangan senang dulu." Perkataan dingin Min seonssaengnim terdengar lagi.
Astaga, bisakah dia lebih hangat?
Ya tadi hangat tapi cuman beberapa detik!

"Ini baru awal semester, masih banyak ujian menanti." Sambungnya sambil menatapku.

Ah, iya, dia benar.
Aku ngga bisa bangga dengan satu nilai ini saja.
Oh sejarah, berbaik hatilah padaku.

Melihat diriku yang terdiam dan tak merespon membuatnya tersenyum tipis.

"Tidak apa, saya akan membantu agar nilaimu bagus terus seperti ini. Bersemangatlah." Katanya, dan untuk pertama kalinya, aku melihatnya tersenyum padaku.

OH TIDAK-
JANTUNGKU!

She loves to imagine
With Stars by her side
She glads to meet you.
Thanks for reading 🥰
Lots of love from Nana

Quiescent ✔️ •Umga//sumji• Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang