Bonus

2.8K 172 13
                                    

Bagaimana kalau keempat sahabat keren ini mendadak harus jadi pengasuh bayi?

_______________________________________

"Huaamhh..." Reishi menguap sambil meregangkan tubuhnya dan melihat keluar jendela.

"Di luar pasti panas sekali ya? Aku rasanya melihat fatamorgana di atap apartemen sebelah," kata Reishi dan melirik Louis yang masih berbaring di balik selimut.

"Louis, bagaimana kalau kita surfing lagi? Sekarang tidak akan sedingin waktu itu, ayo! Kita ajak Kei dan Saiki-kun." Reishi melompat ke kasur dan menghimpit Louis yang belum sepenuhnya sadar.

"Mmhh..." Louis mendorong Reishi dan menyembunyikan kepalanya di balik bantal.

"Ya ampun, tau lagi liburan kamu benar-benar memanfaatkannya yah?" Reishi menarik bantal itu dan melakukan headlock pada Louis.

"R-Reishii... aku mengantuuk..." jawab Louis masih menutup matanya. Dia mengecup lengan Reishi dan tidur lagi.

"Hei, Louis-" Reishi berhenti karena mendengar bunyi bel.

Reishi membuka pintu dan tertawa.

"Senpai! Ayo kita jalan-jalan?" Ajak Saiki bersama Keita yang berdiri di sebelahnya.

"Kita sepikiran, aku tadi ingin mengajak surfing, tapi Louis susah sekali dibangunkan. Kalian mau kan surfing?"

"Tentu saja! Pasti asyik sekali, aku pernah mencobanya waktu SMA," jawab Saiki. Dia dan Keita melepas sepatu dan menggantinya dengan slippers.

"Aku bangunkan Louis sekali lagi, oh ya Kei, Saiki-kun, sudah sarapan?" Tanya Reishi.

"Sudah, sebelum ke sini sarapan dulu," jawab Keita dan duduk bersama Saiki di sofa.

"Oke, kami belum sih. Hehehe." Reishi terkekeh dan melirik pintu yang belnya berbunyi lagi.

"Ya?" Reishi membuka pintu dan menatap bingung pada tamunya yang seorang wanita dan menggendong bayi.

"Maaf, aku boleh minta tolong?" Kata tamu itu.

"Ya? Anda dari mana?" Tanya Reishi.

"Saya tetangga sebelah anda, baru saja pindah tadi malam. Saya minta tolong boleh titip bayi saya sebentar saja karena masih ada barang-barang yang harus saya ambil. Saya belum tau dimana menitipkan anak di sini, saya single parent."

"Hah?" Reishi tidak tau mau menjawab apa saking kagetnya.

"Aku sudah coba mengetuk pintu sebelah kanan tapi tidak dijawab, aku boleh minta tolong, tidak lama kok," kata wanita itu lagi.

"B-baiklah, tidak lama kan? Aku belum pernah mengurus bayi," jawab Reishi berkeringat.

"Iya, di tas ini sudah ada popok, baju dan susunya. Kalau misalnya selama saya pergi ternyata dia haus atau buang air. Ini nomor telepon saya, nama saya Ruka, saya titip Ryuji ya, terima kasih." Wanita itu memberikan bayinya pada Reishi yang kebingungan dan buru-buru pergi.

"Wanita itu serius meninggalkan bayinya pada kita?" Tanya Saiki yang berdiri di belakang Reishi yang membeku.

Bayi yang bernama Ryuji itu tiba-tiba menangis membuat Reishi dan Saiki kaget.

"Aah! R-Ryuji-chan, jangan menangis. Kamu kenapa? Haus? Iya? Aduh!" Reishi menutup matanya ketika dagunya kena tendang oleh Ryuji kecil.

Saiki menutup mulut menahan tawa. "Kita bawa saja ke kamar satu lagi, kalau misalnya dia tidur lebih aman."

"Iya tapi tangisannya keras sekali." Reishi berbalik dan melihat Keita yang susah payah menahan senyumnya.

"Jangan senyum-senyum begitu! Bantu aku! Kenapa aku malah didatangi bayi sih?" Tanya Reishi frustasi sambil berjalan ke kamar sebelah kamarnya dan Louis.

Just Two of Us (Yaoi) [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang