Hansol terdiam menatap lembar soalnya.
"Astaga, nilai macam apa ini?" Tanyanya dan menunjukkan nilainya.
Terlihat jelas angka 56 menggunakan warna merah di ujung kanan kertas itu."Aku mencium bau remed." Godaku.
"Emangnya kamu berapa?" Tanyanya penasaran.
"Aku nggak mau sombong jadi sebaiknya kamu nggak ngeliat yang punyaku."
Hansol menatapku curiga.
Aku hanya tersenyum tanpa dosa.Dalam sekejap tangannya mengambil kertas yang aku pegang.
"Hei! Aku nggak tanggung jawab kalau kau merasa down."
Benar saja.
Dia merasa down.
Genggamannya melemah hingga kertas yang ia pegang terjatuh."Astaga Wonie terlalu pintar, bagaimana caranya kamu dapet 96????" Katanya lemas.
Sakura yang mendengarnya tertawa.
"Ia belajar dengan sungguh-sungguh. Jadi wajar kalau nilainya bagus."
Aku tertawa mendengar perkataan Sakura. Apalagi setelah melihat Hansol menghela nafas."Iyadeh iya aku pemalash." Katanya dan menyimpan kertas ulangannya di dalam tas.
Hansol menutup tasnya kemudian mengeluarkan dompetnya, "Kenapa harus ada ulangan di awal semester?"
"Ini ulangan harian, Hansol-ah." Kata Dahyun yang mendengar.
Hansol menengok dan tertawa.
"Nggak tau, gelap.""Yewon-ah, kamu mau makan?" Tanya Hansol sebelum keluar kelas.
Aku mengangguk kemudian mengambil dompetku.
"Kajja." Ajaknya."Kalian mau makan juga?" Tanyaku pada teman-teman perempuan yang lainnya.
Tapi mereka tampak sibuk merias diri dan tak menghiraukanku."Udahlah, penampilan lebih penting dibanding keadaan perut mereka." Kata Hansol dan tertawa.
.
.
.
Yoongi POV
Sekolah ini luar biasa. Meskipun aku dingin, masih banyak yang menyukaiku karena wajahku.Nilai-nilai mereka buruk, aku tidak menyangka masih ada orang yang mendapat nilai dibawah 40. Ini sekolah elite tapi sepertinya mereka masih tidak memikirkan nilai.
Kecuali Kim Yewon.
Dia selalu menonjol dalam nilai.
Murid kesayangan guru-guru.
Aku dengar nilainya selalu diatas 90.
Astaga, aku bersyukur masih ada orang seperti dia di sekolah ini."Min seonssaengnim?" Aku menengok ketika namaku dipanggil.
"Ya, Kim seonssaengnim?"Ia berjalan mendekati mejanya dan duduk. "Bagaimana rasanya mengajar disini?"
"Baik, walau Saya sedikit terkejut melihat nilai anak-anak." Jelasku jujur.
Kim tertawa, "Mereka memang perlu disadarkan hahahah. Tapi Kim Yewon tidak pernah mengecewakan."
Mendengar itu aku jadi tertarik."Dia dari kelas I memang seperti itu?"
Kim mengangguk."Kesayangan guru. Setia di Rank I. Kepribadiannya pun baik. Manis, menggemaskan. Siapa yang tidak menyukainya?"
Benar. Siapa yang tidak menyukainya?
"Tapi sayang, ia jarang melihat ayahnya. Pasti dia merindukannya."
"Ayahnya kenapa?"
"Pemilik 200 klinik gigi yang tersebar di Korea. Wajarlah jarang pulang. Ya memang betul ayahnya sangat memperhatikannya, tapi bagaimanapun juga, ia pasti ingin bertemu dengan ayahnya."
Aku terdiam mendengarnya. Secara reflek aku langsung memegang pigura foto yang kupajang di mejaku.
"Min seonssaengnim merindukannya juga ya? Orang yang difoto."
Aku mengangguk."Kalau boleh tau itu siapa?"
Aku meletakan kembali pigura itu dan menengok ke arah Kim."Dia itu..."
.
.
.
Yewon POV
"Hari ini bantu aku kerjain PR dong." Pinta Hansol.
"PR apa?"
"Sejarah."
"Oh okay.""Noona!" Suara khas itu membuatku menengok.
"Sanha-ya, hai!" Sapaku sambil melambaikan tangan.
Hansol ikut menengok tapi tak menyapa."Mau makan?"
Aku mengangguk dan bertanya bagaimana dengannya.
"Aku juga, boleh bareng? Atau...?" Ia tampak menatap Hansol dan memberikan kode 'Apa aku menganggu?'
Aku menggeleng, "Kamu boleh ikut, iya kan, Hansolie?" Aku menyikut Hansol pelan.
"Iya." Jawabnya singkat.Aku heran kenapa dia selalu seperti ini kalau ada Sanha. Membingungkan.
Author POV
Tanpa sadar,
Dari kejauhan ada yang memperhatikan mereka.
Atau mungkin lebih tepatnya memperhatikan Kim Yewon.
Ia terdiam lama.
Sangat lama sampai-sampai ketiga orang itu menghilang dari pandangannya.Ia menghela nafas panjang.
"Sadarlah, Min Yoongi. Kamu baru seminggu disini, nggak boleh suka sama murid kamu sendiri." Batin si guru sejarah baru, Min Yoongi.Sebenarnya menyukai Yewon tak masalah, karena mereka hanya berselisih 5 tahun. Tapi keadaannya tidak memungkinkan. Ia seorang guru sekarang, bukan kating.
"Aku tertarik dengannya, bukan berarti aku menyukainya." Batinnya lagi kemudian pergi.
She love to imagine
With Stars by her side
She glad to meet you.
Thanks for reading 🥰
Lots of love from Nana
KAMU SEDANG MEMBACA
Quiescent ✔️ •Umga//sumji•
FanficDua orang memperebutkanku dan aku sibuk memikirkan perasaanku pada guru sejarahku! Astaga, apa yang harus aku lakukan?! Keep Love and Support Bangchin -Navi 💜 A U T U M N 2019- ✨ HIGHEST RANK #1 UMGA #8 YEWON #3 SUNMI #1 SANHA // Dulu judulnya...