"Kei? Bagaimana kemarin? Kamu bisa menahan Saiki-kun?" Tanya Reishi saat bertemu Keita di rumah sakit.
Keita menatap Reishi dan menggeleng. "Saiki hanya mengatakan pada Rui-kun kan?"
"Iya, Louis bilang dia terlihat memikirkan sesuatu sebelum Louis bertanya ada apa dengannya."
"Mungkin dia memang sudah memikirkannya. Dan memantapkan keputusannya saat bicara pada Rui-kun." Keita menatap Reishi yang seperti ingin menanyakan banyak hal padanya.
"Dia meninggalkan surat. Dan meminta aku jangan mencarinya. Dan aku hanya memberinya waktu satu minggu. Aku hanya bisa satu minggu. Bila dia tidak kembali juga setelah satu minggu, aku akan ke sana walau aku tidak tau di mana rumahnya dan tidak akan kembali ke Tokyo tanpa dirinya."
"Kamu sudah meneleponnya?"
"Dia mematikan ponselnya, atau mengganti nomornya. Aku tidak tau. Saat aku mencoba menelepon ayahnya juga tidak diangkat."
"Pasti Saiki-kun yang meminta."
"Ya..." Keita merebahkan kepalanya ke meja dan menutup matanya. "Hanya satu minggu... aku akan mencoba menahannya."
Reishi menepuk pelan punggung Keita. "Rasanya, susah sekali untuk mendapatkan Saiki ya? Banyak sekali yang harus kamu lalui."
Keita mengangguk. "Tapi aku tidak akan menyerah, selama hatinya masih milikku. Sejauh apapun dia pergi aku akan membawanya kembali."
###
"Ada apa Sacchan? Benar-benar membuatku kaget tiba-tiba pulang. Keita-kun meneleponku tapi tadi kamu bilang jangan diangkat," kata Masaki yang baru pulang dari kantornya. Dia mengusap kepala Saiki yang berbaring di ranjangnya dengan wajah sedih.
"Otou-chan... maaf membuatmu terkejut. Aku tidak tau bagaimana cara menghadapi ini semua." Saiki mengusap matanya yang basah dan duduk dengan pelan.
"Maksudnya? kamu ada masalah apa dengan Keita-kun sampai pulang kesini?"
Saiki menggeleng. "Keadaanku sekarang jauh berbeda dengan sebelum aku kecelakaan, dan rasanya sangat berat untukku jalani, Otou-chan. Aku tidak bisa menjadi dokter dengan daya ingat seperti ini. Kemarin ini aku sempat lupa kenapa aku ada di Shibuya dan tidak tau Keita di mana. Aku selalu merepotkan Keita. Jadi... aku pulang karena tidak tau harus bagaimana. Aku ingin mencari jalan keluarnya di sini."
Masaki memandang Saiki dengan sendu dan memeluk Saiki dengan lembut. "Sacchan, aku senang sekali kamu pulang. Tapi kalau itu alasanmu aku tidak setuju. Kenapa kamu dengan mudahnya menyerah? Kamu ingin di rumah saja tanpa melakukan apa-apa? Orang lain banyak yang kurang beruntung darimu tapi tetap berusaha menggapai impian mereka. Sacchan, kamu juga tidak bisa jauh dari Keita-kun kan?"
Saiki mengangguk pelan dan mengusap pipinya. "Hal yang paling berat adalah Keita, Otou-chan. Aku bingung, aku tidak bisa tanpa dirinya, tapi aku tidak sanggup selalu membebaninya seperti ini."
"Keita-kun tidak akan pernah menganggapmu beban, nak. Aku bisa melihatnya ketika dia merawatmu tanpa tidur ketika koma. Dia bahkan tidak memikirkan kesehatannya sendiri. Aku tidak pernah melihat laki-laki yang bisa menyayangi sebesar itu. Sacchan, kamu tidak mau menyesal kalau kehilangan Keita-kun kan?"
Saiki terdiam dan menatap Masaki dengan bingung. "Aku tidak mau..."
"Tunjukkan padanya kalau kamu juga sangat menyayanginya. Dan membutuhkannya. Tanyalah padanya, bahkan kamu tidak bisa bergerak sekalipun dia pasti akan tetap bersamamu."
"Otou-chan..." Saiki kembali menangis membenamkan wajahnya di dada Masaki.
"Kamu harus kuat Sacchan, ada aku, Keita-kun dan juga teman-temanmu yang mendukungmu. Jadi jangan mudah menyerah. Aku tau itu berat. Aku bisa membayangkan beratnya hari yang kamu jalani dengan perubahan sedrastis itu. Tapi kamu tidak punya alasan untuk menyerah. Kalau kamu tidak bisa menjadi dokter, kamu bisa melakukan hal lain. Masih banyak jalan yang kamu temui untuk tetap menjalani hidup ini."
![](https://img.wattpad.com/cover/162625778-288-k560833.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Two of Us (Yaoi) [Completed]
RomanceSaiki dan Keita mulai tinggal bersama di apartemen yang Saiki tempati. Saiki sering mencandai Keita kapan menikah sejak mendapat kabar Reishi dan Louis yang sudah menikah di Amerika. Kehidupan mereka berjalan dengan baik dan bahagia. Namun semuanya...